Bidan Diduga Malpraktik Pasien Maag hingga Meninggal Punya Jabatan Mentereng di Prabumulih
Penyelidikan setelah video pengobatan ZN viral di media sosial.
Inspektorat Prabumulih, Sumatera Selatan, memeriksa bidan ZN karena dituding melakukan malpraktik pasien maag menjadi gagal ginjal hingga meninggal.
Bidan Diduga Malpraktik Pasien Maag hingga Meninggal Punya Jabatan Mentereng di Prabumulih
Penyelidikan setelah video pengobatan ZN viral di media sosial.
Inspektur Prabumulih Indra Gunawan mengungkapkan, pemeriksaan dilakukan di kantornya, Jumat (3/5). ZN awalnya tengah menghadiri kegiatan di luar kota sehingga dijemput ke Prabumulih.
"Tidak sengaja dijemput tapi kebetulan ada staf kita di sana sehingga sekalian ikut. Pemeriksaannya sudah dilakukan kemarin," ungkap Inspektur Prabumulih Indra Gunawan, Sabtu (4/5).
Indra belum menyebut adanya pelanggaran karena masih dalam penyelidikan. Tim juga akan mencari dan mendalami informasi-informasi tambahan dari pihak lain.
"Masih diproses, nanti kita lapor ke atasan," kata Indra.
Indra menjelaskan, ZN berstatus sebagai Lurah Cambai. Hanya saja, ia belum dapat menerangkan kinerja ZN selama ini.
"Ya, jabatannya lurah," kata Indra.
Diberitakan sebelumnya, warganet dihebohkan dengan video berdurasi 5.35 menit yang menggambarkan pengobatan yang dilakukan seorang bidan. Pasiennya meninggal setelah penyakitnya bertambah parah akibat dugaan malpraktik yang dilakukan wanita yang juga menjabat lurah tersebut.
Bidan dimaksud adalah inisial ZN, warga Prabumulih, Sumatera Selatan. Sementara korbannya seorang wanita inisial R (59) warga satu kota dengannya.
Video ini menyebar luas di media sosial setelah pertama kali diposting akun Instagram @voltcyber_v2. Video ini telah ditonton lebih dari 10 ribu dan 1.794 komentar.
Dalam video nampak bidan ZN memasukkan cukup banyak cairan putih ke dalam jarum suntik. Kemudian cairan racikan beberapa obat itu disuntikkan kepada korban.
"Kasus malpraktik oknum bidan dan juga menjabat sebagai lurah di wilayah salah satu desa di Prabumulih," begitu caption yang tertulis seperti dilihat merdeka.com, Jumat (3/5)
Akun itu juga menjelaskan secara detail kronologis kejadian. Disebutkan, pasien berobat ke ZN karena penyakit magh. Berikut kronologi kejadian seperti yang tertulis:Pada 23 November 2023 pasien mengeluh sakit magh dan di bawa berobat ke bidan tersebut. Bidan menyarankan untuk dirawat kurang lebih 1 minggu tanpa ada cek lab, cek citiscan, lalu bidan memberikan suntikan obat-obatan yang keluarga juga tidak tau kalo ditanya tentang suntikan2 obat itu aman katanya sudah sesuai resep.
Seminggu dirawat lalu pulang. Sakit makin parah dan akhirnya bidan datang lagi ke rumah untuk memberikan suntikan-suntikan yang berbagai macam cairan yang banyak sesuai yang ada di video.
Selama pengobatan terakhir di bidan tersebut tidak ada perubahan sama sekali malah makin parah akhirnya diputuskan tidak lagi berobat ke bidan tersebut. Setelah pasien berobat mandiri ke rumah sakit ternyata ginjal pasien yang sebelumnya sehat mengalami pembengkakan dan divonis harus cuci darah.
"Setelah pasien cuci darah sebanyak 6 kali, pasien meninggal dunia pada 22 Januari 202," tulisnya.
Dalam video, bidan ZN menjamin obat yang diberikan aman karena diberikan sesuai resep. Dia juga meminta keluarga tak perlu khawatir dengan pengobatan tersebut.
"Tidak apa-apa, ini aman sudah sesuai dengan spek," kata bidan ZN dalam video.
Sementara ZN membantah tudingan tersebut. Ia mengaku tidak memberikan obat keras dalam jumlah banyak menggunakan suntikan ke tubuh pasiennya seperti dalam video yang beredar.
"Hanya anti muntah dan vitamin, tidak lebih dari itu," ungkap ZN seperti dikutip merdeka.com dari video yang diunggah akun Instagram @voltcyber_v2.
Dalam video nampak ZN beberapa kali mengambil obat untuk dimasukkan ke suntikan. Namun ia mengaku itu merupakan cairan aquades untuk mencairkan obat.
"Hanya dioplos pake aquades. Karena kan orang kurus pake spidnya kecil jadi obatnya mengental jadi susah untuk didorong.
Jadi obatnya cepat masuk," kata ZN.
Meski demikian, ZN tidak memberlakukan pemberian obat serupa kepada pasiennya. "Tergantung, tidak seperti itu," kata ZN.