Cerita Silat Perisai Diri yang beranggotakan bule
Merdeka.com - Indonesia jadi salah satu negara yang memiliki beragam budaya bela diri nasional. Pencak silat, Tapak Suci, Merpati Putih, hanya sebagian kecil ilmu bela diri yang dikenal mayoritas kalangan awam di Tanah Air.
Ada satu bela diri yang jarang kita dengar namun kenyataannya sudah mendunia dan berusia cukup tua. Bela diri ini diciptakan oleh asli warga Indonesia. Namanya Silat Nasional Perisai Diri. Meski namanya tak setenar Taekwondo dan Karate, namun soal prestasi tak kalah hebat dari dua bela diri asal negeri Jepang dan China itu.
Keluarga silat Perisai Diri ini didirikan oleh pendekar besar asal Yogyakarta yakni, Raden Mas Soebandiman Dirdjoatmodjo (Pak Dirdjo). Dirdjo yang lahir pada 8 Januari 1913 ini sudah terlihat bakatnya sebagai pendekar hebat sejak usia kanak-kanak. Pada umur 9 tahun, ia telah mampu menguasai ilmu silat yang diajarkan di lingkungan Paku Alaman bahkan mampu melatih silat rekan-rekan sepermainannya.
-
Dimana Silat Perisai berasal? Di Kabupaten Kampar, terdapat kesenian bela diri yang sampai saat ini masih dipertahankan kelestariannya oleh komunitas setempat, namanya Silat Perisai.
-
Apa itu Silat Perisai? Silat Perisai di Kabupaten Kampar kini dibawakan sebatas kesenian pertunjukan untuk menyambut tamu penting dan juga sebagai hiburan masyarakat. Pertunjukan Seni Pencak Melansir dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, Silat Perisau adalah sebuah seni pertunjukan dari Seni Pencak.
-
Siapa pencipta Silat Pelintau? Silat Pelintau tercipta pada tahun 1953 oleh Maha Guru OK Said bin Unus yang merupakan putra asli Tamiang.
-
Siapa yang mengenalkan Silat Beksi? Mengutip Dinas Kebudayaan Jakarta, Rabu (16/10), Silat Beksi tercatat muncul pertama kali pada abad ke-19 silam. Ketika itu di tahun 1860-an, terdapat seorang warga Tionghoa yang menetap di wilayah Kampung Dadap, Kosambi, Tangerang bernama Lie Tjeng Ok Bin Lie Ah Tjin, mengenalkan gerakan-gerakan bela diri yang dinamakan 'maen pukul'.
-
Kenapa Silat Perisai penting? Silat Perisai ini memiliki sejarah yang cukup panjang, bahkan sudah ada sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.
-
Di mana Silat Pelintau berasal? Asal-usul Mengutip situs resmi Kemendikbud, nama Silat Pelintau diadaptasi dari Bahasa Tamiang yaitu 'Pelin' dan 'Tau'. Arti 'Pelin' adalah semua, sedangkan 'tau' berarti tahu.
Untuk memperdalam ilmu silatnya, Pak Dirdjo rela merantau dan melangkahkan kakinya ke arah Timur dari tempat asalnya Yogyakarta. Dia menuju Jombang di Jawa Timur dan berguru dengan Bapak Hasan Basri.
Selanjutnya, di Solo, Jawa Tengah. Dia berguru kepada Bapak Sayid Sahab dalam bidang ilmu silat. Di samping itu ia juga melengkapi ilmunya dengan berguru kepada kakeknya sendiri Ki Jogosurasmo.
Pak Dirjo muda terus berguru sampai Pondok Randu Gunting di Semarang. Beres dari sana, dia masih melengkapi ilmu silatnya ke Kuningan di daerah Cirebon , Jawa Barat. Semua ilmu yang didapatnya itu diolah dan melebur dalam dirinya.
