Kawanan Pencuri Uang BOS di Garut Menyamar Jadi PNS untuk Cari Korban
Merdeka.com - Polisi menangkap dua dari empat kawanan pencuri uang bantuan operasional sekolah (BOS) dengan modus gembos ban di Garut. Dari penyelidikan diketahui pelaku ternyata sempat menyamar sebagai pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengintai korban di dalam bank sebelum melakukan aksinya.
Kapolres Garut AKBP Rio Wahyu Anggoro menjelaskan, dua orang yang ditangkap yakni Akbar alias Nasri dan Sofyan alias Rian. Dua lainnya Andi, dan Zagot, masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Kawanan ini sebelumnya merampok duit bantuan sekolah milik SD Prima Insani. Dalam aksinya, keempat tersangka saling berbagi peran. Peran paling vital ada pada Nasri. Dia menyamar sebagai PNS dan masuk ke dalam bank untuk memperhatikan gerak-gerik calon korbannya. Nasabah yang mengambil uang dalam jumlah besar pun dijadikan sasaran perampokan.
-
Bagaimana cara anak-anak di sekolah pencuri mendapatkan uang? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Apa yang dicuri dari bank? Suatu hari, tiba-tiba nasabah korporat datang ke salah satu bank di Amerika Serikat (AS). Ia melaporkan kehilangan uang. Tak tanggung-tanggung jumlahnya sampai USD 400.000.
-
Siapa saja yang ditangkap? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
"Tersangka yang ini masuk ke bank dan menyamar sebagai PNS. Dia masuk lengkap menggunakan baju ASN," kata Rio.
Setelah Nasri memantau korban di dalam bank, ia memberitahu Rian, Andi, dan Zagot yang berada di luar. Salah satu pelaku kemudian mengidentifikasi mobil yang dipakai korban dan meletakkan paku di ban mobil supaya bannya kempes.
"Modus yang dilakukan komplotan ini berhasil dilakukan. Korban kemudian berhenti di Jalan Papandayan karena merasakan ada yang tidak beres pada ban mobilnya. Di situlah kemudian pelaku melakukan aksinya dengan mengambil uang tunai sebesar Rp167 juta yang diletakkan di jok mobil," jelasnya.
Seusai kejadian itu, pihak sekolah melaporkannya ke Polres Garut. Setelah melakukan perburuan selama satu pekan, polisi berhasil meringkus Nasri dan Rian di wilayah Bandung pada Minggu (26/2). Namun, keduanya melakukan perlawanan sehingga polisi terpaksa melakukan tindakan tegas terukur.
"Uang hasil curian oleh pelaku dibagi-bagi. Ada yang dipakai untuk pesta di Bandung, ada juga yang dipakai untuk menebus sertifikat di bank. Ada uang tunai yang belum digunakan sebesar Rp10 juta," katanya.
Rio mewanti-wanti Andi dan Zagot untuk menyerahkan diri. Polisi sudah mengetahui keberadaan mereka dan akan melakukan perburuan. "Kami sudah tahu kalian di mana. Saya sarankan kalian menyerahkan diri. Kalau tidak, kita akan lakukan tindakan tegas juga," tegas Rio.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak September 2018 hingga Januari 2019, ketiga berhasil melakukan pinjaman fiktif menggunakan data 14 sekolah.
Baca SelengkapnyaKepolisian Resor Garut menangkap enam pelaku pencurian dan penculikan terhadap salah seorang warga
Baca SelengkapnyaEmpat mantan pegawai PT PNM Unit Mekaar di Garut harus mendekam di penjara karena diduga terlibat penggelapan dana dengan modus kredit fiktif.
Baca SelengkapnyaAksi penyamaran juga tidak luput harus dilakukan oleh seorang Polwan untuk mengungkapkan suatu kasus
Baca SelengkapnyaKeempat pelaku berpura-pura sebagai pegawai bank untuk mengelabui korbannya.
Baca SelengkapnyaPosko dibuka untuk menerima pihak-pihak yang merasa dirugikan.
Baca SelengkapnyaKeduanya mengakses data korban melalui aplikasi undangan yang dikirim melalui WA.
Baca SelengkapnyaKasus ini bermula saat petugas PNM mencari seorang warga yang disebut memiliki utang.
Baca SelengkapnyaAsep mengaku sempat dipukul dan dikeroyok pelaku yang saat itu juga meminta uangnya.
Baca SelengkapnyaAksi tersebut terjadi di Lubuk Begalung Kota Padang pada Selasa, (17/12) sekira pukul 05.00 Wib.
Baca SelengkapnyaKetujuh terduga pelaku diboyong ke Kabupaten Gowa untuk menjalani pemeriksaan guna pengembangan.
Baca SelengkapnyaKorban pertama mengalami kerugian sebesar Rp277 juta, dan korban kedua sebesar Rp3 juta.
Baca Selengkapnya