Penjelasan Lengkap Dokter Forensik Soal Hasil Autopsi Jenazah Sejoli Asal China
Merdeka.com - Dua jenazah sejoli asal China, Li Chiming (24) dan Cheng Jianan (22) telah selesai diatopsi. Dokter spesialis forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Dr IGNG Ngoerah atau RSUP Sanglah dr Dudut Rustyadi mengatakan, pada jenazah Cheng Jianan ditemukan ada beberapa luka.
"Luka-luka itu tersebar di beberapa daerah, mulai dahi bagian kiri kami temukan luka memar. Kemudian anggota gerak mulai bahu kanan, lengan bawah, tungkai bawah, lutut juga kami temukan ada luka memar," kata Dudut saat konferensi pers di Mapolresta Denpasar, Bali, Rabu (17/5).
Selain itu, dokter juga menemukan luka memar di leher bagian depan kiri. Sedangkan leher bagian kanan terdapat luka lecet yang berbentuk garis bervariasi panjangnya mulai 2 cm sampai 5 cm.
-
Apa yang ditemukan di makam China? Makam ini awalnya digali pada 2020 di Kota Datong, Provinsi Shanxi, China utara.
-
Bagaimana mayat tersebut ditemukan? Awalnya pekerja bangunan yang sedang membongkar taman kosong di sebuah ruko menemukan karung goni yang sebagian tertanam di dalam tanah. Tetapi saat ditarik dari posisinya ternyata berisi tulang belulang diduga kepala manusia.
-
Dimana jasad korban ditemukan? Jasad RN ditemukan di dalam ruko Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
"Kemudian dari pemeriksaan luar kami temukan busa halus berwarna putih yang keluar dari hidung dan mulut korban tersebut," imbuhnya.
Kemudian untuk pemeriksaan dalamnya ditemukan luka memar. Lalu dari saluran pernapasan juga ditemukan ada busa yang berasal dari pipa udara korban. Pada pemeriksaan organ dalam ada tanda-tanda mati lemas atau kekurangan oksigen.
"Sehingga dari temuan tersebut kami simpulkan bahwa luka-luka tersebut akibat kekerasan tumpul. Busa halus tersebut sesuai dengan orang yang meninggal karena tenggelam. Luka gores seperti garis di leher itu sesuai dengan peristiwa penjeratan. Dari temuan tersebut kami menyimpulkan bahwa penyebab kematian korban perempuan ini akibat masuknya air ke dalam saluran pernapasan korban yang mengakibatkan korban mati lemas," ujarnya.
Dudut melanjutkan, penyebab korban meninggal akibat ada cairan yang masuk pada saluran napas. Hal ini sekaligus menjelaskan posisi korban yang ditemukan dalam bathtub.
Sedangkan penyebab korban lemas karena luka memar di dahi. Artinya ada trauma di kepala yang mungkin dapat membuat korban menjadi tidak sadar atau penurunan kesadaran, sehingga dimudahkan untuk dimasukkan ke dalam bathtub.
"Kondisi kedua yang melemahkan adalah adanya luka lecet yang berbentuk garis yang sesuai dengan peristiwa penjeratan. Tadi disampaikan oleh Bapak Kapolresta dari olah TKP ditemukan tali (kimono). Artinya dua hal utama yang membuat korban sehingga dapat dimasukkan dalam bathtub, dalam kondisi masih hidup tapi dalam kondisi penurunan kesadaran atau kondisi lemah. Sehingga begitu masuk bathtub masih hidup, masuk bathtub, ada cairan masuk, itu yang membuat korban menjadi meninggal," ujarnya.
Sementara, Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah, Kunthi Yulianti mengatakan, bahwa pada jenazah Li Chiming ditemukan ada 20 luka di tubuh korban.
