Pasutri di Sukabumi Ditimpa Pohon Kelapa, Istri Tewas dan Suami Kritis
Merdeka.com - Pasangan suami istri (pasutri) warga Kampung Cisalak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tertimpa pohon kelapa saat pulang ke rumahnya seusai bertani, Senin (13/2). Akibat kejadian itu, sang istri yang bernama Herti Kartini (50) meninggal dunia sedangkan suaminya Jajang (63) dalam kondisi kritis.
"(Jajang) masih menjalani perawatan intensif di RSUD Sekarwangi Cibadak, Kabupaten Sukabumi," kata Kapolsek Cikembar AKP R Panji Setiaji.
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari polisi, sebelum kejadian nahas, pasutri yang merupakan warga RT 03, RW 12, Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar ini bergegas pulang seusai bertani di sawah. Saat itu turun hujan deras disertai angin kencang.
-
Bagaimana pasangan ini meninggal? Beberapa laporan media mengklaim pasangan tersebut mati karena dirajam. Namun Papathanasiou mengatakan tidak ada bukti terkait klaim tersebut. Penyebab kematian pasangan ini masih misterius.
-
Kapan pasangan ini meninggal? Kerangka ini berasal dari tahun 3.800 SM dan berusia 5.800 tahun.
-
Siapa yang terdampak semangka? Kondisi ini disoroti dalam sebuah studi kasus baru, yang akhirnya menyebabkan kondisi mereka menjadi semakin parah dan berbahaya.
-
Siapa saja korban sambaran petir? Ketiga korban yakni dua orang ibu, FT (35) dan WR (30), dan seorang remaja laki-laki AR (18).
-
Siapa yang terluka dalam kebakaran pernikahan? Korban selamat, seperti Raniaa Waad, seorang remaja berusia 17 tahun, menceritakan momen mengerikan tersebut. Dia menambahkan istrinya ‘tidak dapat berbicara’ setelah kejadian tragis itu. Peristiwa itu juga membuat ayahnya harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
-
Siapa yang kehilangan keluarganya dalam kecelakaan maut? Baru-baru ini, media sosial dikejutkan dengan kabar tragis dari seorang remaja berusia 19 tahun, Abdur Rahman Amir Ruddin, yang harus kehilangan kedua orang tua dan keempat saudaranya akibat kecelakaan maut di Segamat, Malaysia.
Rekannya yang bernama Otoy meminta agar Jajang dan Herti untuk berteduh dahulu sampai hujan reda. Namun, pasutri itu memilih untuk melanjutkan perjalanan karena ingin cepat sampai di rumah dan beristirahat.
Nahas saat dalam perjalanan pulang, tiba-tiba pohon kelapa yang berada di pinggir jalan setapak yang dilewati kedua korban tumbang dan menimpa mereka. Akibatnya Jajang dan Herti tidak sadarkan diri.
Tidak lama hujan pun akhirnya reda. Otoy pun langsung bergegas pulang ke rumahnya. Dia terkejut mendapati kedua rekannya dalam kondisi tengkurap tertindih pohon kelapa.
Otoy mencoba menyingkirkan batang pohon kelapa berukuran besar itu dari tubuh pasutri tersebut. Namun, karena tidak kuat ia pun langsung meminta warga membantu mengevakuasi batang pohon.
Akibat kejadian itu, Herti meninggal dunia di tempat karena mengalami luka yang cukup parah pada bagian kepala dan beberapa bagian tubuhnya, sedangkan Jajang mengalami luka parah. Kondisinya masih kritis karena mengalami luka berat dan tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Sekarwangi.
Panji mengatakan, pihaknya langsung menuju lokasi setelah menerima kabar adanya kejadian pohon tumbang menimpa pasutri itu. "Dari keterangan saksi (Otoy), kejadian nahas yang dialami kedua korban akibat kecelakaan. Diduga pohon kelapa itu tumbang karena disapu angin kencang yang disertai hujan deras ditambah batangnya sudah keropos atau lapuk," tambahnya seperti dilansir Antara.
Jenazah Herti sudah dimakamkan warga dan keluarganya di tempat pemakaman umum (TPU) yang tidak jauh dari rumahnya.
Terkait kejadian ini. Panji mengimbau agar warga selalu waspada ketika melewati pohon berukuran besar, apalagi saat turun hujan dan angin kencang.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua korban ditemukan tertimpa material lumpur di aliran sungai Kalimujur Desa Kloposawit.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan dari pihak keluarga, hubungan pasutri itu sudah tidak harmonis sejak beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaKeduanya diketahui pernah mencoba bunuh diri namun dicegah keluarga. Mereka disebutkan mengalami depresi akibat utang piutang.
Baca SelengkapnyaPada saat ditemukan, mayat pasutri itu ditemukan dalam kondisi yang sudah membusuk.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal merupakan pasangan suami-istri, bernama Ida Bagus Eka Widya Cipta (40) dan Ida Ayu Putu Mutiari (38).
Baca SelengkapnyaKorban langsung dinyatakan tewas di tempat. Saat ini, kedua korban telah dibawa ke RSCM guna autopsi.
Baca SelengkapnyaSatu dari tiga korban meninggal dunia, sementara dua lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaSeorang pria bernama Wayan Agus Yutayasa alias Kariasa (39) tewas tergantung setelah bertengkar dan menembaki istrinya menggunakan senapan angin.
Baca SelengkapnyaSupiati bahkan meminta bantuan bupati agar bisa membantu membebaskan sang suami.
Baca SelengkapnyaSatu orang meninggal dunia dalam kejadian ini bernama I Ketut Tunas (60).
Baca SelengkapnyaApi muncul dari atap rumah lalu cepat membesar karena seluruh rumah terbuat dari kayu yang sudah lapuk.
Baca SelengkapnyaSeorang suami bunuh istri terjadi di sebuah rumah kontrakan, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
Baca Selengkapnya