Kabareskrim: Ada Kades Kumpulkan Dana Desa untuk Plesiran
Wahyu menilai, penyelewengan dana desa ini diakibatkan para kepala desa tak memiliki pengetahuan yang memadai.
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengungkapkan, ada kepala desa yang menyalahgunakan dana desa.
Kabareskrim: Ada Kades Kumpulkan Dana Desa untuk Plesiran
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengungkapkan, ada kepala desa yang menyalahgunakan dana desa.
Hal itu diucapkan Wahyu saat menjadi pembicara dalam acara Konferensi Hukum Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional.
"Kita lihat ada menteri, ada pejabat (korupsi) tapi di tingkat desa, kepala desa penggunaan dana desa juga banyak dilakukan penyimpangan," kata Wahyu di Jakarta Pusat, Rabu (25/10).
Wahyu mengatakan, para kepala desa itu menggunakan dana desa untuk kepentingan pribadi. Meski demikian, ia tak mengungkapkan daerah mana yang dimaksud.
"Dana desa dikumpulkan untuk plesiran, untuk seolah-olah studi banding ke suatu tempat. Hal-hal yang tidak boleh dilakukan,"
ujar Wahyu.
merdeka.com
Lebih lanjut, Wahyu menilai, penyelewengan dana desa ini diakibatkan para kepala desa tak memiliki pengetahuan yang memadai.
"Tidak semua kepala desa di daerah-daerah tertentu terutama di daerah yang mungkin tidak tersentuh pendidikan paham bagaimana cara pemanfaatan dana desa," ucap Wahyu.
"Salah satu yang dilakukan polri melakukan pendampingan oleh para bhabinkamtibmas,"
tambah dia.
merdeka.com
Sebelumnya, Wahyu mengakui banyak anggota kepolisian yang memiliki sifat koruptif.
"Kalau kita bicara penyebab korupsi sebenarnya lebih banyak pada masalah greedy saja, masalah rakus. Ada orang yang mengatakan korupsi karena tekanan, tekanan apa, gajinya kecil? Ada juga orang yang gajinya kecil tidak korupsi," kata Wahyu.
Meski demikian, Wahyu mengklaim bakal menyelesaikan masalah ini. Bahkan, Kapolri Jenderal Listyo Sigit pun telah memerintahkannya untuk menindak tegas anggota polisi yang nakal.
"Pak Kapolri sendiri sudah memberikan penekanan penegakan, tindak tegas terhadap mereka yang melakukan tindakan koruptif, dan berikan reward kepada mereka yang bisa bekerja dengan baik. Tapi ya tidak (mudah), masih terus ada terus ada (anggota yang kotuptif). Ini tidak mudah menjadi PR kita bersama,"
ujar Wahyu.
merdeka.com