Kronologi Geng Motor SMP di Sukabumi Serang Pelajar SD hingga Tewas
Merdeka.com - Tiga pelajar sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ditangkap polisi terkait kematian seorang pelajar SD berinisial Ra (12). Tiga pelaku menyerang korban yang masih duduk di kelas VI SDN Sirnagalih saat hendak pulang ke rumahnya, Kampung Citepus PAM, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
"Kami masih menyelidiki kasus dugaan penyerangan dan penganiayaan pada jam pulang sekolah, dan mengakibatkan seorang pelajar SD meninggal dunia," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Dian Pornomo di Sukabumi. Dikutip dari Antara, Senin (6/3).
Kejadian ini berawal saat korban bersama beberapa rekannya hendak pulang dari sekolah dengan berjalan kaki, Sabtu kemarin.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Kapan korban ditemukan? Korban tergantung tali nilon warna biru yang ikatkan ke tiang penahan atap tenda terbuat dari besi ukuran 2x4 cm, Kamis (3/10) dini hari.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Dimana kejadian ini terjadi? Diduga, bocah ini tengahh bermain di area parkiran bus.
Korban yang saat itu sedang berjalan kaki sempat bercanda dengan rekan sejawatnya dan sempat diberi tahu oleh penjual siomay, agar tidak bercanda di pinggir jalan khawatir terserempet mobil.
Tidak berselang lama datang gerombolan pelajar SMP dengan menggunakan sepeda motor dan membawa bendera mirip bendera Belanda, sambil mengacungkan senjata tajam jenis celurit.
Konvoi Cari Musuh
Para pelaku bersama belasan rekannya menggelar konvoi untuk mencari musuh. Saat melintas di lokasi kejadian, mereka melihat korban bersama rekan-rekannya sedang berjalan kaki untuk pulang ke rumahnya.
Mereka lantas melihat korban sedang jalan kaki untuk pulang ke rumah. Tanpa basa-basi pelaku segera mengeluarkan celuritnya dan membacokkan ke leher Ra hingga mengalami luka yang parah.
Usai melakukan aksinya, para pelaku kabur begitu saja meninggalkan korban.
Korban Minta Tolong sambil Menangis
Saat itu, korban sempat meminta tolong kepada warga sembari menangis dan memegang lehernya yang terluka parah akibat sabetan senjata tajam.
Warga yang melihat kejadian itu langsung menolong dan membawanya ke RSUD Palabuhanratu. Namun nyawa korban tidak berhasil diselamatkan karena luka parah yang dialaminya.
Sementara, pedagang siomay yang kerap mangkal di SMP 3 Palabuhanratu, Aji mengatakan korban bersama rekan-rekannya setiap harinya pulang dengan cara jalan kaki dan sesekali dijemput orang tuanya.
Tiga Pelaku Diringkus
Kurang dari 24 jam, Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Sukabumi akhirnya menangkap oknum pelajar yang diduga menjadi pelaku pembunuhan.
"Ketiga terduga pelaku penyerangan dan penganiayaan hingga tewas korban berinisial Ra (12) ini kami tangkap saat bersembunyi di sekitar perkebunan karet di wilayah Kecamatan Palabuhanratu," kata Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede.
Menurut Maruly, ketiga anak berhadapan dengan hukum (ABH) ini memiliki peran berbeda, di mana ABH 1 berperan membonceng eksekutor (ABH2), dan ABH 3 memiliki peran menyediakan senjata tajam jenis celurit yang digunakan ABH 2 untuk mengeksekusi Ra.
Dari hasil penyidikan, ketiga ABH ini tidak berafiliasi dengan kelompok geng motor mana pun, adapun bendera yang dibawa mereka merupakan lambang dari SMP tempat ketiganya menimba ilmu.
"Kami masih mengembangkan kasus ini khususnya kepada ABH3 sebagai penyedia celurit untuk digunakan ABH 2 mengeksekusi korban, apakah ABH 3 ini sudah beberapa kali menjadi pemasok senjata tajam untuk tawuran antar-sekolah, hal tersebut yang masih kita dalami," tambahnya.
Korban Salah Sasaran
Maruly mengatakan diduga Ra menjadi korban salah sasaran, karena saat kejadian menggunakan seragam pramuka ditambah tubuhnya yang bongsor seperti anak tubuh pelajar SMP.
Ketiga tersangka dijerat dengan pasal 80 ayat 3 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana kurungan penjara selama 15 tahun.
Di sisi lain ia menjelaskan, bahwa penanganan kasus ini serupa dengan tindak pidana lainnya, namun karena tersangka merupakan anak di bawah umur, maka penahanan yang dilakukan pihaknya hanya tujuh hari dan bisa diperpanjang delapan hari.
Selain tersangka, polisi juga menyita sejumlah barang bukti seperti celurit yang digunakan untuk mengeksekusi korban, pakaian korban dan tersangka serta bantal guling yang digunakan untuk menyembunyikan celurit. Usai melakukan aksinya, ABH2 sempat mencoba menghilangkan barang bukti berupa celurit, namun berhasil ditemukan.
Kasus ini pun sempat memicu emosi warga yang geram dengan perilaku sadis mereka menghabisi nyawa anak SD yang masih duduk di bangku kelas VI. Tetapi emosi warga berhasil diredam dan Polres Sukabumi meminta untuk menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menangkap 17 pelajar pascatewasnya seorang remaja dan satu luka-luka akibat sabetan senjata tajam di Jalan Raya Mustikasari, Rawalumbu, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaSeorang pelajar tewas akibat disabet celurit oleh gerombolan pelajar di Jalan Pasar Lama, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jumat (1/12).
Baca SelengkapnyaKasus tersebut ditangani Kanit Laka Polresta Padang. Pelaku sedang diperiksa Polresta Padang.
Baca SelengkapnyaGerombolan bermotor berjumlah 17 orang dengan 7 sepeda motor.
Baca SelengkapnyaSetelah selesai, sekitar pukul 04.00 korban berencana kembali ke tempatnya bekerja.
Baca SelengkapnyaDua pelajar SMA di Kota Bogor dibacok oleh pelajar dari sekolahan lain.
Baca SelengkapnyaPelaku berasal dari geng remaja bernama Geng Bhirues atau Biang Rusuh dan Kampung Sumur Bersatu
Baca SelengkapnyaBubarkan Tawuran Pelajar, Satpam SMP di Bantul Malah Disabet Pakai Sajam
Baca SelengkapnyaSeorang pemotor tewas dengan sejumlah luka setelah diserang orang tak dikenal (OTK) saat berkendara di Jalan Bangka, Mampang Parapatan, Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaSeorang mahasiswa Muhammad Tirza Nugroho Hermawan (21) warga Jepara ditemukan tewas bersimbah darah di Jalan Kelud Raya Semarang, Selasa (17/9) pukul 03.00 wib.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini pihak kepolisian masih mendalami kronologi kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaDetik-detik penyiraman air keras terekam kamera CCTV dan videonya viral di media sosial.
Baca Selengkapnya