Dibantu Australia, 19 ABK Bandar Nelayan Kecelakaan di Samudera Hindia Dibawa ke Bali
Merdeka.com - Repatriasi pemulangan 19 Anak Buah Kapal (ABK) Bandar Nelayan 188 yang tenggelam di Samudera India telah tiba di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, pada Jumat (21/5) pagi. Sekitar, pukul 06.30 Wita evakuasi atau pemindahan ABK dilakukan dengan cara tender dari Kapal AL Australia HMAS ANSAC ke KRI ESCOLAR pada posisi 2 Nm sebelah timur pelabuhan Benoa.
Kedatangan para nelayan ini menaiki KRI Escolar mendekati Benoa didampingi Rigit Inflatable Boat (RIB) Basarnas Bali, RIB Polair, RIB Lanal, KN 326 KSOP dan Bakamla. Kurang lebih dua setengah jam berlayar, kapal tiba di Benoa dan sandar di Dermaga Timur.
Kepala Kantor Basarnas Bali Gede Darmada menjelaskan bahwa ABK KM Bandar Nelayan 188 yang dipulangkan melalui jalur laut berjumlah 19 orang. Sementara satu orang lainnya atas nama Darno dipulangkan via udara dari Pert Australia ke Jakarta karena alami cedera tangan kanan.
-
Siapa yang datang ke Pelabuhan Karangantu? Saat itu dinasti-dinasti kekaisaran Tiongkok tercatat pernah meramaikan perekonomian Pelabuhan Karangantu, di antaranya Dinasti Tag, Dinasti Sung, Dinasti Yung sampai Dinasti Ming.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Di mana nelayan Kebumen tenggelam? Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
-
Apa yang membuat nelayan Kebumen tenggelam? Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Siapa yang menemukan bangkai kapal? Para penyelam angkatan laut tak sengaja temukan kapal karam berusia 2.200 tahun yang berada di sepanjang pantai Kroasia.
-
Dimana paus pilot terdampar? Lebih dari 30 paus pilot terdampar di pantai Selandia Baru dan berhasil diselamatkan pada 25 November 2024.
Kemudian, pada pukul 08.00 Wita dilakukan serah terima dari Konjen Australia kepada Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri. Darmada mengatakan setelah serah terima para ABK menjalankan pemeriksaan medis oleh Satgas Covid-19 untuk dilakukan penyiapan hotel isolasi.
"Selanjutnya, seluruh ABK menjadi tanggung jawab PT Bandar Nelayan dalam pengawasan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI)," ujar Darmada.
Darmada menjelaskan kronologi kapal penangkap ikan, KM Bandar Nelayan 188 yang mengalami kebocoran sehingga nyaris tenggelam di Samudra Hindia itu. Informasi tentang peristiwa yang terjadi pada Kamis (13/5) lalu, itu didapat Basarnas sekitar pukul 09.10 Wita.
Kapal tersebut bertolak dari Pelabuhan Benoa, Bali, sejak tanggal 8 April 2021 menuju Fishing Ground. Posisi kejadian koordinat 31° 10.70' S 102° 16.32' E radial 206°/ 1.520 Nm dari Kantor Basarnas Bali dan radial 270°/ 697Nm dari Perth Australia).
"Pihak Basarnas berkoordinasi dengan JRCC Australian untuk mengambil aksi," ujar dia.
Kemudian, JRCC langsung mengeluarkan broadcast darurat kepada kapal-kapal di area tersebut dan mengerahkan Perth Challenger menuju lokasi. Setelah ditemukan posisi kapal, selanjutnya menjatuhkan dua sekoci penyelamat. Akhirnya pada Sabtu (15/5) pukul 07.00 WIB diterima info dari Japan CG ke JRCC Australia bahwa FV Fukuseki Maru 15 telah menyelamatkan sebanyak 20 ABK KM Bandar Nelayan.
"Selanjutnya ditransfer ke kapal Australia Hamas Anzac dan dibawa ke Australia," ujarnya.
Kapal Layak Berlayar
Kepala KSOP Kelas II Benoa Agustinus Maun menyampaikan, bahwa Kapal Bandar Nelayan 188 yang membawa 20 Anak Buah Kapal (ABK) sebelum berangkat sudah dinyatakan layak untuk berlayar. Dia menerangkan, bahwa kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Benoa, Denpasar Bali, pada tanggal 8 April 2021 dan kapal tersebut sudah dilakukan pemeriksaan.
