Berburu Hingga Menikmati Belalang Goreng, Kuliner Musiman di Banyuwangi
Merdeka.com - Memasuki bulan suci Ramadan, sajian kuliner musiman belalang goreng masih bisa didapatkan di Kabupaten Banyuwangi. Berburu belalang ini berlangsung sejak masuknya musim penghujan dan berakhir di musim kemarau.
Hingga Bulan April saat ini masyarakat masih banyak yang berburu di kawasan hutan jati, KPH Banyuwangi Selatan, Kecamatan Purwoharjo.
Khoirul (45) salah satu warga Kecamatan Muncar menjadi salah satu pemburu belalang untuk mengisi waktu senggangnya. Menurutnya waktu yang tepat untuk berburu belalang yakni di malam hari. Cukup berbekal lampu senter dan tempat menaruh belalang, Khoirul sudah bisa mendapatkan ratusan belalang dalam waktu kurang dari dua jam.
-
Apa profesi perempuan tersebut? Perempuan tersebut terlihat sedang menjamu tamunya dengan sangat baik.Mereka kemudian berbincang panjang dan menjelaskan masing-masing latar belakangnya. Perempuan pemilik warung sekaligus tukang pijat itu pun akhirnya mengaku bahwa ia bekerja di bidang tersebut karena terpaksa.
-
Bagaimana Ibu Putri memulai usaha batiknya? Berawal dari Pandemi Putri bercerita ia merintis usaha batik itu waktu masa pandemi COVID-19. Waktu itu ia termasuk salah satu warga yang kena COVID-19.Setelah pandemi mereda, kampungnya mengadakan pelatihan membatik. Saat itu Ibu Putri tidak ikut sebagai peserta. Di sana ia bertugas sebagai tukang masak. Namun di sela-sela waktu, ia ikut melihat proses membatik itu.Selesai pelatihan, ia mengambil sisa limbah untuk dibawa pulang. Selama mengisi hari-hari di rumah, ia memanfaatkan waktu untuk belajar membatik secara autodidak di rumah. Lama-lama ia ketagihan membatik. Mulai saat itulah Ibu Putri mantap untuk merintis usaha batik.
-
Kenapa Ratmi memulai usaha keripik bayam? Setelah gempa, kami benar-benar kehilangan segalanya. Suami saya diberhentikan dari pekerjaannya, dan saya bingung harus berbuat apa,' kenang Ratmi dalam tayangan YouTube Lempar Dadu, dikutip Selasa (19/11). Di tengah keterbatasan, Ratmi bangkit dan memulai usaha keripik bayam di Jetis, Bantul, Yogyakarta.
-
Kenapa Rahma Putri Permadi merintis usaha katering? Menurut nya, usaha katering ini dimulai dari keinginannya berbisnis makanan beberapa tahun lalu. Kala itu, dirinya yang baru saja keluar dari pekerjaannya usai menikah ingin tetap produktif.
-
Bagaimana Ibu Dewi memulai bisnisnya? 'Awalnya budhe di Semarang yang ngasih ide kenapa tidak jualan bawang goreng, dia jualan di sana laris. Terus saya pergi ke Semarang, diajari budhe caranya menggoreng bawang, nginep sana tiga hari,' ungkap ibu tiga anak ini saat ditemui Merdeka.com, Kamis (18/4/2024).
-
Kenapa Ibu Yatin memulai usaha rengginang? 'Saat itu, saya hanya berpikir bagaimana caranya bisa membantu suami. Anak-anak masih kecil dan butuh biaya sekolah, jadi saya putuskan untuk memulai usaha ini dari rumah, supaya tetap bisa menjaga anak-anak,' kata Yatin dalam tayangan YouTube Lempar Dadu, dikutip pada Kamis (10/10).
"Kalau malam belalang hanya hinggap di pohon-pohon jati, dia tidak akan terbang meski didekati atau ada gerakan. Jadi tinggal ambil saja. Juga kalau ada pohon jati yang masih bisa digoyang, nanti belalang akan jatuh dari hinggapannya," kata Khoirul saat dihubungi via telepon, Rabu (29/4).
Hasil berburu belalang biasanya dia nikmati sendiri bersama keluarga. Namun banyak pula pemburu belalang yang berniat untuk menjual hasil buruannya.
