Praktik Aborsi di Balikpapan Sempat Dipromosikan Lewat Media Sosial
Merdeka.com - Polisi membongkar praktik aborsi di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (30/1) malam. Tujuh orang dijadikan tersangka. Diduga, ada ratusan wanita jadi pasien menggugurkan kandungan. Dua pasien aborsi ditangkap hanya berselang 3 hari. Itu menunjukkan, tidak sedikit wanita jadi pasien aborsi.
"Iya sudah 2 tahun ini menyediakan jasa aborsi. Berapa total pasiennya, masih kami dalami. Apakah lebih dari puluhan wanita jadi pasiennya, ya ada kemungkinan" kata Kasat Reskrim Polres Balikpapan, AKP Makhfud Hidayat, dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (1/2).
Dia juga menerangkan, dua wanita kakak beradik, E dan W, jadi tersangka utama karena menyediakan bisnis aborsi itu.
-
Dimana praktik penumbalan ini terjadi? Penelitian ini dilakukan setelah evaluasi ulang sebuah kuburan tua yang ditemukan di Saint-Paul-Trois-Châteaux, Prancis selatan, lebih dari 20 tahun lalu.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Kenapa penipu pig butchering gunakan media sosial? Pelaku biasanya memanfaatkan media sosial seperti Instagram atau Facebook untuk berkenalan dengan korban.
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Bagaimana cara melakukan diseminasi? Proses diseminasi dapat dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari media massa seperti televisi dan surat kabar, hingga pertemuan langsung atau pelatihan.
-
Siapa target dari diseminasi? Diseminasi merujuk pada proses menyebarkan informasi atau pengetahuan kepada orang banyak atau sekelompok orang tertentu.
"Perannya ada sebagai tukang urut, dan memasukkan obat ke dalam organ vital pasien," ungkap Makhfud.
Polisi menyita barang bukti berupa obat-obatan penggugur kandungan, sarung tangan dan juga selendang untuk membelit pasien serta ponsel, kini jadi barang bukti. "Dulu memang pemasaran jasa aborsi itu lewat medsos. Tapi sekarang, dari mulut ke mulut," kata Makhfud.
Diketahui, Polres Balikpapan membongkar praktik aborsi, di salah satu rumah di Balikpapan, Rabu (30/1) malam. Tujuh orang diciduk, dimana 2 diantaranya pasien aborsi. Praktik aborsi terendus setelah warga melaporkan ke kepolisian, yang mencurigai adanya praktik aborsi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kini mereka harus mempertanggung jawabkan perbuatannya
Baca SelengkapnyaKasus ini terungkap setelah polisi menyelidiki iklan jasa konsultasi aborsi dan penjualan obat penggugur kandungan di Facebook.
Baca SelengkapnyaPelaku menawarkan prostitusi melalui Facebook dengan tarif beragam.
Baca SelengkapnyaBayi tersebut diantar dari Sukoharjo ke Malang. Tiga orang diamankan dalam kasus ini.
Baca Selengkapnya7 ibu hamil itu ada dari Bali dan luar Bali dan saat ini masih dilakukan pendalaman terkait dugaan perdagangan bayi.
Baca SelengkapnyaSepasang kekasih yang melakukan aborsi juga ditangkap.
Baca SelengkapnyaKPAI terus bekerja sama dengan Siber Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengungkap sindikat TPPO anak.
Baca SelengkapnyaDua sejoli berinisial DKZ (23) dan RR (28) ditangkap polisi usai melakukan praktik aborsi hasil hubungan gelap.
Baca SelengkapnyaDinkes mengatakan proses pengambilan foto harus dilakukan dengan izin dari pihak keluarga.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia istilah ini mulai populer setelah pemilu tahun 2019.
Baca SelengkapnyaPara pelaku terancam hukuman sepuluh tahun penjara lantaran praktik aborsinya.
Baca SelengkapnyaAwalnya warga mengira rumah tersebut jadi penampungan TKI karena banyak perempuan hilir mudik.
Baca Selengkapnya