Kasus Covid-19 di Depok Naik Lagi, Penyebabnya karena Banyak Kegiatan Komunitas
Merdeka.com - Kasus Covid-19 di Kota Depok kembali naik beberapa hari terakhir. Data dari http://ccc-19.depok.go.id pada Selasa (29/11) tercatat 4.484 kasus atau terjadi kenaikan 2,40 %. Tingginya penambahan kasus Covid-19 di Depok mencapai ratusan per hari.
“Pada hari kemarin penambahan dalam satu hari 225 kasus baru dengan positivity rate 17 dan fatality ratenya 0,” kata Jubir Satgas Covid-19 Kota Depok, Dadang Wihana, Rabu (30/11).
Tingginya angka kasus Covid-19 berdampak pada tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit. Peningkatan kasus di Depok terjadi sejak sebulan lalu.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Kapan kasus DBD di Jakarta meningkat? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
“Untuk bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit itu sekitar 24 persen untuk ruang isolasi. (terjadi kenaikan) sebulan belakangan ini,” tukasnya.
Dia menyebut sejumlah faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus. Salah satunya, warga mulai abai terhadap protokol kesehatan hingga sudah banyaknya kegiatan yang digelar komunitas.
“Faktornya ya pertama kita memang mulai longgar juga dalam hal prokes, terutama pada penggunaan masker. Sehingga kemudian cenderung penularan akan lebih tinggi. Kemudian warga juga sudah merasa biasa saja ya namun tiba tiba kena,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi puncak lonjakan kasus yang diprediksi terjadi dua pekan lagi, pihaknya mulai melakukan pengetatan seperti tracing dan testing.
“Kita sudah manajemen data dan mulai tracing, testing. Dan kita sudah rapat koordinasi juga, ermasuk untuk melakukan vaksin juga,” tambahnya.
Dadang menjelaskan, BOR rumah sakit saat ini mengalami kenaikan hingga diatas 5%. Semula hanya sekitar 18-20 % saja, dan kini sudah mencapai 24%.
Namun, kata dia, BOR saat ini masih terkendali dan masih tersedia di rumah sakit. Langkah lain yang dilakukan adalah dengan menyiapkan RSUD Anugerah Sehat Afia (ASA) dan RSUD Khidmad Sehat Aifat (KISA) sebagai rujukan.
“Termasuk juga kesiapan managemen penanganan Covid di tingkat kelurahan, kecamatan, dan kota, untuk satgas mulai di-push kembali,” ujarnya.
Saat ini Depok masih diberlakukan PPKM Level 1. Setiap rekomendasi kegiatan kata Dadang harus memperhatikan prokes. “Sekarang kan banyak kegiatan kegiatan komunitas, tapi dibatasi minimal 1.000 orang. Kemarin mungkita kita terlena, atau menganggap sudah biasa hingga terjadi pelonjakan, dan ini di semua daerah ya,” pungkasnya.
(mdk/ray)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penderita DBD di Depok melonjak drastis di Februari hingga 119 kasus
Baca SelengkapnyaPasien yang meninggal diduga karena terlambat mendapat penanganan.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaPemkot Depok sudah melakukan antisipasi agar kasus ISPA tak terus menanjak naik.
Baca SelengkapnyaJumlah ini naik dua kali lipat dibanding tahun 2023. Adapun rinciannya, pada Januari 2024 sebanyak 68 kasus, Februari 119 kasus, Maret 68 kasus.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat 750 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal 2024. Dari ratusan kasus itu, empat orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaKepala sebuah klinik di Tokyo, Ando Sakuro mengatakan bahwa sepuluh orang telah teruji positif setiap hari sejak akhir Juni.
Baca SelengkapnyaDitemukan 200an lebih kasus DBD di satu wilayah Jakarta
Baca Selengkapnya