Kisah Ramlan, saksi beroperasinya stasiun pertama di Indonesia
Merdeka.com - Ramlan tampak masih bersemangat saat menceritakan tentang sejarah Stasiun Samarang atau Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Dulu namanya Samarang, bukan Semarang seperti sekarang ini. Stasiun ini dibangun pada 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Baron Sloet van den Beele.
Ramlan adalah saksi hidup saat Stasiun NIS masih beroperasi. Diketahui, NIS adalah stasiun pertama di Indonesia yang terletak di Desa Kemijen Semarang Timur Jawa Tengah.
Dia kala itu bekerja sebagai pengawas kereta api Depo Semarang-Surabaya. Usianya masih muda sekali saat bekerja di kereta Belanda. Tahun ini usia Ramlan sudah 87 tahun.
-
Kenapa Belanda membangun jalur kereta di Sumatra Barat? Sumatra Barat menjadi salah satu lokasi yang dipilih Belanda untuk dibangun jalur kereta di sana. Pasalnya, di daerah tersebut ditemuan sebuah pertambangan batu bara tepatnya di Sawahlunto tahun 1868.
-
Kapan Stasiun Binjai dibangun? Konon stasiun ini dibangun sekitar tahun 1887.
-
Kenapa Belanda membangun terowongan kereta api di Sawahlunto? Pada zaman penjajahan Belanda, moda transportasi kereta api sangatlah penting bagi perekonomian. Keberadaan jalur rel kereta api menjadi penghubung antara satu daerah dengan daerah lainnya. Di Pulau Sumatra, kereta api berperan sebagai pendukung mobilitas masyarakat serta mengangkut berbagai komoditas berharga untuk dikirim ke pelabuhan.
-
Kapan Soekarno bekerja di Stasiun Semut? Kota Surabaya jadi saksi di mana Soekarno pertama kali bekerja untuk menghasilkan uang. Pekerjaan pertamanya yakni sebagai petugas kereta api di Stasiun Semut.Putra Sang Fajar itu bekerja di Stasiun Semut selama tujuh bulan lamanya.
-
Kapan Stasiun Malang dibangun? Stasiun baru yang dimiliki SS selesai dibangun pada tahun 1941.
-
Kapan Belanda pertama kali datang ke Banten? Dilandir dari laman bataviadigital.perpusnas.go.id, pasukan Belanda mulanya mendarat di Pelabuhan Banten pada 1596.
"Saya masuk kerja dituakan enam tahun biar bisa masuk kerja. Tapi saya lupa saya masuk kerja aslinya umur berapa," kata Ramlan kepada tim merdeka.com dan Portrait of Indonesia, Selasa (20/1).
Setelah tak beroperasi, Stasiun NIS pada perkembangannya hanya dijadikan tempat gudang. Lambat laun, stasiun NIS tak terpakai lagi.
Ramlan dan rekan-rekannya sebagai pegawai kereta kemudian menggunakan stasiun NIS sebagai tempat tinggal. "Saya memilih ruangan di sisi barat," kata Ramlan.
Ramlan menceritakan, tempat tinggalnya dulu adalah untuk penjualan karcis. Setelah berpuluh-puluh tahun berlalu, bangunan stasiun mulai rusak. Di sekeliling stasiun kemudian tumbuh subur permukiman warga. Bahkan rel kereta sudah tak tampak lagi. Rel itu terpendam tanah dan sudah dijadikan jalan gang oleh warga.
Sisa-sisa stasiun NIS praktis punah. Hanya ada beberapa kecil bangunan yang masih terlihat kokoh berdiri, termasuk yang menjadi tempat tinggal Ramlan. Sisanya, bangunan stasiun dihancurkan warga dan dijadikan rumah berarsitektur sekarang.
Ramlan mengaku sedih karena bangunan stasiun 95 persen sudah tak ada lagi. "Yang tersisa hanya di rumah saya dan beberapa rumah lain. Bahkan warga sudah ramai-ramai ingin mensertifikatkan tanah ini menjadi permukiman," katanya.
Dia kemudian memperlihatkan sisa-sisa bangunan Stasiun NIS yang masih kokoh di rumahnya. Sekarang hanya tersisa tembok di bagian dapur dan kayu jati yang dijadikan penyangga genteng.
"Sekarang bangunannya terlihat kecil karena sudah kalah tinggi dengan bangunan baru yang tumbuh di sekeliling bekas stasiun," katanya.
Meski kerap kali rumahnya terendam banjir, Ramlan tak ingin pindah dari tempat tinggalnya tersebut. Menurutnya, rumah bekas stasiun ini menjadi kenangan dalam hidupnya.
"Untuk hidup saya senang di sini. Banyak sejarah di rumah ini," kata Ramlan.
Setiap bulan, Ramlan makan dari uang pensiunan dari pemerintah sebesar Rp 1,8 juta per bulan. "Saya ini sudah diangkat menjadi PNS. Uang ini sudah cukup untuk makan bersama istri saya Ibu Aminah (74)" ujarnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Stasiun Binjai, salah satu peninggalan zaman Belanda yang masih kokoh dan berfungsi dengan baik.
Baca SelengkapnyaPembangunannya tidak berjalan mulus dan memakan waktu yang cukup lama lantaran kondisi keamanan yang masih sangat rawan.
Baca SelengkapnyaBegini sejarah stasiun radio pertama di dunia tanpa kabel yang menghubungkan Indonesia dan Belanda.
Baca SelengkapnyaSalah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Baca SelengkapnyaPemerintah kolonial Belanda yang berada di Indonesia terus melakukan eksplorasi wilayah dengan sumber cadangan batu bara yang melimpah.
Baca SelengkapnyaPemerintah VOC, kongsi dagang Hindia-Belanda, membangun sarana kereta api untuk pengiriman hasil tani yang kemudian akan diperdagangkan.
Baca SelengkapnyaStasiun Pulau Aie menjadi stasiun kereta api pertama di Sumatra Barat yang dibangun pada 1891.
Baca SelengkapnyaSekilas tentang Stasiun Tanjung Priok yang konon atapnya terinspirasi dari stasiun besar di Amsterdam.
Baca SelengkapnyaDulunya stasiun ini berada di tengah kawasan perkebunan kopi
Baca SelengkapnyaSejak Tsunami Aceh 2004, bangunan stasiun ini hilang dan berubah menjadi taman kota.
Baca SelengkapnyaBanyak peninggalan stasiun yang kini sudah jadi satu dengan perkampungan penduduk
Baca SelengkapnyaPara pekerja harus membabat hutan-hutan dan meratakan tanah untuk bantalan rel kereta.
Baca Selengkapnya