Polisi Usut Dugaan Perpeloncoan di Unismuh Makassar, Bakal Periksa Panitia Pengaderan
Merdeka.com - Polisi akan memanggil panitia pelaksana pengaderan Achilles 2023 dan juga pihak Universitas Muhammadiyah Makassar terkait laporan dugaan perpeloncoan dilakukan senior terhadap mahasiswa baru. Polisi telah meminta keterangan orangtua dan korban berinisial MF.
Kasatreskrim Polrestabes Makassar, AKBP Ridwan JM Hutagaol mengatakan, kasus penganiayaan dan perpeloncoan terhadap mahasiswa baru Fakultas Kedokteran dan Ilmu Keperawatan (FKIK) Unismuh Makassar telah dilaporkan orangtua korban pada Minggu (25/6).
"Sudah melapor ke Polrestabes, yang di mana orangtuanya langsung pada hari Minggu tanggal 25 Juni 2023," kata Ridwan usai jumpa pers di Mapolda Sulsel, Selasa (27/6).
-
Siapa saja yang diperiksa polisi? Hari ini, tiga saksi diperiksa unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan, Jumat (23/2).
-
Apa yang dilakukan polisi pada korban? Sesampainya di ruangan, pintu malah dikunci dari dalam'Sedangkan kedua teman korban menunggu di ruangan lainnya, singkat cerita di ruang tersebut terjadi dugaan tindak pencabulan itu,' kata KBO Satreskrim Polres Belitung, IPDA Wahyu Nugroho dalam konferensi pers di Polres Belitung.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
-
Bagaimana polisi menangani kasus perundungan ini? Polisi memastikan bahwa kasus ini diproses secara hukum meski kedua tersangka masih di bawah umur. Polisi akan menerapkan sistem peradilan anak terhadap kedua pelaku. Kedua pelaku terancam pidana penjara selama tiga tahun dan denda Rp72 juta.
Polisi saat ini baru memeriksa korban dan orang tuanya terkait dugaan perpeloncoan saat pengaderan di salah satu Aula markas TNI di Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar. Polisi sudah mengarahkan kepada korban dan orangtuanya untuk melakukan visum.
"Kita akan mintakan hasil visumnya apakah di situ ada penganiayaan atau tidak," tutur dia.
Polisi juga mengagendakan pemeriksaan terhadap panitia pelaksana pengaderan Achilles 2023 FKIK Unismuh Makassar. Polisi masih mencari unsur pidana dalam pelaporan tersebut.
"Kita masih fokus untuk unsur-unsur pidana penganiayaan. Panitia juga akan kita periksa," pungkasnya.
Unismuh Ungkap Awal Mula Terjadinya Penganiayaan saat Perpeloncoan Mahasiswa Baru
Sebelumnya, Wakil Dekan III FKIK Universitas Muhammadiyah Makassar, dr Asdar angkat bicara terkait dugaan perpeloncoan dilakukan senior terhadap mahasiswa baru. Asdar mengakui kejadian dugaan kekerasan terhadap tiga mahasiswa baru luput dari pengawasan.
"Tentu, karena tidak luput pasti tidak mungkin terjadi (kekerasan terhadap tiga korban). Saya pribadi sudah full untuk mengawasi mereka, karena untuk acara kemahasiswaan itu tidak boleh diblok, kita bredel sama sekali," ujar Asdar saat jumpa pers, Senin (26/6) malam.
Asdar mengatakan kegiatan pengaderan Achilles 2023 dilakukan untuk melatih skill mahasiswa. Asdar menegaskan kegiatan tersebut diawasi sangat ketat.
"Tapi ya namanya insiden, tidak bisa diprediksi. Tentu ada akibatnya langsung Kita mengobati," tutur dia.
Jumlah Korban
Asdar mengaku masih melakukan investigasi untuk mengetahui pelaku penganiayaan. Meski demikian, kata Asdar, tidak menutup kemungkinan pelaku penganiayaan adalah senior.
"Iya, karena memang tidak ada orang lain dalam," ungkap dia.
Asdar merinci kronologi saat kegiatan dimulai sejak Kamis-Minggu di Aula Raider 700. Secara umum, ungkap Asdar, kegiatan berjalan sesuai dengan random acara dan berjalan tertib.
"Kronologi, kegiatan dibuka pada Kamis namun pemberian materi dimulai Jumat. Sabtu sore, seorang peserta, adinda Fathan (korban) mengeluh sakit dan diberi penanganan pertama oleh tim medis kami di Yonif 700," kata dia.
"Peserta itu kemudian diantar ke RS Unhas. Di rumah sakit, peserta telah mengalami dipukul senior sekira pukul 12.20 (Wita) Sabtu dini hari," imbuhnya.
Asdar menambahkan selain Fathan, ternyata ada dua korban lainnya yakni MR dan MI. MR mendapatkan perawatan pada Sabtu (24/6), sementara MI pada Minggu (25/6).
"Mahasiswa yang mengalami itu (kekerasan) telah mengalami observasi dan penanganan lebih lanjut di rumah sakit. Saat ini berdasarkan hasil pemeriksaan, kondisi adinda yang pertama yakni Fathan keadaan baik," ungkapnya.
"Dua mahasiswa lainnya dalam sehat dan dipastikan tidak seperti diderita. Jadi di antara tiga yang kami bawa ke rumah sakit, cuma satu yang mengalami insiden," tuturnya.