"Setelah dilakukan pemeriksaan keselamatan kapalnya dan dinyatakan layak laut. Dan, setelah mendapatkan persetujuan surat layak operasi dari Kementerian Kelautan Perikanan maka kapal diizinkan untuk berlayar," kata Agustinus saat jumpa pers di Pelabuhan Benoa, Bali, Jumat (21/5).
Kemudian, pada tanggal 13 Mei 2021 kapal tersebut dilaporkan oleh pihak perusahaan kemasukan air di ruang mesin. Namun, pihaknya tidak berani memastikan bahwa hal itu adalah kebocoran.
"Dari pihak perusahaan bahwa kemasukan air di ruang mesin. Kami tidak berani memastikan itu kebocoran yang jelas cuaca di kondisi saat itu ada badai dan gelombang tinggi sehingga air masuk ke ruang mesin dan menyebabkan badan kapal tenggelam," ujar dia.
Sementara, untuk evakuasi kapal tersebut tidak dilakukan karena sudah tenggelam di perairan tersebut. "Kita dari sisi evakuasi untuk kapalnya sudah tenggelam jadi kita tinggalkan kapalnya artinya tidak ada lagi penyelamatan kapalnya," kata dia.
Di tempat yang sama Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu RI Judha Nugraha menyampaikan, bahwa pihaknya merasa bersyukur karena 19 ABK dapat diselamatkan dan dapat kembali ke Indonesia.
"Proses evakuasi saudara kita 19 nelayan awak dari KM Bandar Nelayan 188. Alhamdulilah mereka semua telah selamat dan kembali ke tanah air," ujarnya.
Kemudian, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Denpasar Jefri Sitorus menyampaikan untuk para 19 ABK akan menjalani rapid test antigen di ruang tunggu Pelabuhan Benoa. Kemudian, mereka dibawa ke hotel di kawasan Kuta, Badung, Bali untuk menjalani PCR di hari pertama. Mereka isolasi selama lima hari dan menjalani PCR ke dua di hari berikutnya.
Sementara, untuk ABK yang mengalami luka dengan bernama Tarno telah diterbangkan ke Jakarta untuk menjalani transplantasi. Karena, jari telunjukknya terpaksa diamputasi saat peristiwa tersebut.
"ABK yang negatif corona dipulangkan ke daerah asal masing-masing oleh perusahaan milik kapal adapun daerah asal," ujar Jepri.
Seperti yang diberitakan, sebelumnya kapal penangkap ikan, KM Bandar Nelayan 188 mengalami kebocoran sehingga nyaris tenggelam di Samudra Hindia. Informasi tentang peristiwa yang terjadi pada Kamis (13/5) lalu, itu didapat Basarnas sekitar pukul 09.10 Wita.
Kapal tersebut, bertolak dari Pelabuhan Benoa, Bali, sejak tanggal 8 April 2021 menuju Fishing Ground. Posisi kejadian koordinat 31° 10.70' S 102° 16.32' E radial 206°/ 1.520 Nm dari Kantor Basarnas Bali dan radial 270°/ 697Nm dari Perth Australia.
"Pihak Basarnas berkoordinasi dengan JRCC Australian untuk mengambil aksi," kata Gede Darmada Kepala Kantor Basarnas Bali, Jumat (21/5).
Kemudian, JRCC langsung mengeluarkan broadcast darurat kepada kapal- kapal di area tersebut dan mengerahkan Perth Challenger menuju lokasi. Setelah, ditemukan posisi kapal, selanjutnya menjatuhkan dua sekoci penyelamat. Akhirnya pada Sabtu (15/5) pukul 07.00 WIB diterima info dari Japan CG ke JRCC Australia bahwa FV Fukuseki Maru 15 telah menyelamatkan sebanyak 20 ABK KM Bandar Nelayan.
"Selanjutnya ditransfer ke kapal Australia Hamas Anzac dan dibawa ke Australia," ujarnya.
Konsul Australia Bangga Bisa Ikut Bantu Selamatkan 20 ABK Indonesia
Konsulat Australia untuk Indonesia Ny. Andrea Griffiths mengungkapkan rasa senangnya karena 20 Anak Buah Kapal (ABK) Bandar Nelayan 188 bisa kembali ke keluarganya dengan selamat.
"Kami, sangat senang melihat para nelayan Indonesia ini kembali ke keluarganya di Indonesia hari ini," kata Griffiths, di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, Jumat (21/5).
