Demo di Kantor Gubernur Jateng, Ribuan Mahasiswa Disambut Kawat Berduri
Merdeka.com - Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam aliansi rakyat Jateng menggugat, menggelar demonstrasi dengan mengepung kantor Gubernur Jawa Tengah, Rabu (13/4).
Sebelum aksi, para mahasiswa konvoi jalan kaki dengan membawa atribut spanduk dari Kota Lama agar dapat bergabung dengan para demonstran lain. Sesampainya di depan kantor Gubernur, mereka membaut menjadi satu untuk melakukan aksi.
Koordinator aksi Pudol mendesak pemerintah segera menurunkan harga minyak goreng dan BBM, serta menentang wacana penundaan Pemilu atau perpanjangan masa jabatan presiden.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Dimana demo buruh berlangsung? Elemen buruh melakukan rasa di daerah Bekasi, Jawa Barat dan sekitarnya.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Dimana massa menggeruduk kantor KPU? Sejumlah orang menggeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayapura di jalan Abepura-Sentani, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (15/3) malam waktu setempat.
-
Siapa anggota DPRD Jawa Tengah? Wafa dipastikan menjadi anggota DPRD Jawa Tengah, sedangkan Luthfi dipastikan terpilih menjadi anggota DPRD Rembang.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
"Kami menolak dan wacana penundaan Pemilu. Kegagalan pemerintah dalam menangani masalah ekonomi membuat harga sembako semakin mahal dan tidak bisa dikendalikan. Terbukti saat ini harga minyak goreng belum stabil," kata Pudol.
Selain itu mahasiswa menolak kenaikan PPN di saat kondisi ekonomi negara belum stabil, dan dinilai kebijakan tidak pro rakyat.
"Jika ini dibiarkan PPN naik memicu kenaikan kebutuhan barang lainnya, sehingga membuat rakyat semakin sulit menderita," jelasnya.
Mereka bergantian berorasi. Massa menolak aksinya ditemui oleh siapapun. Mahasiswa juga menyayangkan aparat kepolisian memasang kawat berduri di depan kantor Gubernur Jateng.
"Kita ini datang aksi damai pak, kami tidak akan rusuh kenapa aksi kami dihalangi kawat berduri," teriak mahasiswa.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengaku proses pengamanan kali ini dilakukan sesuai perintah terpusat serta mengedepankan sisi humanis. Terkait pemasangan kawat berduri hanya sebagai prosedur dalam melakukan pengamanan obyek.
"Jadi pemasangan kawat berduri untuk membatasi pengunjuk rasa dengan aparat. Tahapan SOP mulai lesan, peringatan hingga penggunaan alat jika terjadi ricuh," kata Irwan Anwar.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaAksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa ini menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang Pilkada.
Baca SelengkapnyaDia terpaksa diboyong menggunakan mobil ambulans karena terluka di bagian mata.
Baca SelengkapnyaKoordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa tiba-tiba menggeruduk gedung DPR, Jumat (17/5) sore.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi yang digelar di depan gedung DPRD Jatim itu mengepung dan meminta paksa agar anggota dewan mau keluar dan menemui massa aksi.
Baca SelengkapnyaPara pelajar dan mahasiswa tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polrestabes Semarang hingga malam hari.
Baca SelengkapnyaSetelah merobohkan pintu pagar Gerbang Pancasila, pendemo berkumpul dengan penjagaan ketat dari pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaMantan aktivis 98 itu mengaku akan mengadvokasi para demonstran yang ditangkap polisi.
Baca Selengkapnya