Asdar membantah bahwa korban mengalami patah tulang dan pendarahan. Asdar menyebut hasil pemeriksaan kondisi korban normal.
"Fathan alami nyeri perut. Dari pemeriksaan, hasilnya normal dan tidak ada yang patah tulang atau rahang patah, itu tidak ada. Itu bisa dibuktikan valid. Dari tiga, dua sudah rawat jalan," ungkapnya.
"Untuk Fathan, karena butuh pemeriksaan CT scan, jadi di RS Unhas sedang rusak, jadi dilakukan pemeriksaan CT scan di RS Bhayangkara," imbuhnya.
Akibat kejadian tersebut, Asdar menyampaikan permohonan maaf kepada orang tua dan korban. Ia menyebut akan memberikan pendampingan terhadap ketiga korban.
"Tindak lanjut, kami nyatakan permohonan maaf dari lubuk hati dalam dan para korban dan orang tuanya. Kedua kami berkomitmen untuk memberikan pendampingan terhadap mahasiswa tersebut sudah terlaksana," kata dia.
Selanjutnya, pihaknya berkoordinasi dengan Dewan Kehormatan dan Etik Edukasi (DKEE) Unismuh Makassar untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.
"Ketiga, kami berkoordinasi dengan dewan kehormatan dan etik edukasi universitas dan pimpinan Unismuh dalam hal ini WR III untuk menindaklanjuti insiden ini termasuk investigasi," tegasnya.
"Kami kutuk keras segala kekerasan dan memang segala rundown acara tidak ada yang ke sana (kekerasan). Tapi ya namanya kecelakaan," tambahnya.
Asdar menambahkan akan melakukan evaluasi terhadap Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pasca kejadian ini. "Tentu evaluasi cuma karena kasus ini. api kurikulum dalam kemahasiswaan itu akan dievaluasi dan ini bukan rencana baru dan sudah lama," ucapnya.
Wakil Rektor III Unismuh Makassar, Muh Tahir mengungkapkan pihak Dekanat Fakultas Kedokteran sedang melakukan investigasi terkait dugaan perpeloncoan dilakukan senior terhadap MABA. Meski demikian, pihaknya belum mendapatkan laporan dari Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Unismuh Makassar terkait hasil investigasi.
"Begini, laporan resmi dari Fakultas belum kami terima. Sementara dia lakukan investigasi ke Fakultas. Nanti setelah itu, kami belum berani juga karena itu kan kegiatannya di luar kampus," tuturnya.
Tahir mengaku dirinya tidak mengetahui secara langsung kasus perpeloncoan dan kekerasan terhadap Maba. Ia menegaskan masih menunggu hasil investigasi dilakukan Dekanat Fakultas Kedokteran.
"Kami tidak (melihat) langsung di lapangan, artinya disampaikan ke kita seperti itu adanya. Informasi yang disampaikan ke kami sebagai penanggungjawab mahasiswa," kata dia
"Bagaimana pun juga, karena mereka ini di tingkat fakultas itu ada penanggungjawabnya Dekan, WD III, dan Ketua BEM serta Panitia. Karena mereka punya internalisasi untuk melakukan kegiatan. Jadi kami nanti minta laporannya ke pimpinan," imbuhnya
Meski demikian, jika kejadian perpeloncoan dan kekerasan benar-benar terjadi maka pihak kampus akan memberikan sanksi tegas. Ia menegaskan di Unismuh Makassar ada aturan, tata tertib, dan kode etik kemahasiswaan.
"Kalau betul terjadi, kita tegas di sini, seperti kemarin yang pengeroyokan. Siapapun yang melakukan pelanggaran, kita di sini punya aturan, tata tertib kehidupan kampus islami dan kode etik kemahasiswaan," sebutnya.
"Setelah ada pelanggaran yang dilakukan, apakah pelanggaran tata tertib, atau kode etik, semua diproses penetapan sanski melalui Komisi Disiplin atau lembaga dewan kehormatan etik," pungkasnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi memeriksa wali kelas dan kepala sekolah hingga orang tua para terduga pelaku perundungan terhadap siswa difabel di SMPN 4 Makassar.
Baca SelengkapnyaMenurut Artanto, hasil pemeriksaan para saksi akan dianalisa dan disinkronkan satu dengan yang lain.
Baca SelengkapnyaPenyidik juga akan melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi yang berkaitan dengan perkara tersebut.
Baca SelengkapnyaSampai saat itu, penyidik Polda Jawa Tengah sudah memeriksa 17 saksi.
Baca SelengkapnyaBerkaitan dengan update kasus Aulia ada 46 saksi telah diperiksa termasuk dari pihak Universitas Diponegoro (Undip).
Baca SelengkapnyaDiperiksa Penyidik, Dua Korban Dugaan Pelecehan Eks Rektor UP Berharap Tersangka Segera Ditetapkan
Baca SelengkapnyaEkshumasi dilakukan sesuai dengan harapan dan permintaan dari keluarga Afif Maulana.
Baca SelengkapnyaPihak Kemenkes juga dimintai keterangan karena sebelumnya sudah melakukan investigasi.
Baca Selengkapnyamotif kelima pelaku melakukan pengeroyokan di depan rumah Komisioner KPU Sulsel karena ketersinggungan.
Baca Selengkapnya