Pemuda Lumajang Raup Cuan Lewat Budi Daya Selada Hidroponik
Merdeka.com - Tinggal di lokasi lahan kering tidak membuat Ahmad Rofi'i (26) pesimis untuk meraup cuan lewat bertani dan bertanam. Pemuda asal Desa Kedawung, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang berhasil memanfaatkan metode hidroponik sebagai salah satu alternatif pilihan bertanam.
Rofi'i memanfaatkan lahan yang hanya berukuran 18x3 meter untuk disulap menjadi tempat untuk budi daya selada air. Dia membangun rumah hidroponik di areal itu.
Hidroponik merupakan metode budi daya tanam dengan hanya memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah. Rofi'i mengaku sudah menggeluti budi daya sayuran hidroponik ini dalam 2 tahun terakhir dan hasilnya cukup memuaskan.
-
Bagaimana petani hidroponik di Indramayu ini bertani dari jarak jauh? Kombinasi NFT dan IoT tadi, di dalam green house ini bisa menciptakan suatu ekosistem hidroponik tersendiri. Dia tidak bergantung ke cuaca, musim sampai kondisi air, karena suhu sudah bisa diatur otomatis dengan adanya perangkat tadi melalui blower. Ini memungkinkan bisa dikontrol dari jarak jauh,' terangnya
-
Bagaimana Rahmat memulai usaha hidroponiknya? 'Ternyata terbukti bisa dijalankan setelah saya memulai bertanam hidroponik dengan biaya Rp2 juta itu, dan Rp1 juta lainnya saya belikan media tanam, pupuk dan yang lainnya. Saya mulainya dari satu meja, motong pipa sendiri, grinda sendiri,' katanya di YouTube Capcapung, dikutip Sabtu (17/2).
-
Kenapa petani hidroponik di Indramayu ini memilih bertani melon? Berangkat dari Keinginan Bertani Secara Praktis Jika biasanya, agar buah yang dihasilkan bagus dan manis, harus dipantau secara berkala, penyiraman rutin dan pengelolaan sinar matahari yang cukup.
-
Dimana petani hidroponik di Indramayu ini menanam melon? Rohmat kini membangun green house di rumahnya untuk membudidayakan tanaman buah bercita rasa manis itu.
-
Mengapa memilih menanam hidroponik di rumah? Cara menanam sayuran hidroponik di rumah menjadi pilihan favorit banyak orang karena mudah dan menghasilkan.
-
Siapa yang menginspirasi petani muda ini? Dyra mengatakan, mereka berjualan petai karena terinspirasi dari orang tua.
Menurut Rofi'i, budi daya selada ini cukup mudah. Awalnya bibit selada yang masih berupa biji disemai pada spons atau busa. Spons yang disediakan juga dibentuk dan dipotong sedemikian rupa untuk menyesuaikan proses penanaman selada.
Setelah berusia satu minggu dan tumbuh daun, barulah selada dipindah ke rumah hidroponik. Di tempat ini, sudah dirancang dan disetel dengan dipasang lubang-lubang pipa yang teraliri air.
Selain itu, kadar PH air juga harus dijaga dan dipastikan air dalam tempat penampung tak langsung terkena matahari. Setelah berusia 30 hari, barulah selada siap panen.
"Proses penyemaian 1 minggu, lalu dipindah sekitar 30 harian baru bisa dipanen," jelas Rofi'i saat ditemui pada Sabtu (18/2).
Seusai dipanen, selada kemudian dikemas dan siap dijual ke pelanggan-pelanggan, seperti pemilik restoran maupun usaha katering.
“Penjualannya sementara masih dalam kota, kebanyakan ke restoran-restoran sama usaha katering,” katanya.
Dari budi daya selada air ini, Rofi'i mengaku bisa meraup cuan hingga Rp4-5 juta per bulan. Dan sejauh ini, ia memilih selada air hidroponik lantaran harganya yang cukup stabil dibanding sayuran lain yang bisa cepat naik turun.
Ia mengaku sering kewalahan akan tingginya permintaan sayuran tanpa pestisida itu. "Untuk permintaannya tinggi, bahkan sampai kekurangan untuk supply stok,” ujarnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Geregetan karena orang tuanya selalu rugi akibat gagal panen, pemuda ini berinisiatif menanam melon di lahan sempit depan rumah dan omzetnya capai jutaan rupiah
Baca SelengkapnyaDi usianya yang baru 23 tahun, Regi sukses menjadi petani hidroponik.
Baca SelengkapnyaHendi prihatin banyak para petani tembakau di desanya terlilit utang. Ia pun mengajak mereka untuk mengembangkan pertanian melon
Baca SelengkapnyaRahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta.
Baca SelengkapnyaSebelum menjadi petani, Adli pernah bekerja sebagai tukang bangunan. Dia juga pernah bekerja di sebuah gudang garmen
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk menjadi petani.
Baca SelengkapnyaSalah satu transmigran muda berikut ini berhasil menjawab tantangan.
Baca SelengkapnyaSebelum bertani pepaya, ia telah berkali-kali gagal membangun usaha di bidang lain.
Baca SelengkapnyaBrisket produksi pemuda ini berhasil tembus pasar internasional.
Baca SelengkapnyaSempat susah dapat kerja, pemuda 26 tahun ini memutuskan jadi petani melon. Kini penghasilannya mencapai Rp45 juta per bulan.
Baca SelengkapnyaWalaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
Baca SelengkapnyaUsaha budidaya ikan lele milik Gustavian berawal dari pertemanan. Gustavian melihat bahwa banyak teman-temannya yang berbisnis lele.
Baca Selengkapnya