Setelah merasa cukup, pemuda yang telah dewasa ini menetap di Banyumas dan mendirikan perguruan silat Eka Kalbu (Eka yang berarti satu hati). Dalam pergaulannya di kalangan ahli bela diri di Banyumas, pemuda ini bertemu dengan seorang suhu bangsa Tionghoa, Yap Kie San, yang beraliran bela diri Siauw Liem Sie.
Sekali lagi, pemuda yang haus ilmu itu berteman dan berguru kepada Yap Kie San. Selama 14 tahun pemuda ini berguru kepada Yap Kie San. Dalam masa perguruannya itu, Suhu Yap Kie San menilai Pak Dirdjo sebagai pemuda yang berbakat. Suhu Yap Kie San menghadiahi Pak Dirdjo sepasang pedang sebagai simbol kecintaan guru kepada murid terkasihnya.
Setelah merasa cukup merantau untuk belajar ilmu bela diri. Dirdjo, akhirnya kembali ke Yogyakarta. Di sini Pak Dirdjo diminta mengajar ilmu silat di Taman Siswa, sebuah sekolah yang didirikan oleh tokoh pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantoro yang juga pamannya.
Tepatnya pada tanggal 2 Juli 1955, silat ini mulai diperkenalkan ke masyarakat, dengan membuka pelatihan di Jalan Wijaya Kusuma 53, Surabaya.
Jika melihat latar belakang ilmu yang diperoleh Pak Dirdjo, ia berguru paling lama dan diperlakukan sebagai anak oleh suhu Yap Kie San. Kedekatan hubungan batin ini memberikan warna daya ciptanya sehingga jurus dan gerakan silat dengan permainan kuntaonya terlihat kental sekali.
Ciri khas, pecak silat Perisai Diri adalah teknik yang melompat-lompat untuk menghindari serangan. Jurus ini berbeda dengan pencak Jawa, Madura, Bugis, Sunda, Bawean dan Bali atau silat Minangkabau, silat Semenanjung dan silat Mindanao.
Pak Dirdjo kemudian sengaja menuliskan ilmu silat yang diramu selama hidupnya itu dan kemudian dinamakan aliran silat Perisai Diri. Buku yang lengkap dengan foto-foto tentang gerakan teknik silat ala Pak Dirdjo mulai beredar di pasaran tahun 1976. Tujuannya, berusaha memperkenalkan bela diri silat seluas-luasnya.
Pak Dirdjo melakukan itu untuk membuktikan bahwa ilmu silat adalah warisan budaya Bangsa Indonesia yang mampu bersaing dengan ilmu bela diri asing lainnya yang berasal dari Jepang, Korea, maupun China yang kala itu berkembang pesat di Indonesia.
Upaya Pak Dirdjo itu membuahkan hasil. Silat Perisai Diri akhirnya bukan hanya berkembang di kampung-kampung, namun telah merambah ke kampus-kampus perguruan tinggi, dan sekolah-sekolah.
Perisai Diri tercatat sebagai perguruan silat yang menggelar kejuaraan antar perguruan tinggi di Indonesia sejak tahun 1975. Setelah itu secara rutin Perisai Diri menggelar kejuaraan nasional antar-perguruan tinggi. Dan hingga tahun 2004 lalu, Perisai Diri telah melaksanakan kejuaraan nasional silat Perisai Diri untuk yang ke-23 kalinya.
Motto Perisai Diri yakni, 'Pandai Bersilat Tanpa Cedera'. Hal ini semakin membuat beladiri ciptaan Pak Dirdjo bisa dipahami dengan logika. Pecinta bela diri akan mengerti bahwa seorang ahli bela diri memang sulit untuk dicederai lawan. Bisa juga berarti dalam berlatih pun ia tidak akan cedera karena kesalahan sendiri.
Unsur kecepatan dalam bela diri ini menjadi pegangan Pak Dirdjo. Dia mewajibkan para muridnya mampu melakukan gerakan silat minimal dua gerak dalam satu detik. Gerakan itu bisa berupa serangan, hindaran, tolakan, tebangan, ataupun paduan unsur-unsur itu. Jadilah Perisai Diri menciptakan gaya silat satu detik dua gerak.
