Jejak Langkah Kyai Hisyam Abdul Karim, Kakek Mertua Ganjar Pranowo
Merdeka.com - Pondok Pesantren (Ponpes) Sukawarah Roudlotus Sholichin, Desa Kali Jarak, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga, Jawa tengah (Jateng) melangsungkan Haul pendiri ponpes, Kyai Hisyam Abdul Karim. Akrab disapa Mbah Hisyam, pada usia 25 tahun, beliau mendirikan ponpes Sukawarah Roudlotus Sholichin pada tahun 1929.
Mbah Hisyam memiliki hubungan kekerabatan dengan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Mbah Hisyam merupakan kakek dari Siti Atikoh Suprianti, istri Ganjar Pranowo.
Jejak langkah Mbah Hisyam dalam syiar Islam bermula berakar dari jati diri seorang santri. Mbah Hisyam mendalami ilmu agama di Pondok Pesantren Desa Leler Randegan Banyumas, selama empat tahun di bawah bimbingan Al Mukarom Syeikh KH Muhammad Zuhdi.
-
Siapa yang pernah belajar di pondok pesantren? Anak sulungnya, Laura Meizani Nasseru Asry, memilih untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren setelah menyelesaikan Sekolah Dasar.
-
Siapa yang mendapat pelatihan Kemnaker? Pelatihan ini menargetkan 500 orang warga lokal dan dilaksanakan secara bergelombang selama 5 bulan.
-
Siapa yang pernah menjadi santri di Pondok Tegalsari? Salah satu sosok yang pernah jadi santri di Pondok Tegalsari adalah pujangga Ronggowarsito.
-
Bagaimana cara para santri di Ponpes Raudlotul Quran belajar Al-Quran? Di sana para santri harus menyetor hafalan Al-Qur’an kepada ustaz tiga kali sehari.
-
Bagaimana cara santri belajar wirausaha? Pengasuh pondok mengandalkan lahan pertanian seluas 1.200 meter persegi. Lahan luas itu digunakan untuk bercocok tanam melon. Proses penanaman dan perawatannya diurus oleh para santri pondok pesantren tersebut.
-
Apa yang dipelajari santri di Pondok Pesantren Al Fatah Temboro? Secara umum, Pondok Pesantren Al Fatah tidak terlalu berbeda dengan pondok pesantren NU dalam tradisi keagamaan. Pondok Pesantren Temboro mengikuti Syafi'iyah dalam fikih, Asy'ariyah dalam akidah, serta Naqsyabandiyah dalam tarekat.Pembeda utama Al Fatah dengan pondok pesantren lain yakni pada ikatan kuatnya dengan Jemaah Tabligh. Kitab-kitab karangan Maulana Muhammad Zakaria al-Kandhlawi dan Maulana Muhammad Yusuf al-Kandahlawi menjadi bahan ajar selain kitab-kitab kuning yang umum dipelajari di pondok.
Ia lalu melanjutkan nyantri di Pondok Pesantren Desa Jampes, Bata Putih, Kediri, Jawa Timur, dengan pengasuh Syeikh KH Muhammad Dahlan. Di Kediri, mbah Hisyam nyantri selama 8 tahun.
Selama ditempa di lingkungan Pesantren, Ketua panitia Haul Mbah Hisyam, Gus Chaerul Anwar berkisah bahwa Hisyam dewasa sering sowan kepada ulama-ulama sepuh seperti Syeikh KH Hasyim Asy’ari untuk 'ngalap berkah'. Kenangan yang kerap diceritakan, Kitab Al Muwaththa karangan Imam Malik, Guru dari Imam Syafi’i diberikan oleh KH Hasyim Asy’ari kepada Mbah Hisyam.
Pada tanggal 2 Februari 1929, Mbah Hisyam pulang ke kampung halaman, Purbalingga mendirikan pondok pesantren. Di pesantren, Mbah Hisyam mengadakan pengajian rutin yang dikenal dengan nama pengajian 'Setuan'. Pengajian tersebut ramai dihadiri oleh orang-orang dari penjuru Purbalingga bahkan Pemalang.
Pada masa perang kemerdekaan, Pondok Sukawarah menjadi semacam tempat pengkaderan para pejuang. Selain mengaji, sebagian dari santri juga dibekali ilmu-ilmu lain seperti baris-berbaris, belajar huruf morse dan juga belajar pertolongan pertama dalam kecelakaan. Jiwa kepahlawanan dan nasionalisme Mbah Hisyam dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dikisahkan oleh KH. Syaifuddin Zuhri dalam bukunya, Guruku Orang-Orang Dari Pesantren.
Haul Mbah Hisyam Abdul Karim©2023 Merdeka.comKarangan Mbah Hisyam yang berupa kitab atau lembaran kebanyakan berupa nadom/ syair ataupun terjemahan, antara lain : Kitab Irsyadul 'Awam dan Lamyah Ta'lim'. Mbah Hisyam juga berkiprah di Nahdlatul Ulama sebagai Rois Syuriah PCNU Purbalingga selama enam masa jabatan. Mbah Hisyam wafat pada hari Kamis kliwon, tanggal 12 Januari 1989. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesantren ini melahirkan ulama-ulama besar Indonesia
Baca SelengkapnyaIbu dari Alam Ganjar tersebut ikut berkecimpung pada organisasi islam, seperti pengurus Muslimat Nahdlatul Ulama Kabupaten Purbalingga.
Baca SelengkapnyaGanjar mengaku terkesan dengan nilai-nilai yang diberikan Abuya KH Muhammad Syakrim untuk diterapkan masyarakat.
Baca SelengkapnyaDua Capres, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, beserta Cawapres Muhaimin Iskandar dijadwalkan mengunjungi Ponpes Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang, hari ini.
Baca SelengkapnyaGanjar pun menilai sudah ada chemistry antara dirinya dengan para ulama dan pimpinan Ponpes se-Bekasi Raya.
Baca SelengkapnyaPondok pesantren ini pernah beberapa kali menjadi basis perjuangan rakyat melawan penjajah.
Baca SelengkapnyaPada masa Perang Kemerdekaan, sekolah ini digunakan sebagai markas para pemuda pejuang.
Baca SelengkapnyaKakek Gus Dur dari jalur ibu diakui sebagai ulama besar karena keilmuannya
Baca Selengkapnya