Khawatir Rumah Roboh akibat Pergerakan Tanah, 40 KK di Lebak Mengungsi
Merdeka.com - Sebanyak 40 keluarga di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, memilih tinggal di pengungsian. Mereka mengungsi karena rumahnya berpotensi roboh akibat bencana tanah bergerak saat curah hujan meningkat di daerah itu.
"Kami menampung 40 KK dari 37 rumah warga yang terdampak bencana alam itu, " kata Ketua Relawan Tagana Kabupaten Lebak Iwan Hermansyah saat dihubungi di Lebak, Banten, Kamis (24/2).
Para pengungsi itu merupakan warga Desa Curug Panjang, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak. Mereka memilih tinggal di pos pengungsian karena khawatir menjadi korban rumah roboh.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Bagaimana warga Lebak Bitung melindungi diri dari bencana? Filosofi rumah panggung adalah untuk melindungi dari binatang buas, berternak hewan di kolong bangunan, melindungi dari bencana banjir dan saling membangun kedekatan lewat ruang tengah yang dibuat tanpa sekat.
-
Siapa yang terdampak kekeringan di Lebak? 'Di Rancabaok ada 40 rumah yang kekeringan, karena sumur-sumur timba itu pada kering,' jelas Sumiati. Terjadi Setiap Musim Kemarau Ditambahkan Sumiati, bahwa tidak ada pilihan lain bagi warga selain mengambil dari sungai-sungai yang masih teraliri air. 'Nggak ada pilihan, mau ngebor juga mahal,' tambahnya.
-
Bagaimana warga Lebak mengatasi kekeringan? Saat kondisinya sudah semakin kering, warga akan menggali lagi sampai muncul sumber air baru.
-
Apa yang terjadi di Banten akibat kekeringan? Akibat fenomena ini, warga Banten kini mengalami kesulitan untuk mendapat air bersih. Sawah dan ladang mereka pun kini kekeringan.
-
Bagaimana angin kencang merusak rumah warga? 'Kebanyakan itu genteng mbak, jadi ada yang asbes. Kalau genteng sampai kabur kena putting beliung itu. Kalau korban Alhamdulillah tidak ada,' kata Heru Cahyono, Kepala Desa Watuagung, mengutip YouTube Liputan6 pada Jumat (12/1).
Kondisi rumah mereka umumnya mengalami retak-retak. Bahkan ada yang nyaris roboh akibat pergerakan tanah.
Posko pengungsian dan dapur umum ini didirikan Relawan Tagana Kabupaten Lebak.Fasilitas itu untuk memberikan pelayanan dasar kepada warga korban bencana alam agar tidak mengalami kerawanan pangan dan serangan penyakit.
"Kami mengutamakan penyelamatan guna mengurangi risiko kebencanaan," katanya.
Berharap Masyarakat Direlokasi
Dia berharap masyarakat korban bencana alam itu dapat direlokasi ke tempat yang lebih aman. Saat musim hujan seperti saat ini, masyarakat ketakutan karena khawatir rumah mereka roboh. Mereka memilih tinggal di luar rumah jika hujan melanda.
"Kami bersama tim relawan Tagana tentu garda terdepan untuk membantu warga yang terdampak bencana alam," katanya.
Pihaknya belum mengetahui penyebab pergerakan tanah di daerah itu. Hal itu hanya dapat diketahui melalui penelitian.
Sementara itu sejumlah warga mengatakan bahwa mereka merasa aman tinggal di pos pengungsian guna menghindari rumah roboh akibat pergerakan tanah.
"Kami bersama anggota keluarga tinggal di pos pengungsian yang didirikan oleh relawan tagana, " kata Amin, seorang pengungsi, seperti dilansir Antara.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Samid, belasan tempat tinggal dan rumah kontrakan milik warganya itu rusak parah karena dampak dari pembangunan Tol Japek 2.
Baca SelengkapnyaDitumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Baca SelengkapnyaKampung Bulak Barat sempat direndam banjir hingga menutupi rumah-rumah warga
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim telah membuat Dusun Rejosari Senik, yang dahulu dihuni 225 kepala keluarga (KK), kini ditinggalkan penduduknya.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.
Baca SelengkapnyaBanjir ini terjadi akibat luapan Kali Ciliwung seiring tingginya intensitas hujan di wilayah Depok dan Bogor, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSudah 15 tahun terakhir, ia tinggal di bangunan tak layak itu bersama suami dan seorang anaknya.
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaSebanyak 26 warga Kabupaten Luwu terpaksa jalan kaki 6 jam menuju ke pengungsian setelah desanya terisolasi akibat banjir dan longsor.
Baca SelengkapnyaBNPB Pastikan Relokasi Rumah Rusak Berat akibat Banjir Lahar di Sumbar
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca Selengkapnya