Lindungi perempuan dari doktrin sesat kelompok radikal
Merdeka.com - Anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Kepolisian menangkap seorang perempuan pada akhir 2016 lalu. Dian Yuli Novi ternyata terkait dengan jaringan teroris kelompok Bekasi. Dia telah disiapkan untuk menjadi 'pengantin' bom bunuh diri di Istana Negara.
Fakta ini menunjukkan jika kelompok radikal memanfaatkan kaum perempuan saat beraksi. Tentu cara ini dipakai agar bisa mengecoh aparat kepolisian. Doktrin agama dinilai ampuh untuk mempengaruhi pola pikir seseorang.
Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ), Siti Musdah Mulia mengatakan untuk mencegah agar kaum perempuan tidak mudah terpapar paham radikal, pemerintah harus bersikap tegas tidak membiarkan ideologi garis keras berkembang.
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Kenapa mereka merampok? 'Motifnya ekonomi, karena ini jam tangan yang mewah. Berdasarkan laporan dan hasil pemeriksaan yang, maka dugaan kerugian yang dialami korban adalah Rp12,85 miliar, senilai dengan 18 jam tangan mewah yang diambil oleh tersangka,' ungkapnya.
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Apa yang dilakukan polwan? Polisi wanita atau yang biasa disingkat polwan adalah salah satu profesi yang banyak dicita-citakan. Menjadi aparat penegak hukum artinya Anda akan berkontribusi terhadap keamanan dan kenyamanan masyarakat, khususnya dalam menumpas tindak kejahatan.
-
Mengapa OJK fokus pada perempuan? 'Perempuan sebagai ‘bendahara’ dan guru pertama bagi anak dalam keluarga. Selain itu, banyak perempuan berprofesi sebagai guru dan pelaku UMKM. Sehingga, peningkatan pengetahuan pengelolaan keuangan menjadi keterampilan penting untuk dikuasai oleh perempuan.
"Meski perempuan itu adalah pelaku bom, tapi pada hakikatya dia adalah korban, korban ideologi yang dicekoki oleh suaminya, keluarga mereka sendiri dan bisa juga masyarakat di sekelilingnya. Jadi wanita itu adalah korban," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (21/4).
Selain itu, menurutnya, pemerintah juga harus bisa menyelesaikan masalah-masalah keadilan sosial yang terjadi di masyarakat kita. Ketimpangan ekonomi harus dijembatani karena ini sering dijadikan pembenaran oleh kelompok-kelompok radikal.
Dia mengaku sempat bertemu dengan anggota kelompok radikal di lapas-lapas. Mereka, kata Siti mengatakan, korupsi yang terjadi selama ini akibat dari dasar sistem demokrasi sehingga mereka ingin diganti menjadi negara Islam.
"Tentunya ini sangat membahayakan kalau dibiarkan terjadi, karena mengganti ideologi negara itu merupakan impian kelompok teroris tersebut," ujarnya.
Dia terus mendorong agar Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dilibatkan dalam mencegah penyebaran paham radikal. Melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sinergi yang dilakukan berdampak positif.
"BNPT harus selalu menggalang dua organisasi tersebut. Apalagi di dua organisasi besar itu ada yang khusus perempuan, seperti Muslimat NU, Fatayat NU sedangkan di Muhammadiyah ada Aisyiyah," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaBudaya patriaki memiliki andil cukup besar dalam penyebaran paham radikal pada kaum perempuan.
Baca SelengkapnyaSejatinya dalam penanganan konflik maupun pencegahan radikal terorisme, kaum perempuan juga perlu dilibatkan.
Baca SelengkapnyaAnak-anak harus dilindungi dari ancaman intoleransi, radikalisme dan terorisme
Baca SelengkapnyaSaat ini BNPT memiliki berbagai program yang fokus membentuk kekuatan rumah tangga.
Baca SelengkapnyaUntuk membentuk ketahanan ideologi masyarakat, salah satunya dengan mendekati dan memberi arahan kepada para takmir masjid.
Baca SelengkapnyaTidak pantas jika hanya membebankan pembentukan karakter anak kepada sekolah formal saja.
Baca SelengkapnyaSetiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.
Baca SelengkapnyaMilenial dan Gen Z menyumbang 56,45%, pada peta pemilih di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.
Baca SelengkapnyaAksi penyamaran juga tidak luput harus dilakukan oleh seorang Polwan untuk mengungkapkan suatu kasus
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca Selengkapnya