Istilah satu detik dua gerak itu semula dianggap sepele oleh banyak pendekar maupun pecinta silat. Akan tetapi, semakin mereka banyak menyaksikan pertandingan silat yang mulai digelar sejak 1970-an itu, para pendekar silat maupun pecandu bela diri lain semakin memahami misteri kata 'satu detik dua gerak' tersebut. Hanya seorang ahli bela diri nan piawai saja yang mampu bergerak secepat itu.
Perisai diri, merupakan perguruan silat yang tidak hanya berkembang di berbagai daerah di Nusantara tetapi telah membawa budaya bangsa Indonesia ke mancanegara. Diantaranya yaitu Amerika Serikat, Inggris, Australia, Belanda, Jerman, Austria, Swiss, Singapura, Timor Leste, bahkan di Jepang.
Teknik silat Perisai Diri tetap menggunakan bahasa aslinya walaupun diajarkan di negara lain. Para pesilat Perisai Diri dari berbagai negara berkumpul dalam ajang Kejuaraan Internasional yang rutin diselenggarakan tiap dua tahun sekali. Selain sebagai event olahraga, kejuaraan ini diharapkan juga dapat mendorong sektor pariwisata dan kebudayaan Tanah Air.
Selain itu, untuk ujian kenaikan tingkat level asisten pelatih ke atas bagi anggota Perisai Diri negara lain harus datang ke Indonesia.
Perisai Diri dapat menjadi jembatan yang menghantarkan pesilat yang berpotensi untuk menjadi atlet. Perisai Diri mempunyai kejuaraan intern, yaitu Kejurcab, Kejurda, Kejurwil, Kejurnas antar Daerah, Kejurnas antar Instansi, Kejurnas antar Perguruan Tinggi, hingga Kejuaraan Internasional yang diikuti oleh berbagai negara yang memiliki Komisariat Perisai Diri.
Perisai Diri juga anggota dari induk organisasi pencak silat di Indonesia, yaitu IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Bahkan Perisai Diri merupakan salah satu anggota 10 Perguruan Historis, yaitu sepuluh perguruan pencak silat yang berkontribusi besar terhadap berdirinya dan berkembangnya IPSI pertama kalinya.
Dikutip dari berbagai sumber (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keunggulan dari perguruan silat ini di antaranya mengajarkan keilmuan fisik dan juga pengelolaan mental serta spiritual.
Baca SelengkapnyaSilat Perisai di Kabupaten Kampar kini dibawakan sebatas kesenian pertunjukan untuk menyambut tamu penting dan juga sebagai hiburan masyarakat.
Baca SelengkapnyaDua prajurit Pangeran Diponegoro iseng ciptakan tari dari gerakan perang, ujung-ujungnya jadi terkenal.
Baca SelengkapnyaMelanchton Siregar resmi menerima gelar Kolonel Tituler pada tahun 1947.
Baca SelengkapnyaDalam sejarahnya, bregada Kraton Yogyakarta telah mengikuti beragam peperangan.
Baca SelengkapnyaKesenian ini biasanya dimainkan oleh puluhan orang untuk menyindir Belanda.
Baca SelengkapnyaLahirnya PSSI tidak lepas dari semangat untuk menentang penjajahan.
Baca SelengkapnyaIpar Pangeran Diponegoro ini bikin pihak lawan kewalahan. Bahkan, pihak lawan mengerahkan ribuan pasukan hingga mengadakan sayembara untuk mengalahkan sosoknya.
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaIa adalah tokoh lokal dan nasional yang terkenal kharismatik
Baca SelengkapnyaPara anggotanya hingga kini diakui sebagai veteran oleh Pemerintah Indonesia
Baca SelengkapnyaTjokroaminoto dikenal sebagai Ksatria Piningit oleh para pribumi karena melakukan kebaikan bagi orang banyak
Baca Selengkapnya