Berusaha bunuh sipir, napi asal Australia tak dapat remisi

Merdeka.com - Renae Lawrence (35) napi asal Australia yang berencana membunuh sipir Lapas Kerobokan Bali, terancam tidak akan menerima remisi atau pengurangan masa hukuman.

Kepala Lapas Kerobokan Gusti Ngurah Wiratna mengatakan, Renae tidak akan menerima remisi dalam jangka waktu tertentu. "Pada Hari Raya Natal Desember nanti dan HUT Kemerdekaan 2014, dia tidak akan menerimanya," kata Wiratna di Denpasar, Selasa (29/10).

Menurut Wiratna, Renae berencana membunuh dua sipir wanita hanya karena keinginannya tidak dipenuhi. Apalagi dua sipir yang dijadikan target merupakan petugas yang disiplin dan tegas.

Terkait bantahan Renae soal rencana pembunuhan itu, Wiratna menyatakan itu sepenuhnya hak dia. "Kalau semua maling ngaku, penjara jadi penuh. Saya berbuat karena ada dasarnya, ada akibat ada sebab," tegas dia.

Akibat rencana pembunuhan itu, Renae telah dipindahkan ke penjara terpencil, yakni di Rutan Negara, Jembrana. Sedangkan Joaninha Maria Sonia Gonzales, napi asal Timor Leste yang ikut terlibat telah dipindah ke Rutan Bangli.

Dengan kasus itu, peluang Renae untuk kembali ke Lapas Kerobokan sangat kecil. "Kemungkinannya susah. Mudah-mudahan di rutan. Negara dia bisa menjadi lebih baik," imbuh Wiratna.

Seperti diberitakan sebelumnya, rencana pembunuhan itu terungkap dari pembicaraan melalui BBM milik Renae dan Sonia. Isinya Renae memerintahkan kepada Sonia untuk membunuh dua sipir wanita.

Renae divonis 20 tahun penjara atas kejahatan penyelundupan 8,2 kilogram heroin dari Bali ke Australia pada April 2005 lalu. Kejahatan itu dia lakukan bersama delapan temannya dari Australia atau dikenal sindikat Bali Nine. (mdk/cob)