Ini pengakuan mahasiswa Unibraw yang jual ginjal untuk kuliah
Merdeka.com - Aksi lima mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang yang nekat menjual ginjal demi melunasi biaya kuliah menyedot perhatian masyarakat. Uang kuliah tunggal (UKT) yang dinilai terlalu mahal, tidak terjangkau, dan harus dibayar sekaligus untuk setahun membuat mahasiswa ini putus asa sehingga nekat melakukan aksi tersebut.
Ditemui di posko Front Mahasiswa Unibraw, Rabu (21/8) Ahmad Saifudin, salah satu mahasiswa yang berencana menjual ginjal buka suara.
"Memang ada keinginan jual ginjal, kalau benar-benar tidak ada jalan keluar lagi," kata mahasiswa semester lima jurusan ilmu politik itu. Pemikiran mereka rasanya sudah buntu karena terancam tidak bisa kuliah. "Kalau tidak bisa kuliah mau gimana lagi? Terlebih dengan kondisi ekonomi yang seperti ini," tambah Ahmad.
-
Bagaimana anak kurang mampu bisa kuliah di UGM? Ada banyak cara agar mereka bisa berkuliah di perguruan tinggi favorit. Salah satunya dengan menjadi siswa berprestasi dan masuk ke universitas favorit dengan jalur prestasi.
-
Bagaimana Ahmad Aviv Mahmudi bisa kuliah? Dengan kegigihan yang kuat, penghasilannya dari sehari-hari bekerja bisa ia gunakan untuk membayar kuliah. Bahkan di saat kuliah, ia tetap menjalani kesehariannya untuk bekerja apapun.
-
Kenapa universitas tergiur program magang? Selain itu, Djuhandani juga mengimbau kepada pihak universitas jangan mudah tergiur dengan program magang di luar negeri yang bisa untuk menaikan akreditasi.
-
Bagaimana Firmansyah mengatasi kesulitan ekonomi? Dia memilih jurusan Agroteknologi karena melihat peluang besar untuk berwirausaha nantinya. Di awal-awal masa kuliah, Firman sempat sedikit tertolong karena pembelajaran berlangsung secara daring mengingat saat itu masih pandemi Covid-19. Tetapi, persoalan muncul ketika pemerintah membolehkan kegiatan perkuliahan secara tatap muka, ia terpaksa bolak-balik Bandung-Garut untuk kuliah setiap hari untuk mengurangi pengeluaran.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswa tersebut? Mahasiswa bernama Alwi Fadli tewas ditikam oleh pria inisial P (23) yang hendak menyewa kekasihnya terkait prostitusi online.
-
Apa yang terjadi pada mahasiswi itu? 'Hasil pemeriksaan fisik sementara kita indikasikan kemungkinan pembunuhan karena terdapat luka terbuka pada beberapa bagian tubuh. Di punggung tangan dan sekitarnya,' kata Rizka.
Akhirnya muncul inisiatif untuk menjual ginjal. "Kalau ginjal kita laku berarti beban terlunasi. Tapi jika benar-benar terjadi, Unibraw sangat kejam!" jelas mahasiswa asal Lamongan itu.
Cara menjual ginjal menjadi alternatif akhir, sebab di tengah jadwal kuliah yang padat mereka juga kesusahan untuk bekerja part time. Di antara mereka sudah ada yang pernah kerja part time, tapi tidak bisa menutupi kekurangan biaya, belum lagi biaya kos dan hidup selama di Malang. Selain itu pinjaman dari bank bukan solusi yang tepat sebab mahasiswa juga akan terbebani dengan angsuran ditambah bunga.
Ahmad mengaku tindakan nekatnya ini tidak diketahui oleh orang tuanya. Ia berharap aksinya bisa membuat rektor memberi kebijakan bagi mahasiswa yang kurang mampu namun masih ingin melanjutkan kuliah. "Saya sendiri sering telat bayar kuliah, sudah menunda bayar kuliah dua kali. Orang tua saya hanya petani," kata Ahmad.
Ia berharap kuliah di kampus negeri akan mendapat biaya terjangkau serta mudah mendapat pekerjaan di kemudian hari. Nyatanya untuk melanjutkan kuliah saja dia melakukan aksi nekat menjual ginjal. "Saya sangat kecewa dengan hal ini, selama bisa diperjuangkan saya akan bertahan di Unibraw," imbuhnya.
Sampai saat ini belum ada tanggapan lanjut dari pihak universitas. Namun ia mengatakan pihak dekanat FISIP Unibraw akan membantu dengan catatan membubarkan aksi dan demo itu. Mereka menolak sebab masalah ini tidak hanya dialami lima mahasiswa tapi seluruh mahasiswa yang tidak mampu.
Mereka juga berusaha lewat jalur beasiswa. Sayang beasiswa itu belum bisa cair dalam waktu dekat.
Mereka akan melanjutkan perjuangan dengan sosialisasi , menggalang massa dan jika terpaksa akan mengambil cuti terminal. Sebab batas pembayaran terakhir pada 23 Agustus 2013.
"Bagaimana nasib kami yang ingin kuliah tapi tidak mampu membayar dengan biaya semahal itu?" pungkas Ahmad. (mdk/tts)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Firman berjuang keras untuk mengangkat derajat keluarganya yang selama ini hidup miskin.
Baca SelengkapnyaJulianus merupakan pemuda NTT yang tak bisa melanjutkan kuliah karena besarnya biaya UKT.
Baca SelengkapnyaSeluruh mahasiswa diperbolehkan membayar biaya kuliah menggunakan hasil bumi, ikan, maupun kain tenun ikat.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Unja inisial N itu juga mengatakan selama tiga bulan bekerja di Jerman hanya menjadi kuli angkat paket di perusahaan logistik internasional.
Baca SelengkapnyaHasil penjualan tahu bakso tidak seberapa, tapi cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaAhmad Faiq Mubaroq masih berharap bisa melanjutkan sekolah lagi.
Baca SelengkapnyaOmesh bagikan kisah masa mudanya. Kuliah sambil kerja hingga ngamen.
Baca SelengkapnyaUniversitas Gadjah Mada (UGM) setiap tahunnya menerima lebih dari 10 ribu mahasiswa baru.
Baca SelengkapnyaAhkam kemudian menawarkan diri bekerja di Sinatria ketika pemilik peternakan itu sedang membutuhkan tenaga kerja sebagai anak kandang.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR Nilai UKT Seharusnya Gratis Sesuai Konstitusi, Ini Bunyi Amanatnya di UUD 1945
Baca SelengkapnyaGavin Daffa putra sulung Arie Untung dan Fenita kini sedang kuliah di kampus ITB Jatinangor.
Baca Selengkapnya