9 Terduga teroris di Tolitoli mau gabung ISIS & serang markas TNI
Merdeka.com - Densus 88 menangkap sembilan orang terduga tindak terorisme di Tolitoli dan Parigi, Jumat (10/3). Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi mengungkapkan mereka merupakan kelompok yang berbaiat untuk ISIS.
Kesembilan orang tersebut, kata Kapolda kepada wartawan di Poso, Minggu petang, berbaiat untuk ISIS melalui seorang ustad bernama Basri yang tinggal di Kota Makassar.
Mengenai identitas ustad Basri tersebut, polisi menolak menjelaskan karena masih dalam penyelidikan polisi.
-
Kenapa Densus 88 menangkap terduga teroris? 'Kita tidak ingin persoalan di medsos yang dipicu oleh orang-orang seperti itu memberikan kegaduhan di dunia maya yang tidak hanya didalam negeri tapi bisa di luar negeri karena tokoh sekelas atau figur sekelas seperti Paus keramaian di medsos akan mengganggu kegiatan,' ucap dia
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat penangkapan terduga teroris? 'Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya,' kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Siapa yang menerobos iring-iringan TNI? Tampak emak-emak ini menerobos iring-ringan TNI yang hendak mengantar Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar yang akan purna tugas dari Makodam ke Mapolda Aceh.
-
Bagaimana Densus 88 mengantisipasi ancaman teroris? 'Kita akan lanjutkan penyelidikan dan penyidikan untuk menjawab salah satunya pertanyaan seperti tadi,' ucap dia.
Namun mereka tidak terkait dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin oleh almarhum Santoso, yang diburu oleh Satgas Operasi Tinombala di Poso.
"Mereka adalah kelompok yang baru terbentuk di Sulteng," ujar Kapolda yang didampingi Kasat Brimob Polda Sulteng dan Kapolres Poso. Demikian dikutip Antara.
Sesuai hasil pemeriksaan terhadap kesembilan terduga teroris itu diketahui bahwa mereka merencanakan peledakan bom, menyerang markas Brimob dan TNI di Kabupaten Toli-toli.
Mereka menerima paket bahan pembuatan bom dari Ikwan di Kota Palu, dan melakukan baiat terhadap ISIS melalui Ustad Basri di Makassar, dan melakukan survei aksi penyerangan.
Sementara dari para terduga teroris itu ditemukan sembilan barang bukti, seperti tiga kantong pupuk KNO3, dua botol cairan spirtus berukuran masing-masing 600 ml, dua botol air aki, empat kantong plastik arang kayu, satu kantong belerang, satu kantong plastik paku, satu buah tabung gas elpiji, tujuh buah telepon seluler, satu buah buku tabungan Bank BNI Rekening 0439088386 atas nama Samsuriyadi.
Sementara terkait dengan aksi pembakaran gereja di Kota Palu dan Poso belum lama ini, menurut Kapolda, belum diketahui keterkaitannya dengan kelompok ini.
"Masih dalam penyelidikan dan pemeriksaan," ujarnya.
Sementara itu dalam siaran pers yang diterbitkan Kabid Humas Polda Sulteng disebutkan bahwa kesembilan orang itu ditangkap di tempat berbeda pada Kamis dan Jumat (9-10/3).
Kesembilan terduga teroris itu masing-masing IRH alias AAN, warga Desa Dangi, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parigi Moutong dibekuk di Parigi, AJ alias Jufri alias Abay, beralamat di Jalan Buyu Biongo, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, ditangkap di Kelurahan Tawaeli, serta MD alias D alias Kelo, alamat Jalan Tanggul, Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, ditangkap di Kelurahan Tawaeli.
Sedang enam orang ditangkap pada Jumat (10/3) di salah satu cafe di Kota Toli-toli, Kabupaten Toli-toli, masing-masing SMD alias SAM, alamat Jalan Veteran 2 Toli-toli, KIF, alamat Jalan Pulau Irian, Kelurahan Gebang Rejo, Kota Poso, SYN, alamat Jalan Pulau Bali, Kelurahan Gebang Rejo, Kota Poso, DWN alias ALI, Jalan Pulau Sabang, Kelurahan Gebang Rejo, Kabupaten Poso, IRS alias ICAN, alamat Desa Latapan, Kecamatan Galang, Kabupaten Toli-toli.
Ada juga JEF yang diketahui lahir di Lampung, alamat Desa Siring Jaha, Kecamatan Sido Mulia, Kabupaten Lampung Selatan.
"Untuk pengembangan selanjutnya, kami akan kabarkan setelah hasil penyelidikan dan pemeriksaan selesai," ujar Brigjen Rudy Sufahriadi. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Densus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaDetasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali mengamankan satu orang anggota teroris di Sulawesi Tengah Sulteng.
Baca SelengkapnyaDensus 88 menangkap sebanyak tujuh orang terduga pelaku teroris yang mencoba melakukan aksi provokasi selama kedatangan Paus Fransiskus
Baca SelengkapnyaTiga narapidana terorisme (napiter) mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca SelengkapnyaProses penyidikan masih terus dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri.
Baca SelengkapnyaDua orang diantaranya yaitu RR dan AS ditangkap di Kabupaten Tojo Una-Una, dan satu orang lagi inisial MW diamankan di Penaraga, Nusa Tenggara Barat.
Baca SelengkapnyaTukang Servis HP Ditangkap Densus 88 di Samarinda, Ternyata Bendahara Jemaah Islamiyah
Baca Selengkapnya"Dampak perang Israel-Palestina tentunya juga membangkitkan sel-sel yang terafiliasi dengan teroris,
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca Selengkapnya