Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Sri Sukses Berkebun Hidroponik dengan Omzet Rp4 Juta di Ibu Kota Nusantara

Kisah Sri Sukses Berkebun Hidroponik dengan Omzet Rp4 Juta di Ibu Kota Nusantara Sri Sudarwati, petani hidroponik di kawasan IKN. ©2023 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketekunan Sri Sudarwati bisa menginspirasi banyak orang. Eks honorer 16 tahun itu kini memilih usaha berkebun dengan cara beecocok tanam hidroponik di tempat tinggalnya, di Desa Suka Raja, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, di sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN). Omzetnya tembus hingga Rp 4 juta. Berikut kisahnya.

Penetapan Sepaku sebagai IKN diikuti pembekalan pelatihan Kementerian Tenaga Kerja dan Otorita IKN, untuk lebih memberdayakan warga Nusantara. Pelatihan itu kini berbuah hasil.

"Berkat pelatihan saya sukses menanam pokcoy dan salada. Sekarang setiap panen saya bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp 3 juta-Rp 4 juta," kata Sri, seperti dikutip merdeka.com dari keterangan tertulis tim komunikasi Otorita IKN, Minggu (5/3).

Wanita berusia 47 tahun ini merupakan warga asli Sepaku, Penajam Paser Utara. Sebelumnya dia adalah pegawai honorer di Kabupaten Kutai Kartanegara selama 16 tahun.

"Saya lahir di sini jadi bisa dibilang orang asli, orang tua saya transmigran dari Jawa," ujar Sri.

Setelah tak lagi menjadi pegawai honorer, Sri tertarik untuk pulang kampung ke desanya, di Desa Suka Raja, untuk membuka usaha pada tahun lalu. "Karena rumah saya berada di wilayah IKN, selain ingin merawat orang tua, saya melihat ada peluang usaha," terang Sri.

Namun demikian saat itu dia masih kebingungan untuk memulai jenis usaha yang hendak dia jalani. Sambil berpikir, dia lalu coba menanam sayuran secara hidroponik.

"Awalnya hobi saja, Alhamdulillah Juli tahun lalu ada pelatihan, lalu saya ikut," ungkap Sri.

Bersama 32 warga lainnya, Sri mengikuti pelatihan berkebun hidroponik tahap pertama pada Juli 2022. Pelatihan ini digelar untuk meningkatkan kompetensi masyarakat (upskilling). Tujuannya masyarakat lokal bisa berpartisipasi dalam pembangunan Nusantara dan merasakan langsung manfaatnya secara ekonomi. Selain keterampilan hidroponik juga ada pelatihan lain seperti menjadi barista, menjahit juga membuat kue dan roti.

Banyak warga yang tertarik ikut pelatihan hidroponik, karena selain relatif mudah, juga tidak perlu modal atau area yang luas.

"Awalnya coba dengan satu meja dulu, eh ternyata bisa mendapatkan Rp 1 juta," ujar Sri.

"Wah lumayan juga, sejak itu saya semakin serius untuk mengembangkan dan mengajak teman-teman lain, yang warga sekitar sebanyak 12 orang," jelas Sri.

Kemudian para petani yang tergabung dalam Kelompok Hidroponik Nusantara memasarkan sendiri hasil kebunnya ke pasar Sepaku. Awalnya para pedagang menolak karena harganya cukup tinggi dibandingkan sayuran yang non-hidroponik. Para petani menjualnya seharga Rp 8 ribu per pak, isinya sayuran dari 3-4 lubang tanam. Namun lambat laun, hasil kebunnya diterima dan laris. Bahkan kesulitan memenuhi permintaan pasar.

Menurut Sri, seiring dengan pesatnya pembangunan Nusantara, semakin banyak pekerja yang datang membuat kebutuhan sayuran meningkat. Inilah yang membuat sayurannya selalu habis.

"Padahal potensi pasar masih besar, ada kebutuhan salada di kota Balikpapan yang belum bisa dipenuhi, ada permintaan 100-200 pak setiap hari," tambahnya.

"Alhamdulillah, baru dapat tambahan modal dari perusahaan BUMN, jadi saya bisa menambah greenhouse bersama teman-teman kelompok," jelas Sri.

Merespons hal ini, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono sangat senang dengan suksesnya pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi (upskilling), terutama bagi warga yang kini berkebun hidroponik.

"Sesuai harapan dan tujuan kami bahwa kehadiran Ibu Kota Nusantara untuk memberdayakan masyarakat serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Nantinya masyarakat sekitar yang menjadi aktor utama yang menggerakkan ekonomi sehingga tujuan kami sebagai segitiga superhub ekonomi yakni Nusantara, Balikpapan dan Samarinda akan tercapai," kata Bambang.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Baru Umur 23 Tahun, Regi Sukses jadi Petani Selada Beromzet Rp20 Juta per Bulan
Baru Umur 23 Tahun, Regi Sukses jadi Petani Selada Beromzet Rp20 Juta per Bulan

Di usianya yang baru 23 tahun, Regi sukses menjadi petani hidroponik.

