Sumpah serapah untuk pembunuh sopir taksi online di Palembang
Merdeka.com - Isak tangis dari keluarga Tri Widiyantoro (43), sopir taksi online di Palembang yang meninggal dunia akibat pembunuhan sadis pecah ketika keluarga melihat jenasah Tri di RS Bhayangkara, Palembang.
Rohana, istri korban yang membawa ketiga anaknya ke RS Bhayangkara Palembang, tampak syok, saat melihat suaminya yang tinggal kerangka tulang. Para keluarga pun tak kuasa menahan air mata melihat kesedihan istri korban.
Saat Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Irjen Pol Zulkarnain Adi Negara menemui keluarga korban, di lantai 2 Sekretarian DIV RS Bhayangkara Palembang, keluarga korban meminta agar bisa ditemui dengan pelaku pembunuhan sopir taksi online tersebut.
-
Bagaimana pria itu membunuh anak tirinya? 'Mereka cekcok sehingga tersangka SE ini menusuk SR dan anaknya menggunakan pisau sehingga anak tidak tertolong lagi,' kata Kapolres Merangin AKBP Ruri Roberto.
-
Siapa yang terkena kanker anak? Leukemia, lymphoma (kanker kelenjar getah bening), dan tumor otak adalah beberapa jenis kanker yang paling umum menyerang anak-anak di Indonesia.
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Kenapa sindiran ke anak buruk? Meskipun sindiran sering dianggap sebagai cara yang efektif untuk mendidik anak, namun sebenarnya sindiran dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak.
“Pak, kita ingin menemui pelakunya, baik yang masih hidup dan yang sudah meninggal. Kita hanya ingin tahu saja, bagaimana orangnya,” ujar Rosida, kakak perempuan Rohana.
Kapolda Sumsel langsung mengiyakan dan menemani keluarga korban bertemu dengan Bayu Irwansyah, pelaku pembunuhan yang diamankan di ruang jenasah RS Bhayangkara Palembang.
Usai menemui pelaku, satu persatu keluarga korban keluar dari ruang jenasah dengan isak tangis histeris. Istri korban pun harus dibopong ke lantai 2 sembari menangis sedih melihat pelaku pembunuh suaminya.
Rosida juga tak bisa menahan air mata dan kemarahannya. Dia langsung berdiri dan mengucapkan sumpah untuk para pelaku pembunuhan sopir taksi online itu.
Sumpah tunjuk matahari
Keluarga Tri Widiyantoro Liputan6.com/Nefri Inge"Aku akan menunjuk sinar matahari, tujuh keturunan mereka (pelaku pembunuh Tri Widiyantoro) tidak akan sehat semua. Aku tidak tega melihat anak-anaknya yang masih kecil," ujarnya dengan emosi.
Rosida langsung keluar ruang Sekretariat DIV RS Bhayangkara Palembang dan langsung mengacungkan jari telunjuk kanannya ke arah matahari.
Suami dan anaknya langsung menenangkan Rosida dan membawa masuk ke ruang Sekretariat DIV RS Bhayangkara Palembang.
"Kemejanya benar, tapi kalau bentuk tengkoraknya kami tidak tahu. Pelaku tidak akan tenang hidupnya. Kamu ambil mobilnya, ambil saja. Tapi jangan bunuh orangnya seperti itu," ucap Rosida sembari menangis sedih.
Romawi (64), kakak laki-laki Rohana mengatakan, seluruh keluarga termasuk anak istri korban, tidak pernah mendapatkan firasat buruk apapun.
"Karena Tri Widiyantoro selalu baik. Kita bersyukur karena sudah ditemukan jasadnya. Akan segera kita salati dan kuburkan. Biar anaknya juga tahu ada pusara bapaknya," ujarnya.
Dua bukti kuat
Keluarga Tri Widiyantoro Liputan6.com/Nefri IngeMeskipun harus menunggu satu bulan untuk memastikan kecocokan DNA korban dan anak korban, pihak keluarga sudah memutuskan untuk segera menguburkan jasad kerangka tulang tersebut.
Mereka juga yakin terhadap penyelidikan yang dilakukan anggota Polda Sumsel. Terlebih istri korban sudah mengenali pakaian yang digunakan Tri Widiyantoro sama persis dengan baju yang menempel di kerangka tulang tersebut.
"Ada mobilnya juga walau sudah diubah plat nomor polisi, dua bukti itu sudah meyakini kami. Kita mengharapkan polisi segera menangkap pelaku lainnya," ujar warga Sungai Liat, Bangka Belitung ini.
Usai disalati, keluarga sopir taksi online ini memutuskan untuk mengubur jasad Tri di TPU Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami, Palembang.
Sumber: Liputan6.com (mdk/feb)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada saat rekonstruksi diperagakan Panca, adegan ke 40 memperlihatkan pelaku dalam kondisi telanjang meninggalkan pesan di laptopnya.
Baca SelengkapnyaPanca dengan kejinya menghilangkan nyawa keempat anaknya pada hari Minggu tanggal 3 Desember 2023
Baca SelengkapnyaPanca Darmansyah mengaku menyesali perbuatan sadisnya membunuh keempat anak kandungnya.
Baca Selengkapnya“Hari ini kami berhasil untuk meminta keterangan dari ibu D selaku ibu korban,” kata AKBP Bintoro
Baca SelengkapnyaDalam pertimbangannya, Hakim tidak memberikan keringanan untuk Panca
Baca SelengkapnyaTuntutan dibacakan JPU dalam sidang di Pengadilan Negeri Kelas IA Khusus Palembang, Selasa (8/10) malam.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan perwakilan keluarga usai menemani pemeriksaan Ibunda Imam Masykur, Fauziah di Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaSidang akan dilaksanakan pukul 11.00 WIB di ruang sidang utama Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Baca SelengkapnyaPanca Darmansyah mengaku menyesali perbuatan kejinya yang dengan tega membunuh keempat anak kandung.
Baca SelengkapnyaPelaku tak tahan emosi karena kesal dinasihati dan direndahkan
Baca SelengkapnyaMotif cemburu ini didapat setelah penyidik memeriksa sebanyak 13 saksi dan sejumlah barang bukti.
Baca SelengkapnyaJaksa menyampaikan tuntutannya dalam agenda sidang pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Baca Selengkapnya