Misteri buaya putih di Sungai Brantas Kediri
Merdeka.com - Cerita tutur tentang keberadaan buaya putih di aliran Sungai Brantas sejak zaman kerajaan kuno Kediri hingga sekarang masih saja menjadi misteri yang tak terpecahkan. Sebab sungai yang digunakan sebagai lalu lintas air sejak masa Empu Sindok pada masa Mataram Hindu selalu minta korban nyawa manusia.
Berulang kali orang tiba-tiba kalap di sungai yang pernah ditumbali oleh Mpu Baradah saat memecah Kerajaan Kahuripan menjadi dua yakni Kerajaan Panjalu dan Jenggala sekitar tahun 1009.
Dan yang terakhir, yang menjadi 'tumbal' Sungai Brantas Kediri adalah dua bocah bernama Deny Kurniawan (12) dan Dwi (11), warga Kelurahan Balowerti, Kecamatan Kota, Kediri pada 20 September 2011 lalu. Keduanya tiba-tiba terbawa arus di areal pembangunan proyek Jembatan Brawijaya Kediri yang difungsikan sebagai pengganti jembatan lama yang pada 18 Maret nanti berusia 144 tahun.
-
Apa fakta setia buaya? Buaya, yang sering dijadikan sebagai simbol seorang playboy, ternyata memiliki fakta yang unik dan berbanding terbalik dari anggapan banyak orang. Hewan ganas ini disebut memiliki sifat setia yang luar biasa.
-
Dimana buaya itu ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air.
-
Dimana saja jembatan di Banyuwangi dibangun? Tahun 2023 ini, pemkab melakukan pembangunan dan perbaikan sebanyak 52 jembatan yang tersebar di berbagai wilayah Banyuwangi, 10 di antaranya adalah jembatan rekonstruksi bencana.
-
Kapan Bendungan Pamayaran mulai dibangun? Menurut sejarahnya, bendungan ini dibangun selama 20 tahun, dimulai pada 1905 dan selesai di 1925.
-
Dimana Jembatan Merah Putih dibangun? Cerita di Balik Peresmian Jembatan Merah Putih di Brebes, Kini Warga Desa Terpencil Tak Lagi Terisolasi
Cerita tentang penunggu buaya putih ini juga banyak diceritakan di catatan Belanda ketika awal-awal pembangunan proyek jembatan lama Kediri sekitar tahun 1836-876.
"Dalam catatan Belanda memang disebutkan bahwa ada buaya putih penunggu jembatan yang dibangun oleh kolonial Belanda," kata Olivier Johanes, pengamat sejarah Indonesia dari Belanda dalam tulisan yang di tulisnya kepada grup Pelestari Sejarah dan Budaya Kediri (PASAK).
Tidak hanya di sekitar jembatan lama Kediri, ada yang lebih misterius lagi soal buaya putih yang berada di aliran Sungai Brantas wilayah Kecamatan Kras Kabupaten Kediri yang dikenal dengan sebutan 'Badug Seketi'.
Badug Seketi dianggap tempat yang sangat wingit dan angker di daerah Kecamatan Kras. Dari cerita tutur masyarakat setempat, si buaya putih dulu awalnya bersahabat dengan penduduk sekitar. Setiap kali penduduk hajatan dan minta tolong kepada si buaya putih kebutuhan hajatan itu selalu disediakan.
Kebutuhan yang disediakan itu antara lain, peralatan dapur seperti piring, sendok dan peralatan pecah belah yang lainnya.
"Cerita kerjasama antara penghuni Sungai Brantas dengan masyarakat itu terjadi hingga sekitar tahun 1970 an. Karena keserakahan, penduduk yang sengaja menyembunyikan peralatan yang dipinjamkan tersebut, berakhir pulalah hubungan antara si buaya putih dengan warga sekitar," kata Abdul Kholik warga Desa Seketi Kecamatan Kras, pada www.merdeka.com, Sabtu (2/3).
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terowongan ini kini menjadi sarang kelelawar dan bernuansa mistis.
Baca SelengkapnyaJembatan ini banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara karena keunikannya.
Baca SelengkapnyaBendungan ini dulu jadi lokasi prewedding favorit para penjajah Belanda.
Baca SelengkapnyaJembatan ini diapit oleh kawasan perbukitan yang hijau, ditambah dengan aliran Sungai Serayu yang luas
Baca SelengkapnyaMengenal salah satu gereja di Italia yang memiliki buaya berusia 500 tahun dan dikenal memiliki makna simbolis.
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaSelain kondisi jalan yang memang tanpa penerangan, keengganan warga melewati rute sepanjang sekitar 7 km itu lantaran cerita seramnya di masa silam
Baca SelengkapnyaJutaan tahun yang lalu, Bumiayu merupakan rumah bagi peradaban kehidupan purbakala
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaMemiliki debit air yang cukup besar, sungai Serayu juga menyimpan kisah sejarah yang menarik disimak.
Baca SelengkapnyaJembatan-jembatan ini menjadi sumber pengairan bagi lahan pertanian dan perkebunan warga
Baca SelengkapnyaSungai Bogowonto merupakan salah satu sungai besar yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Dulunya sungai itu bernama Watukura
Baca Selengkapnya