Basarnas kembali temukan 2 bagian besar AirAsia QZ8501
Merdeka.com - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan pihaknya kembali menemukan dua bagian besar milik pesawat AirAsia QZ8501. Ia menambahkan, total penemuan bagian besar milik pesawat AirAsia QZ8501 berjumlah empat bagian.
"Yang dua sudah disampaikan tadi. Pada pukul 23.40 tadi malam ditemukan bagian pesawat dengan dimensi 9.4x4.8x0.4 meter, kemudian pukul 05.43 WIB tadi pagi menemukan tambahan obyek pesawat dengan dimensi 7.2x0.9x0.5 meter. Siang hari pukul 13.30 WIB masih kapal Geo Survey temukan obyek dengan dimensi 18x5.4x2.2 meter. Pada pukul 14.25 WIB temukan bagian dengan ukuran 12.4x0.6x0.5 meter," katanya di kantor Basarnas Jakarta, Sabtu (3/1).
Soelistyo meyakinkan bahwa temuan-temuan itu benar-benar milik AirAsia QZ8501 berdasarkan analisa dasi hasil tangkapan sistem sonar. Kendati demikian ia mengatakan pihaknya masih berencana menurunkan Remotely Operated Vehicle (ROV) ke dasar laut untuk mengambil objek visual (gambar) dari temuan-temuan tersebut.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan penyelam itu? 'Ini adalah bagian besar dari gading Mastodon yang sudah lama punah,' ujar Lundberg, dilansir Independent, Minggu, (9/6).
"Itu kan ada tim sonar, ada analisis dari hasil tangkapan sistem sonar itu. Sebenarnya masih ada satu yaitu penurunan ROV untuk pengambilan gambar," katanya.
Rencananya, penurunan ROV dilakukan pagi tadi. Namun karena faktor cuaca yang tidak bersahabat rencana itu diundur hingga esok hari.
"Penyelaman itu harusnya dilakukan tadi, tapi karena gelombang baru reda ketika matahari tenggelam, makanya dilanjutkan besok. ROV yang kita turunkan itu tidak bisa lakukan pengambilan gambar karena arusnya 2 knot. Saya putuskan semua standby, terus besok pagi-pagi lakukan penyelaman," terangnya.
Ia mengatakan, sesuai ramalan BMKG, kemungkinan besar cuaca esok hari akan lebih baik dari hari ini.
"Besok kita punya harapan, tinggi gelombang 1.5-2M berarti berikan peluang untuk bisa dapatkan hasil yang lebih baik," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret kapal perang pemburu ranjau di dasar laut milik TNI AL.
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaBangkai dua pesawat Super Tucano yang jatuh di Pasuruan, Jawa Timur, dipotong-potong menjadi bagian lebih kecil untuk memudahkan proses evakuasi.
Baca SelengkapnyaBKSAP DPR mengunjungi kapal OceanX, Ocean Explorer atas undangan organisasi OceanX di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaTim TNI Angkatan Udara (AU) sedang berkonsentrasi mencari data recorder di lokasi jatuhnya dua pesawat Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPesawat Boeing surveillance atau pengintai, untuk membantu proses pencarian kapal LCT XX yang hilang di Laut Papua.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi nelayan dari dermaga yang berada di Kecamatan Tegalbuleud ini membutuhkan waktu yang cukup lama yakni dari pagi dan baru selesai sore.
Baca SelengkapnyaBanyak hal yang mereka temui di kedalaman lubang itu.
Baca SelengkapnyaBea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca Selengkapnya