Anggota DPR Sahroni: Geng Motor ‘Sekolah Dasar’ Bagi Para Kriminal
Polisi larang geng motor mendapatkan SKCK agar beri efek jera.
Polda Sumatera Utara tidak akan mengeluarkan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) kepada anggota geng motor yang terbukti melakukan pidana dan meresahkan masyarakat.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi, menyebut hal tersebut sebagai langkah tegas polisi untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat.
Sebelumnya, Polda Sumut menggelar patroli skala besar untuk mencegah kejahatan jalanan.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengatakan, jangan sampai aksi geng motor dianggap sebagai kejahatan ringan. Padahal, aksi mereka sangat merugikan masyarakat.
“Saya sangat sepakat dengan langkah tegas yang dilakukan Polda Sumut, dan saya minta semua Polda juga harus punya sikap yang demikian. Karena negara harus menekankan bahwa geng motor ini merupakan kriminal, kelompok penjahat,” ujar Sahroni.
Bikin Jera Geng Motor
“Tidak boleh dianggap sebatas aksi seru-seruan, lifestyle, atau kenakalan semata. Mereka itu cikal bakal pelaku kejahatan yang lebih serius. Dan jelas-jelas aksinya telah mengganggu Kambtibmas,” tambah Sahroni.
Lebih lanjut, Sahroni menilai, aksi geng motor merupakan ‘pintu’ bagi tindak kriminal lainnya. Sehingga penanganannya pun harus tegas sejak dini, dan tidak bisa disepelekan.
“Jadi semakin dibikin jera, semakin bisa dicegah, akan semakin bagus. Karena geng motor itu sudah ibarat ‘sekolah dasar’ bagi para kriminal. Setelah ‘lulus’ dari situ, setelah punya validasi, mereka lanjut jadi preman, penjahat, pembunuh, dan lain-lain,” terang Sahroni.
“Jadi memang dasarnya sudah punya watak kriminal, ditambah dirawat oleh lingkungan kriminal, ya ujung-ujungnya hanya akan melahirkan pelaku kejahatan baru. Makanya mending sejak awal diputus rantai siklusnya. Dibina sebelum terlambat,” tambah Sahroni.
Oleh karenanya, Sahroni berharap, aparat penegak hukum, khususnya kepolisian, bisa bertindak tegas dan memaksimalkan pencegahan terhadap tren geng motor ini.
“Tapi kalau sudah tidak bisa dibilangin, tidak bisa diarahkan, ya langsung kasih tindakan tegas dan efek jera saja. Yang galak pokoknya,” tutup Sahroni.