Baca Selengkapnya
Inspiratif, Pemuda Transmigrasi Ini Bertani Hidroponik Beromzet Fantastis 'Alhamdulillah Sudah Kembali Modal'
Inspiratif, Pemuda Transmigrasi Ini Bertani Hidroponik Beromzet Fantastis 'Alhamdulillah Sudah Kembali Modal'

Salah satu transmigran muda berikut ini berhasil menjawab tantangan.

Baca Selengkapnya
Sering Dipandang Sebelah Mata, 4 Petani Ini Hidup Sukses dengan Omzet Ratusan Juta
Sering Dipandang Sebelah Mata, 4 Petani Ini Hidup Sukses dengan Omzet Ratusan Juta

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk menjadi petani.

Baca Selengkapnya
Orang Desa Ingin Maju, Wanita Lulusan SMP ini Sukses Buka Usaha Durian & Salak Tiap Minggu Kirim 80 Ton ke Luar Negeri
Orang Desa Ingin Maju, Wanita Lulusan SMP ini Sukses Buka Usaha Durian & Salak Tiap Minggu Kirim 80 Ton ke Luar Negeri

Hanya lulusan SMP, Sri mampu berjaya dengan usaha ekspor buah-buahan lokal.

Baca Selengkapnya
Modal Awal Hanya Rp 2 Juta, Pemuda di Semarang Ini Sukses Bertani Hidroponik Selada, Dulu Laku 5 Kg Kini 60 Kg Per Hari
Modal Awal Hanya Rp 2 Juta, Pemuda di Semarang Ini Sukses Bertani Hidroponik Selada, Dulu Laku 5 Kg Kini 60 Kg Per Hari

Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta.

Baca Selengkapnya
Kisah Guru Honorer Banting Setir Jadi Petani, Modal Ratusan Ribu Kini Raup Omzet Rp200 Juta per Hari
Kisah Guru Honorer Banting Setir Jadi Petani, Modal Ratusan Ribu Kini Raup Omzet Rp200 Juta per Hari

Vita mencoba berjualan kaktus. Dia mengawalinya dengan 30 tanaman.

Baca Selengkapnya
Kisah Anak Pedagang Es Keliling Berhasil Angkat Derajat Orang Tua, Raih Gelar Magister hingga Jadi ASN Guru
Kisah Anak Pedagang Es Keliling Berhasil Angkat Derajat Orang Tua, Raih Gelar Magister hingga Jadi ASN Guru

Ketekunan dan kerja kerasnya membuktikan bahwa dengan tekad yang kuat, impian sebesar apapun dapat tercapai, tanpa memandang dari mana seseorang berasal.

Baca Selengkapnya
Tak Kunjung Dapat Kerja, Pria ini Jadi Petani Anggrek Beromzet Rp400 Juta per Bulan
Tak Kunjung Dapat Kerja, Pria ini Jadi Petani Anggrek Beromzet Rp400 Juta per Bulan

Terkadang, hobi bisa dijadikan sebagai sumber untuk mendatangkan keuntungan.

Baca Selengkapnya
Curi Perhatian Berbagai Instansi, Ini Kisah Inspiratif Pemuda Asal Temanggung Kembangkan Pertanian Melon di Lereng Gunung Sindoro
Curi Perhatian Berbagai Instansi, Ini Kisah Inspiratif Pemuda Asal Temanggung Kembangkan Pertanian Melon di Lereng Gunung Sindoro

Hendi prihatin banyak para petani tembakau di desanya terlilit utang. Ia pun mengajak mereka untuk mengembangkan pertanian melon

Baca Selengkapnya
Tak Ingin Anak Muda Jadi Buruh Migran, Pria Asal Lombok Ajak Warga di Kampungnya Bikin Gazebo Bambu
Tak Ingin Anak Muda Jadi Buruh Migran, Pria Asal Lombok Ajak Warga di Kampungnya Bikin Gazebo Bambu

Pembeli gazebo buatan Suherman dan para pekerjanya tidak hanya diminati di pasar Indonesia, tetapi juga menarik minat pembeli luar negeri.

Baca Selengkapnya
Dulu Ngontrak, Berkat Kerja Keras Wanita Ini Kini Miliki Rumah Mewah Hasil dari Bertani
Dulu Ngontrak, Berkat Kerja Keras Wanita Ini Kini Miliki Rumah Mewah Hasil dari Bertani

Seorang wanita asal Magelang berhasil membangun rumah mewah hasil berjualan kaktus dan bertani cabai.

Baca Selengkapnya
Dari Modal Rp14.000, Pria Bantul Ini Raup Omzet Rp12 Juta dari Panen California
Dari Modal Rp14.000, Pria Bantul Ini Raup Omzet Rp12 Juta dari Panen California

Bisnis tanam pepaya Califoria merupakan sebuah ketidaksengajaan.

Baca Selengkapnya