Remaja di Malaka NTT Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal Saat Latihan Bela Diri
Merdeka.com - KAN alias Kendy (15), pelajar salah satu SMP di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), tewas setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit.
Kendy merupakan korban penembakan orang tidak dikenal, saat mengikuti latihan bela diri silat bersama rekan perguruan Persatuan Setia Hati Terate (PSHT), pada Jumat (28/4) malam.
Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Penyangga Perbatasan (RSUPP) Betun, untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, pada Minggu (30/4) korban dinyatakan meninggal dunia.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Siapa korban penembakan? Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar tega menembak mat temannya sendiri, Kasat Reskrim Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
Informasi yang dihimpun, pada Jumat (28/4) malam sekitar pukul 19.00 Wita, korban bersama rekan-rekan perguruan PSHT melakukan latihan bela diri. Dua jam pasca latihan atau sekitar pukul 22.00 Wita, korban ditembak diduga menggunakan senapan angin oleh orang yang tidak dikenal.
Tembakan saat itu mengarah kepada kumpulan orang yang sedang melaksanakan latihan bela diri PSHT. Namun, peluru menyasar ke tubuh korban.
Korban pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Kasus ini sudah dilaporkan keluarga korban ke Polres Malaka pasca kejadian atau pada Jumat (28/4) malam.
Autopsi Jenazah
Penyidik Satreskrim Polres Malaka sulit menentukan penyebab kematian korban. Karena itu, Polres Malaka meminta bantuan tim medis Bid Dokkes Polda NTT, untuk melakukan autopsi.
Autopsi dilakukan pada Selasa (2/5) siang oleh Kasubbid Dokpol Bid Dokkes Polda NTT, AKBP Edi Syahputra Hasibuan, dibantu Briptu Saint Valenthino Tefnai. Autopsi berlangsung di rumah korban di Dusun Kota Bone, Desa Kota Bone, Kecamatan Weliman, Kabupaten Malaka.
Autopsi juga dihadiri Kasat Reskrim Polres Malaka, penyidik Polres Malaka, kapolsek Weliman, tim Inafis Polres Malaka, serta pengamanan lokasi dari anggota Polres Malaka, Polsek Weliman dan dari anggota Subden Brimob Pelopor A.
Tim medis memastikan kalau korban meninggal sejak tiga hari lalu. Saat autopsi, ditemukan luka kepala bagian samping kanan atas dari telinga bagian belakang kurang lebih 10 centimeter.
Di bagian dalam ada lubang menembus tengkorak samping kanan sampai ke otak. Juga terdapat sebuah butir peluru senapan dengan diameter 0,5 x 0,3 centimeter di dalam otak korban.
"Sudah dilakukan pemeriksaan mayat dan ditemukan sebuah luka robek di kepala bagian kanan dan ditemukan sebuah peluru di otak, sehingga penyebab kematian adalah penekanan pada otak akibat pecahnya pembuluh darah di otak," jelas Edi Syahputra Hasibuan, Rabu (3/5).
Kapolres Malaka AKBP Rudy Junus Jacob Ledo mengatakan, dari hasil autopsi terhadap jenazah terdapat satu buah peluru senapan angin yang berada dalam kepala korban.
Peluru senapan angin tersebut telah diambil guna dilakukan penyelidikan dan penyidikan lebih lanjut. Hasil otopsi terhadap korban selanjutnya disampaikan setelah dilakukan pemeriksaan oleh ahli Forensik.
Kapores mengimbau agar rekan dan senior korban khususnya organisasi PSHT, juga kepada pihak keluarga untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum.
"Jangan main hakim sendiri, serahkan penyelesaian kasus ini ke pihak kepolisian," tandasnya.
Kapolres juga meminta kepada warga dan pemerintah setempat agar menjaga Kamtibmas agar tetap kondusif pasca kejadian itu.
"Saya meminta kepada keluarga dan warga setempat agar tidak main hakim sendiri. Jangan lagi ada main balas dendam," tutup Rudy Junus Jacob Ledo.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jasad korban sudah dilakukan autopsi. Bahkan, jenazah korban sudah dimakamkan oleh keluarganya di Kabupaten Maros.
Baca SelengkapnyaTim Polda Sumut dan Polres Serdang Bedagai melakukan investigasi untuk mengungkap pelaku penembakan sehingga kasus ini bisa segera terungkap.
Baca SelengkapnyaPelajar SMA itu datang ke Mapolda Sumsel didampingi keluarganya pada Senin (7/8) malam.
Baca SelengkapnyaKorban diduga mengalami kekerasan dari seniornya. Kasus ini masih dalam pemeriksaan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaPelaku pembacokan ditangkap polisi empat hari setelah peristiwa tersebut.
Baca SelengkapnyaSaat ini, proses penyelidikan masih berjalan. Polisi sedang menunggu hasil autopsi di RSUD Ibnu Sina.
Baca SelengkapnyaAde Ary menjelaskan korban hendak menuju sebuah warung makan di Jalan Bugis Tanjung Priok, Jakarta Utara
Baca SelengkapnyaBentrokan antar pemuda terjadi di Kelurahan Pai terjadi pada pukul 00.20 Wita, Jumat (15/3).
Baca SelengkapnyaSempat melapor ke polisi, namun keluarga korban diarahkan ke Denpom I/Bukit Barisan.
Baca SelengkapnyaSiswa MTS itu mengalami luka bacok di leher dan sempat dibawa warga ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap kasus kematian remaja yang sempat dilaporkan sebagai korban begal di Kota Bekasi. Dia ternyata tewas akibat tawuran.
Baca SelengkapnyaOrang yang melakukan sparring dengan korban sudah menyerahkan diri ke Polresta Sleman.
Baca Selengkapnya