"Kalau harga jualnya 100 belalang itu Rp 10-15 ribu. Tapi memang gampang kok nyarinya, tinggal nagkepin," kata pria yang sehari-hari menjadi sopir angkutan barang di desanya ini.
"Sekarang sepi angkutan, jadi saya banyak waktu luang. Mungkin karena dampak wabah corona ini," ujarnya.
©2020 Merdeka.comPedagang belalang mentah maupun yang sudah digoreng ini mudah dijumpai di sepanjang jalan Jatirejo, Desa Glagahagung, dan jalan menuju Pantai Grajagan, Kecamatan Purwoharjo.
Salah satu pemuda asal Genteng Kabupaten Banyuwangi, Suci Rachmaningtyas (30) mencoba membuka bisnis belalang goreng. Perempuan yang aktif di tour and travel dan tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) ini coba memanfaatkan peluang bisnis di tengah tutupnya bisnis pariwisata akibat wabah.
"Sejak Februari saya nganggur karena pariwisata tutup. Semua cari kerjaan sampingan. Salah satunya saya jual belalang goreng. Saya beli belalang mentah sampai 2000 ekor. Harganya per 200 belalang variatif, ada yang Rp 30.000. Itu semua saya olah digoreng dan saya jual," ujar perempuan yang akrab disapa Tyas ini.
Belalang goreng tersebut, dijual dengan harga Rp 45 ribu per 200 gram dan Rp 25 ribu per 100 gramnya. Tyas coba menjual belalang goreng tersebut via online di akun media sosial @belgor.id, hasilnya banyak warga luar Banyuwangi yang penasaran dan membeli.
"Kenapa jual belalang karena aku lihat peminat di luar daerah sangat besar, terutama untuk penjualan online. Kalau peminat yang banyak dari kabupaten luar, seperti Jember, Surabaya," kata Tyas.
Proses pengolahannya, belalang tersebut dibersihkan bagian sayap, bagian kaki yang berduri dan jeroan belalang. Setelah bersih, belalang tersebut digoreng kering dengan rempah Nusantara. Hasilnya, tetap gurih dan renyah hingga waktu cukup lama.
"Kalau digoreng kering dan dikemas rapat, bisa tahan dua-tiga bulan tetap gurih," ujarnya.
Tyas sendiri memilih mengenalkan potensi kuliner lokal Banyuwangi, salah satunya karena belalang menjadi jenis makanan alternatif protein hewani yang lebih ramah lingkungan.
"Karena belalang merupakan variasi lauk protein hewani yg lebih rendah emisi, dibandingkan dari kotoran hewan lain seperti sapi atau ayam," jelasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ia adalah pionir IKM bawang goreng di Kabupaten Bojonegoro
Baca SelengkapnyaSeorang wanita paruh baya pilih berjualan di tengah hutan dan gunung selama 24 jam sehari untuk penuhi kebutuhan keluarganya.
Baca SelengkapnyaPandemi Covid-19 menjadi pukulan telak bagi banyak pebisnis, termasuk bagi Komang Ari Widianti.
Baca SelengkapnyaUsut punya usut, dulunya merupakan wanita yang berprofesi sebagai seorang awak kabin pesawat.
Baca SelengkapnyaIde kreatifnya muncul karena melihat banyak buah salak di sekitar tempat tinggalnya
Baca SelengkapnyaHasil olahan bunga rosela bisa beraneka ragam dan punya banyak khasiat
Baca SelengkapnyaIdenya berawal saat melihat banyak pepaya terbuang sia-sia.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang memutuskan untuk resign dari kantor dan merintis usaha dari nol di kampung halaman.
Baca SelengkapnyaDewi Rahayu adalah pelaku usaha keripik tempe sagu yang berbasis di Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaBenny pun ingin berinovasi dan mulai menggali potensi tempe lebih dalam lagi.
Baca SelengkapnyaDia pernah kecewa terhadap Tuhan karena wawancara kerjanya gagal menjadi pramugari.
Baca SelengkapnyaBenny mengaku bahwa produksi tempenya tak terlalu berpengaruh oleh adanya pembatasan mobilitas masyarakat saat pandemi Covid-19.
Baca Selengkapnya