Cerita 'perbudakan' PRT di Medan, 1 orang disiksa sampai tewas
Merdeka.com - Polisi Medan sudah menetapkan 7 tersangka dalam kasus perbudakan dan penganiayaan pembantu rumah tangga (PRT) yang ditampung di rumah keluarga Syamsul Anwar di Jalan Beo simpang Jalan Angsa dan Madong Lubis, Medan.
Dua diantara para tersangka itu adalah pasangan suami istri, yakni Syamsul Anwar dan Radika yang merupakan penyalur tenaga kerja.
Kemarin para PRT yang diselamatkan dari rumah penyalurannya di Medan itu menceritakan semua yang mereka alami kepada Kapolda Sumut Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo. Mereka merasa beruntung sudah dibantu polisi.
-
Dimana kejadian penjarahan terjadi? Dalam tayangan yang beredar, warga berbondong-bondong mendatangi lokasi kecelakaan dengan membawa kresek dan karung untuk membawa pulang susu kaleng yang berserakan di jalan raya.
-
Apa yang dilakukan preman tersebut? Saat mengemudi, dia dikejutkan lantaran sang preman mengaku terserempet. Seketika, ada adu mulut terjadi. Bahkan, sang preman mengaku memiliki KTA Polri.
-
Apa bentuk kerja paksa di pabrik gula Probolinggo? Mereka dipaksa bekerja di kebun-kebun milik pemerintah Hindia Belanda tanpa imbalan memadai.
-
Di mana kerja paksa terjadi di pabrik gula Probolinggo? Mengutip Instagram @bermiheritage, keberadaan pabrik gula Oemboel dan Wonolangan jadi mimpi buruk bagi warga Probolinggo.
-
Dimana kejadian pembacokan terjadi? Peristiwa itu terjadi saat penghitungan suara di TPS 027, RT 23, Kelurahan 30 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Palembang, Rabu (14/1) malam.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
"Kami berterima kasih pak, sudah diselamatkan. Mereka (tersangka) ini semua pembunuh pak," kata Endang Murdaningsih (55) kepada Kapolda Sumut Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo, Jumat (28/11).
Endang dan dua rekannya, Anis Rahayu (25) dan Rukmiani (43), juga menceritakan penderitaan yang mereka alami selama berada di rumah penampungan milik keluarga Syamsul Anwar di Jalan Beo simpang Jalan Angsa dan Madong Lubis, Medan.
Bagaimana kisahnya 'perbudakan' PRT di Medan ini, berikut ini rangkumannya:
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku ditangkap pada Jumat (28/7) dini hari di sebuah rumah di kecamatan Batujaya setelah pelariannya selama 10 hari.
Baca SelengkapnyaJika korban menolak, pelaku YH mengancam akan mengikat dan membunuh.
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan seorang pria pengangguran yang kerap mabuk-mabukan dan memalak orang.
Baca SelengkapnyaSementara ketiga teman korban dibebaskan tanpa terluka di tengah jalan oleh para tersangka.
Baca SelengkapnyaMenurut pengakuan korban penganiayaan itu terjadi lantaran dirinya menolak untuk bergabung ke dalam geng alumni MAN I Medan tersebut.
Baca SelengkapnyaMotif para pelaku adalah ingin mendapatkan keuntungan secara ekonomis dari korban.
Baca SelengkapnyaSeorang TKI asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bernasib malang saat bekerja di Malaysia.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan penyelidikan sementara perundungan hingga penganiayaan itu terjadi lantaran adanya konflik yang melibatkan dua geng di sekolah.
Baca SelengkapnyaKorban disebut pedagang obat-obatan ilegal di Ciputat, Tanggerang Selatan.
Baca SelengkapnyaPAN (28) salah satu pelaku mengatakan, dia kesal dengan perbuatan AR yang tega mencabuli anak kandungnya.
Baca SelengkapnyaRohmana, seorang pria asal Sumedang menceritakan pengalaman ketika dirinya bekerja di Malaysia.
Baca SelengkapnyaKondisi BA saat ini masih depresi berat dan dirawat di rumah aman Kota Salatiga.
Baca Selengkapnya