Dugaan Perpeloncoan di Unismuh Makassar, 2 Mahasiswa Patah Tulang dan 1 Pendarahan
Merdeka.com - Kasus dugaan perpeloncoan kembali muncul di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Kali ini diduga dialami mahasiswa baru Fakultas Kedokteran, yang menyebabkan tiga orang mengalami patah tulang hingga pendarahan.
Dalam informasi yang beredar di grup WhatsApp, menjelaskan diduga mahasiswa baru Fakultas Kedokteran mengalami kekerasan saat ospek di Kecamatan Tamalarea, Makassar. Akibat ospek tersebut tiga mahasiswa mengalami luka patah tulang rahang, patah tulang rusuk dan ada mengalami pendarahan bagian perut.
"Ada tiga mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Unismuh korban kebrutalan seniornya di ospek Unismu. satu patah tulang rahang, satu patah tulang rusuk, satu lagi alami pendarahan di perut dan lagi dioperasi. Yang pendarahan ini ponakan dari Kalimantan," bunyi pesan berantai tersebut.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Apa yang ditemukan Kemenkes tentang perundungan di sekolah kedokteran? Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkap saat ini 300 perundungan di sekolah spesialis kedokteran. Hasil itu berdasarkan hasil investigasi Kemenkes di Universitas Diponegoro, Universitas Airlangga, Universitas Sumatera Utara dan Universitas Sriwijaya.
-
Kenapa pelaku menikam mahasiswa? 'Motifnya, pelaku merasa ditipu dan sakit hati kepada korban,' ungkapnya.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswi itu? 'Hasil pemeriksaan fisik sementara kita indikasikan kemungkinan pembunuhan karena terdapat luka terbuka pada beberapa bagian tubuh. Di punggung tangan dan sekitarnya,' kata Rizka.
-
Mengapa pelajar terlibat perkelahian? Ciri remaja atau pelajar yang terlibat perkelahian antar sesamanya diduga dipengaruhi oleh beragam kondisi seperti lingkungan tempat tinggal, kedekatan dengan orangtua dan anggota keluarga lainnya, hubungan dengan peer group serta akses untuk melihat kekerasan di media visual seperti tayangan di media sosial.
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
Dalam unggahan tersebut juga dijelaskan dugaan kronologi aksi perpeloncoan. Unggahan itu menyebutkan mahasiswa baru dikumpulkan seniornya dalam satu ruangan, kemudian lampu dimatikan.
"Kemudian mahasiswa peserta ispek yang 300 orang diinjak-injak oeh seniornya yang semua pakai helm," tulis unggahan tersebut.
Terkait unggahan tersebut, Kepala Unit Reserse Kepolisian Sektor Tamalanrea, Inspektur Satu Jeriady mengaku belum mendapatkan laporan adanya kasus tersebut. Dia menduga kasus itu diselesaikan secara internal kampus.
"Belum ada itu masuk (laporannya). Mungkin masih diselesaikan internal dari pihak kampus. Koordinasi dengan kampusnya," ujarnya singkat.
Terpisah, Wakil Rektor III Unismuh Makassar Muh Tahir mengungkapkan pihak Dekanat Fakultas Kedokteran sedang melakukan investigasi. Meski demikian, pihaknya belum mendapatkan laporan dari Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar terkait hasil investigas.
"Begini, laporan resmi dari Fakultas belum kami terima. Sementara dia lakukan investigasi ke fakultas. Nanti setelah itu, kami belum berani juga karena itu kan kegiatannya di luar kampus," tuturnya.
Tahir mengaku tidak mengetahui secara langsung kasus perpeloncoan dan kekerasan terhadap mahasiswa baru. Ia menegaskan masih menunggu hasil investigasi dilakukan Dekanat Fakultas Kedokteran.
"Kami tidak (melihat) langsung di lapangan, artinya disampaikan ke kita seperti itu adanya. Informasi yang disampaikan ke kami sebagai penanggung jawab mahasiswa," lanjut dia.
"Bagaimana pun juga, karena mereka ini di tingkat fakultas itu ada penanggung jawabnya Dekan, WD III, dan Ketua BEM serta Panitia. Karena mereka punya internalisasi untuk melakukan kegiatan. Jadi kami nanti minta laporannya ke pimpinan," imbuhnya.
Meski demikian, jika kejadian perpeloncoan dan kekerasan benar-benar terjadi maka pihak kampus akan memberikan sanksi tegas. Dia menegaskan di UMM ada aturan, tata tertib dan kode etik mahasiswa.
"Kalau betul terjadi, kita tegas di sini, seperti kemarin yang pengeroyokan. Siapa pun yang melakukan pelanggaran, kita di sini punya aturan, tata tertib kehidupan kampus Islami dan kode etik kemahasiswaan," sebutnya.
"Setelah ada pelanggaran yang dilakukan, apakah pelanggaran tata tertib, atau kode etik, semua diproses penetapan sanski melalui Komisi Disiplin atau lembaga dewan kehormatan etik," pungkasnya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menangkap 16 pelaku bentrok mahasiswa antarfakultas di Universitas Islam Makassar (UIM) yang menyebabkan sejumlah ruang sekretariat rusak.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaAkibat tawuran satu orang alami luka bacok di bagian punggung.
Baca SelengkapnyaRusak Ruang Kuliah, Mahasiswa Unismuh Makassar Ditangkap Polisi dan Urat Kaki Putus
Baca SelengkapnyaDelapan mahasiswa yang melakukan demo ditetapkan polisi sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaKomisi Etik Unand melakukan pemeriksaan untuk dapat mengungkapkan masalah tersebut secara objektif.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Jambi Dikeroyok Oleh Anak Club Mobil Belum Sadar, Polresta Jambi Ringkus Dua Orang Pelaku
Baca SelengkapnyaSetelah menjalani operasi korban masih belum sadarkan diri.
Baca SelengkapnyaTiga mahasiswa PPDS dikeluarkan akibat pelanggaran berat sejak 2021. Dua di antaranya bahkan dipidanakan.
Baca SelengkapnyaTim itu saat ini sudah bekerja untuk mengumpulkan data-data kronologi kejadian sesungguhnya.
Baca SelengkapnyaDalam mobil tersebut diketahui berisi tiga orang saat menabrak bus kuning UI
Baca SelengkapnyaRencana tawuran di depan Puswil Aceh, para pelaku malah serang warung kopi
Baca Selengkapnya