MUI Ungkap Ada Tokoh Radikal Intoleran di Garut Disegani Teroris
Merdeka.com - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut, Jawa Barat, KH Sirodjul Munir mengungkap fakta mengejutkan terkait aksi bom bunuh diri yang terjadi di Indonesia. Dia menyebut bahwa seluruh teroris yang melakukan aksi bom bunuh diri di manapun pasti pernah sowan ke tokoh kelompok radikalis intoleran di Garut.
"Sebetulnya, temuan kami, walau harus dikurasi di lapangan, teroris yang melakukan bom bunuh diri di seluruh Indonesia kalau belum sowan ke tokoh-tokoh Garut yang radikalis intoleran mereka belum bisa melakukan (bom bunuh diri)," kata Munir, Kamis (22/12).
Mereka yang datang ke Garut itu, diungkapkannya berasal dari berbagai kelompok, mulai Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan sebagainya. "Kalau mau melakukan bom bunuh diri pasti minta izin ke tokoh di Garut," ungkapnya.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Siapa yang terkena dampak terorisme di Indonesia? Di Indonesia, aksi terorisme telah menyebabkan banyak kerugian dan korban. Mereka menjadi korban terorisme mengalami disabilitas seumur hidupnya, bahkan tak sedikit juga yang harus meregang nyawa.
-
Bagaimana pelaku bom bunuh diri menyerang? Pelaku menggunakan rompi berisi bahan peledak. Mengutip Al Jazeera, setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya terluka. Korban tewas didmoinasi oleh wanita dan anak-anak.
-
Kenapa Serangan Umum Surakarta terjadi? Pertempuran 4 hari 4 malam ini untuk melawan adanya Agresi Militer Belanda II.
-
Siapa saja yang tewas dalam serangan gerilyawan Indonesia? Letnan Satu Will Schumler dan Wilhelm Jens tewas saat diserang gerilyawan Indonesia di Bogor.
-
Siapa pelaku pembunuhan itu? 'Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,' ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya.
Tokoh-tokoh yang didatangi dan diminta restu itu, disebutnya adalah pelanjut perjuangan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) dari kelompok fi sabilillah. Ketika ditanya identitas tokoh tersebut, Sirodjul mengaku belum bisa mengungkapnya.
"Sedang dalam menangani jadi tidak boleh ada inisial. Tapi saya pastikan ada di Garut," sebutnya.
MUI Garut, diakui Munir, setelah mengetahui adanya tokoh-tokoh tersebut melakukan sejumlah upaya penginsyafan. Tidak hanya kepada para tokohnya saja, namun juga pengikut-pengikutnya yang tersebar di 42 kecamatan di Kabupaten Garut.
Dalam dua tahun, setidaknya sudah ada 1.000-an orang yang sudah insyaf. Dari jumlah tersebut, 300 di antaranya ikrar secara terbuka kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan bakan dibina perekonomian bekerja sama dengan MUI pusat dan juga kampus UI Depok.
"Sebetulnya sudah lama, terindikasi seluruh kecamatan di Garut terpapar paham radikalis intoleran, jumlahnya belum bisa disebut," ungkapnya.
Mereka yang menganut paham tersebut, menurutnya bisa menjadi calon teroris baru bila dibiarkan. Tidak hanya itu saja, mereka bahkan bisa melakukan kudeta dengan cara-cara radikal.
"Kalau sudah siap arahnya ke sana (menjadi teroris). Kalau dibiarkan mereka akan kudeta, mengubah negara sistem pemerintah, karena tidak mungkin merebut dengan sistem damai, maka dengan radikal angkat senjata, kudeta," tegasnya.
Kondisi itu pun dikuatkan dengan diketahuinya sejumlah gunung di Garut yang menjadi tempat latihan para teroris, baik kelompok JAD dan lainnya.
"Di utara ada, tengah seperti gunung Talaga Bodas ada, di selatan apa lagi. Kebanyakan yang berlatih dari KW9, JAD juga sama berlatih di Garut," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI
Baca SelengkapnyaTerduga teroris ini berencana melakukan bom bunuh diri di rumah ibadah.
Baca SelengkapnyaJamaah Islamiyah Umumkan Bubarkan Diri, Akan Patuh Pada NKRI
Baca SelengkapnyaHal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.
Baca SelengkapnyaDensus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini, seorang karyawan KAI di Bekasi, Jawa Barat diduga masuk dalam jaringan terorisme.
Baca SelengkapnyaWakil Sekjen PBNU Suleman Tanjung, mengatakan, unjuk rasa yang digelar belasan orang di PBNU pada Jumat (2/8) kemarin murni didalangi oleh PKB.
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca SelengkapnyaNoor Huda berpesan agar masyarakat tidak terpaku pada stereotipe atau subjektivitas yang berlaku di masyarakat.
Baca SelengkapnyaKetujuhnya kini masih menjalani pemeriksaan intensif
Baca SelengkapnyaKemenag Surabaya akan berkoordinasi dengan Kepolisian saat di singgung apakah akan mengeluarkan larangan resmi terhadap Ustaz Syafiq berceramah di Surabaya.
Baca SelengkapnyaTim Densus Antiteror Polri saat ini masih mendalami keterlibatan HOK, dengan kelompok teroris dengan memeriksa sejumlah saksi.
Baca Selengkapnya