Ia menerangkan, Australia sebagai tetangga dekat Indonesia sangat bangga bisa membantu menyelematkan para nelayan atau ABK.
"Australia sangat bangga dapat membantu penyelamatan dan pemulangan para nelayan ini dengan selamat. Saya secara khusus ingin memuji keberanian para penyelamat dan menyelamatkan 20 nelayan dalam cuaca buruk dan laut lepas," ujarnya.
"Keluarga dari 20 bapak-bapak ini akan sangat bersyukur dengan kembalinya mereka ke rumah," sambungnya.
Sementara, di tempat yang sama Komandan Lantamal V Surabaya Laksamana Pertama TNI Mohamad Zaenal menyampaikan, bahwa dalam penyelamatan 20 ABK tersebut adalah bukti nyata bentuk persahabatan dan kerjasama kedua angkatan laut Australia dan Indonesia yaitu The Royal Australian Navy (RAN) dan pihak lainnya yang membantu evakuasi untuk kemanusiaan.
"Sekali lagi ini persahabatan kedua angkatan laut yang luar biasa dan bukti nyata yang ditujukan kepada kita semua sebagaimana kerjasama sangat baik yang di fasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia. Mudah-mudahan kerjasama ini akan kita tingkatkan kedepan sebagai bentuk persahabatan yang akan lebih baik ke depan," ujarnya.
Sementara, E Riulina dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) UPT Bali, menyampaikan untuk kepulangan 19 ABK pihaknya akan mengawal ke daerah asal atau ke rumah para ABK masing-masing.
"Kami, akan memantau dan mengawal ini ada beberapa (ABK) berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi dan dari Jakarta. Ke-19 ABK ini setelah lulus karantina kita akan mengawal dan bekerjasama sama dengan PT Nelayan Bandar 118 sampai ke keluarganya, kami akan dampingi," ujar Riulina.
Sementara data para 20 ABK yang terselamatkan KM Bandar Nelayan 188 dengan nama sebagai berikut.
1. Mugiyono (Cilacap)
2. Eko Sutarko (Denpasar)
3. Rizal Rosandi (Cianjur)
4. Helly Josten Manalu (Karawang)
5. Agung Saputro (Tegal)
6. Sudirman (Cianjur)
7. Arifin (Jember)
8. Agus Junaedi (Bandung)
9. Muhammad Idris (Sulawesi)
10. Pirman Ramadan (Bandung)
11. Edward Steven (Jakarta Pusat)
12. Muhamad Fathur Rizki (Karawang)
13. Kosnandar (Jawa Barat)
14. Daniel Christian (Banyuwangi)
15. Ibnu Maulana (Subang)
16. Muhtar Nur Ali (Banyuwangi)
17. Darno (Cirebon)
18. Dede (Tasikmalaya)
19. Aditya Putera Pertama (Langensari banjar)
20. Muhamad Zeen (Semarang)
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka diduga hendak diselundupkan ke Australia melalui perairan laut Kabupaten Sukabumi.
Baca SelengkapnyaKapal mengangkut 42 orang penumpang dan 16 orang Anak Buah Kapal (ABK).
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 anak buah kapal (ABK) akhirnya ditemukan selamat setelah sempat terombang-ambing di Selat Malaka. Mereka ditemukan nelayan yang melintas.
Baca SelengkapnyaNamun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk.
Baca Selengkapnya12 survivor tersebut ditemukan dan kemudian diselamatkan Tugboat Kharisma Bahari 168 yang melintas dari rute pelayaran dari Saumlaki Maluku menuju Gresik.
Baca SelengkapnyaSeorang kru yang selamat mengaku sempat melihat temannya meninggal dunia di tengah lautan
Baca SelengkapnyaAda 33 orang yang berada di KM Parikudus terdiri dari 3 Anak Buah Kapal (ABK) dan 30 penumpang.
Baca SelengkapnyaSeratusan imigran etnis Rohingya tersebut dalam pelayaran menuju Australia.
Baca SelengkapnyaBeruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaPodus yang dipakai para pelaku merupakan praktir terbaru dalam kejahatan menyelundupkan orang ke Australia.
Baca SelengkapnyaKM Lebanon tenggelam akibat dihantam ombak besar. Sebanyak 19 penumpang dilaporkan selamat setelah ditolong nelayan setempat.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca Selengkapnya