"Kami dapatkan pada jenazah (Li Chiming) ditemukan 20 luka yang tersebar pada tubuh berupa luka-luka terbuka. Yang setiap lokasinya luka terbuka itu bergerombol. Ada luka lecet gores dan luka memar. Untuk luka terbuka ada di leher samping kanan dan leher samping kiri. Ada luka di dada kiri, kemudian ada luka terbuka di punggung tangan kanan dan kiri. Luka terbuka pada pergelangan tangan kiri. Kemudian di punggung kaki kanan kiri, di sekitar luka terbuka tersebut juga ada luka lecet," ujarnya.
Selain itu, pihak juga menemukan luka lecet bentuk garis pada dada dan perut serta luka memar pada dahi Li Chiming. Dan setelah dianalisis luka tersebut adalah luka kekerasan tajam yang khas merupakan luka iris.
"Dari pemeriksaan dalam, kami temukan bahwa luka terbuka yang bergerombol di leher kanan dan kiri menyebabkan terpotongnya pembuluh darah balik. Yang disebut sebagai pembuluh darah balik, yang disebut sebagai pembuluh vena juguler eksterna terpotong habis. Serta otot lapis pertama leher kanan dan kiri itu terputus namun tidak keseluruhannya," ujarnya.
Selain itu, juga ditemukan organ dalam yang nampak pucat dan darah yang sedikit saat diautopsi. Kemudian, dokter menyimpulkan bahwa luka-luka yang ada pada leher kanan dan kiri, kedua punggung tangan dan pergelangan tangan dan dilihat dari luka terbuka yang bergerombol ada yang dalam dan ada yang dangkal, juga ada luka lecet gores merupakan luka bagi orang yang melukai dirinya.
"Itu merupakan luka yang biasa terjadi pada orang yang melukai dirinya sendiri. Sebab kematian pada jenazah adalah kekerasan tajam pada leher, yang mengakibatkan putusnya vena jugularis kanan dan kiri yang menyebabkan perdarahan," ujarnya.
Ia juga menerangkan, saat ditanya kenapa korban Li Chiming masih bisa bergerak ke koridor atau lorong depan kamar dengan tubuh yang penuh luka. Menurutnya, dari analisis lokasi bahwa luka-luka tersebut adalah luka yang terjangkau. Artinya yang bisa diraih oleh dirinya sendiri dan luka-luka tersebut bergerombol.
"Jadi di lokasi yang terjangkau itu lukanya lebih dari satu. Ada luka yang dalam dan ada luka yang dangkal termasuk luka lecet. Itu menunjukkan adanya luka-luka percobaan (bunuh diri). Kemudian dari hasil autopsi ditemukan pembuluh darah yang terputus itu adalah pembuluh darah balik atau vena. Kalau pembuluh darah vena dia akan keluar dengan lambat, dan akan menimbulkan kematian yang tidak cepat. Kalau yang terkena pembuluh nadi, apalagi di leher itu pembuluh darah yang cukup besar dari jantung bisa (seketika) meninggal. Jadi ada waktu antara perlukaan sampai meninggal," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, dua pasangan kekasih ini ditemukan tewas di kamar Hotel Intercontinental Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Senin (1/5). Jenazah korban ditemukan pada sekitar pukul 07.00 WITA.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kerja sama tersebut bertujuan untuk mengumpulkan data antemortem dari keluarga korban
Baca SelengkapnyaTotal ada empat pelaku yang ditangkap polisi. Keempatnya masih berusia tak jauh berbeda dengan korban.
Baca SelengkapnyaTerkait kepemilikan sebilah pisau itu, menurutnya belum bisa diidentifikasi karena kebetulan ditemukan di lokasi kejadian
Baca SelengkapnyaHasilnya, semua korban tewas akibat benda tumpul, bukan senjata tajam. Luka bekas pukulan itu utamanya paling dominan berada di kepala.
Baca SelengkapnyaSelain bacokan di dada, korban mengalami luka bakar hampir sekujur tubuh dengan persentase mencapai 91%.
Baca SelengkapnyaTim medis telah melakukan sejumlah penatalaksanaan dan saat ini jenazahnya disimpan di ruang pendingin kedokteran forensik.
Baca Selengkapnya