Eks Kepala BNPT sebut mengkafirkan orang tanpa disadari jadi bahan tausiyah
Merdeka.com - Pemerintah didesak harus menggalakkan masalah deradikalisasi dan kontra radikalisasi dalam penanggulangan masalah terorisme. Menurut mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai, para pelaku teror merupakan 'korban' yang terpapar ajaran atau ideologi radikal.
Menurut Ansyaad, pemerintah harus melakukan kontra narasi terhadap ajaran radikal yang berkembang. Sebab masif berkembang di masyarakat ideologi ISIS yang tanpa disadari sudah memasuki pengajian dan tausyiah. Seperti ajaran mengkafirkan orang lain dan menganggap demokrasi dan negara sebagai musuh.
"Ajaran ini merasuki pikiran pengebom bunuh diri dan sekarang merambah disadari atau tidak oleh para amir diangkat jadi bahan tausiyah, orasi. Mubaligh yang moderat banyak ajaran merek mengadopsi ISIS ini," kata Ansyaad dalam diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/5).
-
Siapa yang terlibat dalam penyebaran Islam? Salah satu tokoh terkenal dari Kesultanan Demak adalah Sunan Kalijaga.
-
Kenapa BNPT ingin kontrol tempat ibadah? Tujuan dari kontrol tempat ibadah tersebut sebagai upaya untuk mencegah radikalisme.
-
Apa yang menjadi tren dari nama kelompok nyeleneh? Memberikan nama kelompok nyeleneh dapat membuat suasana kian ramai dan menyenangkan.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa target dari diseminasi? Diseminasi merujuk pada proses menyebarkan informasi atau pengetahuan kepada orang banyak atau sekelompok orang tertentu.
-
Apa yang dilakukan BNPT untuk tanggulangi terorisme? “Penurunan ini sangat tajam sampai dengan 89 persen lebih, indeks potensi radikalisme dan indeks risiko terorisme juga terus menurun,“ rinci Kepala BNPT.
Karenanya, selain pemberantasan secara hukum, menurut Ansyaad, perlu dilakukan perlawanan terhadap ideologi tersebut. BNPT menurutnya bisa membentuk satuan tugas yang melibatkan pemerintah dan unsur masyarakat.
"Ini ulama bisa bangkit dengan pemerintah untuk melawan ini tidak bisa dengan cara resistance as usual," kata Ansyaad.
Sementara itu, peneliti Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial Universitas Indonesia, Solahudin mengatakan program deradikalisasi BNPT masih lemah. Sebab selama ini yang disasar hanya narapidana yang sudah lepas dari ajaran kekerasan dan mau kooperatif.
"Program deradikalisasi yang dilakukan BNPT lebih banyak ditujukan bagi orang yang sudah disengagement," kata Solahudin dalam kesempatan sama.
BNPT, kata Solahudin, seharusnya lebih menjalankan program deradikalisasi kepada narapidana yang tidak kooperatif. Dia menuturkan selama ini belum dilakukan deradikalisasi terhadap eks napiter yang non kooperatif.
Adapun narapidana yang dikategorikan demikian adalah mereka yang tidak mau mengikuti pembinaan di lapas, serta menolak melakukan pengajuan pembebasan bersyarat karena harus membantu penegak hukum.
"Tidak ada program intervensi kepada eks napiter yang nonkooperatif," imbuhnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.
Baca SelengkapnyaNoor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.
Baca SelengkapnyaApabila suatu organisasi telah dilarang oleh Pemerintah seharusnya segala penggunaan simbol atau atribut organisasi juga dilarang.
Baca SelengkapnyaBNPT meminta gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dimasukan ke dalam daftar terduga terorisme dan organisasi terorisme (DTTOT).
Baca SelengkapnyaKasus pegawai KAI ini menjadi sorotan Densus 88 karena meski ISIS bubar, tapi pendukungnya masih ada
Baca SelengkapnyaMantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI
Baca SelengkapnyaIndonesia harus kuat dari berbagai upaya destabilisasi gencar dilakukan khususnya dari kelompok dan jaringan teror.
Baca SelengkapnyaPAC GP Ansor dan Banser Gunung Anyar menolak Ustaz Riza Syafiq Hasan Basalamah karena diduga terindikasi berasal dari HTI.
Baca SelengkapnyaSebagian besar dari mereka ditangkap di daerah Sumatera Barat (Sumbar).
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca SelengkapnyaTersangka teroris itu ditangkap di perumahan pesona anggrek harapan blok B 7 Nomor 20A RT 07 RW 027 harapan Jaya Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial DE (28) karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana menyerang Mako Brimob.
Baca Selengkapnya