Santri Ponpes di Samarinda Diduga Bohong Setelah Aniaya Junior, Sebut Korban Terjatuh
Merdeka.com - Polisi telah menetapkan seorang santri pondok pesantren di Samarinda, MAF (20) sebagai tersangka penganiaya juniornya yang berusia 13 tahun hingga tewas. Dia diduga telah berbohong kepada pengurus ponpes dengan menyatakan korban tidak sadarkan diri karena terjatuh.
Sempat tersiar kabar pada hari kejadian, Sabtu (18/2), pihak ponpes berupaya menutupi kejadian sebenarnya dari kematian korban. Namun, polisi menepis kabar itu dan bilang ponpes sejauh ini bertindak kooperatif.
"Pihak ponpes kooperatif. Buktinya (didampingi pihak ponpes), pelakunya kan diserahkan ke Polsek Sungai Pinang," kata Wakil Kapolresta Samarinda AKBP Eko Budiarto di Polsek Sungai Pinang, Jalan DI Panjaitan, Senin (27/2).
-
Siapa yang dianiaya di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin? 'Saya mondok di sana selama enam tahun, tiga tahun MTs dan Aliyah. Selama 6 tahun di situ cukup banyak perubahan, baik dari pembangunan dan gurunya,' kata Adi Maulana kepada merdeka.com. Menurut Adi Maulana, Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin merupakan yang terbaik di Provinsi Jambi, apalagi Kabupaten Tebo, baik dari sisi pendidikan, pengembangan multimedia, dan lainnya. 'Kalau untuk segi pembelajaran nilainya plus kemudian santri di pondok Raudhatul Mujawwidin itu paling banyak santri se-Jambi. Pada waktu saya masuk pondok santri hanya 800, sekarang sudah lebih dari dua ribu santri,' ujarnya. Namun, pondok pesantren ini juga ada minusnya. Adi Maulana menceritakan, salah satu kejelekannya adalah selalu menutupi masalah kecil ataupun masalah besar. Sepengetahuan dia, kasus santri meninggal baru pertama kali ini terjadi. Namun tindak kekerasan, seperti bullying sudah lama berlangsung. 'Zaman saya juga sudah ada, tapi tidak sampai meninggal seperti ini,' paparnya.
-
Siapa yang menjadi korban santet? 'Semua permukaan eksterior dari guci awalnya tertutup teks yang mengandung lebih dari 55 nama yang diukir, puluhan di antaranya sekarang hanya bertahan sebagai huruf-huruf terpisah yang mengambang atau coretan pensil yang samar,' jelas Lamont.
-
Siapa yang diduga mencabuli santriwati? Seorang ustaz inisial FS (34 tahun) yang mengajar di salah satu dayah (pesantren) di Kabupaten Aceh Utara, Aceh, ditangkap polisi. Dia diduga mencabuli santriwatinya.
-
Di mana kasus pencabulan pengasuh Ponpes terjadi? Kasus pencabulan kembali terjadi di lingkungan pondok pesantren. Kali ini seorang pengasuh pondok pesantren di Kecamatan Jatipuro, Kabupaten Karanganyar diduga mencabuli enam orang santriwati.
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
Informasi awal diterima pihak ponpes, lanjut Eko, korban tidak sadarkan diri lantaran terjatuh. Meski demikian ponpes berupaya memastikan kabar itu.
"Karena ketidaktahuan pihak ponpes juga. Informasi awal (korban meninggal) bukan dari pemukulan, tapi jatuh. Itu (korban jatuh) dari pelaku yang mengatakan ke ponpes. Bekerja sama dengan Polsek, informasi itu kemudian didalami. Ponpes kooperatif dengan kita," ujar Eko.
Makam korban di Desa Muara Badak, kabupaten Kutai Kartanegara, dibongkar Sabtu (25/2) pagi untuk keperluan autopsi. Eko bilang diperlukan waktu untuk mengetahui dan lebih memastikan penyebab kematiannya.
"Mungkin secepatnya (asilnya akan diketahui). Ya, nanti kita informasikan lebih lanjut," tegas Eko.
Merdeka.com berupaya mengonfirmasi pengurus ponpes yang berada di Jalan Wanyi, Bengkuring, dengan mendatangi langsung ke ponpes sekitar pukul 14.59 Wita siang ini tadi. Namun situasi ponpes sedang libur seusai kegiatan wisuda.
"Tidak ada (pengurus Ponpes). Karena sekarang lagi libur sekitar seminggu," kata petugas jaga di pos depan pagar ponpes.
Diberitakan sebelumnya, korban dengan kondisi tidak sadarkan diri dilarikan dari ponpes ke klinik sekitar hingga ke RSUD AW Syachranie Samarinda, pada Sabtu (18/2). Tiba di rumah sakit, korban diketahui sudah meninggal dunia dan dibawa ke rumah duka di Muara Badak, Kutai Kartanegara.
Kematian korban terbongkar diduga dianiaya seniornya, MAF (20). Dia menganiaya korban dengan tangan kosong setelah menuduh korban mencuri uangnya Rp200 ribu yang hilang.
Pihak ponpes mengadu ke Bhabinkamtibmas, hingga akhirnya pelaku dibawa dan diamankan bersama pendampingan pihak ponpes ke Polsek Sungai Pinang pada Senin (20/2) lalu.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengasuh ponpes mengaku tak tahu menahu mengapa muncul narasi AKA dibanting. Pihaknya juga sudah menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya pada orangtua korban.
Baca SelengkapnyaAndri menjelaskan saat ini kedua pelaku ditahan di Polres Tebo untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaSantri Yatim Piatu Hafiz Quran Jatuh dari Lantai 3 Pesantren di Tasikmalaya
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, pihak ponpes membantah korban tewas karena dianiaya
Baca SelengkapnyaKasus perundungan ini sudah dilaporkan orang tua korban ke pihak guru, tetapi tidak direspons.
Baca SelengkapnyaSeorang santri ponpes Al-Hanafiyyah Kediri meninggal dunia usai dianiaya senior
Baca SelengkapnyaPesantren dinilai terkesan menutupi kasus tersebut
Baca SelengkapnyaSaat dilakukan autopsi yang dilakukan oleh dokter ahli forensik Bhayangkara Jambi, Dokter Erni Situmorang, ternyata ditemukan sejumlah luka di tubuh AH.
Baca SelengkapnyaSantri itu tengah berada di Perpustakaan saat dianiaya seniornya.
Baca SelengkapnyaAksi brutal yang dilakukan MGS yang juga kakak pemilik handphone, disayangkan oleh Pimpinan ponpes, Qosdi Ridwanullah.
Baca SelengkapnyaMembanting korban ke lantai hingga tak sadarkan diri
Baca SelengkapnyaKorban atas nama BM, 14 tahun, siswa kelas 8 yang beralamat di Desa Karangharjo, Kabupaten Banyuwangi.
Baca Selengkapnya