Tak Terima Dirazia Satpol PP Bandung, Istri Aceng Akan Lapor Komnas Perempuan
Merdeka.com - Istri mantan Bupati Garut Aceng HM Fikri, Siti Elina Rahayu (28) merasa dilecehkan anggota Satpol PP Kota Bandung karena razia terhadapnya saat menginap di salah satu hotel dinilai melanggar prosedur. Elina pun bakal mengadukan soal razia itu ke Komnas Perempuan.
"Saya masih trauma dan takut untuk keluar rumah, makan juga enggak enak. Ini baru pertama diperlakukan seperti ini. Saya dan suami berencana membawa permasalahan ini ke Komnas Perempuan karena sebagai perempuan ia merasa sangat dirugikan. Saya seolah berbuat asusila, padahal saat itu saya sedang bersama suami," kata Elina di Garut, Selasa (27/8).
Terlebih saat di Kantor Satpol PP Kota Bandung, Elina bersama suaminya dinyatakan tidak bersalah. Namun sebelumnya dia sempat difoto dan divideo. Setelah dinyatakan tidak bersalah, menurutnya tidak ada permintaan maaf petugas Satpol PP Kota Bandung karena salah tangkap.
-
Apa yang dilakukan Polwan tersebut terhadap suaminya? Tersangka berinisial Briptu FN diketahui membakar suaminya secara hidup-hidup.
-
Kenapa Polwan tersebut membakar suaminya? Seorang Polwan ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan suaminya sendiri karena diduga mengalami baby blues.
-
Kenapa Suratul Padli dan istrinya lapor ke Polda NTB? 'Kami mendampingi korban untuk minta penjelasan, siapa yang mencatut nama korban ini, tetapi sampai sekarang tidak ada tanggapan sehingga korban memilih untuk melaporkan ke Polda NTB,' kata Anton.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Siapa yang membantu istri polisi ini? Kisah bisnis istri polisi ini seketika menuai beragam tanggapan dari publik. Banyak apresiasi hingga dukungan yang dilayangkan bagi keduanya.
-
Kenapa istri polisi ini membuat pempek? 'Anak saya itu suka nyemil tapi kalau jajan di luar itu dia jadi sering sakit. Akhirnya saya kursus pempek tanpa MSG di tahun 2016 sehari aja, cuma biar bisa bikin dan anak enggak jajan sembarangan,' ungkapnya. 'Alhamdulillah anak jadi enggak sering sakit,' lanjutnya.
"Sama sekali mereka tidak meminta maaf kepada kami," kata dia.
Dia mengaku masih cukup kesal karena petugas Satpol PP Kota Bandung tidak memberinya juga suaminya ruang klarifikasi saat mereka melakukan penggeledahan. Karena seharusnya menurutnya jika sebelum penggeledahan dilakukan dan ruang klarifikasi diberikan, hal tersebut akan selesai.
Namun yang terjadi, ia malah digeledah dan kartu identitas juga telepon genggam miliknya dan milik suaminya diambil oleh petugas Satpol PP Kota Bandung.
"Saya saat bangun sudah banyak orang di dalam kamar. Minta kartu identitas ya saya kasih KTP saya dan suami dalam satu dompet yang sama. Saya saat itu digiring ke kamar mandi dan dari atas sampai bawah digeledah. Saya tidak tahu apa yang sedang dicari, termasuk juga tidak menjelaskan alasan penggeledahan. Saya juga bingung karena bangun tidur," ujar dia.
Di kamar mandi, Elina mengaku diperiksa anggota Satpol PP perempuan yang berambut pendek dan menggunakan sarung tangan. Ia juga menyebut bahwa seluruh penjuru kamar hingga sajadah dan tong sampah ikut digeledah.
Setelah proses penggeledahan selesai, ia bersama suaminya dipaksa untuk naik ke atas truk milik Satpol PP Kota Bandung. Ia mengaku sempat meminta agar menggunakan kendaraan pribadinya saja, namun dilarang. Saat hendak kembali ingin menjelaskan, petugas pun meminta agar menjelaskan di kantor.
"Kita ikut keliling hampir dua jam. Di dalam truk kita disatukan dengan banyak orang, saya tidak kenal siapa mereka. Setelah kita dibolehkan pulang, jadinya kita pakai taksi online ke hotel karena mobil kita di sana kan," ungkapnya.
Selama di truk, Elina menyebut sempat merasa sesak akibat adanya petugas yang merokok dan kehausan. Saat meminta izin membeli minuman, ia pun tidak mendapatkan izin untuk melakukan hal tersebut.
Sesampainya di kantor Satpol PP, mereka disatukan dalam satu ruangan. Sempat minta dipisahkan lantaran tak merasa salah, tapi tak diizinkan.
"Di kantor Satpol PP juga saya tidak diberi air minum," katanya.
Hal senada diungkapkan Aceng Fikri. Dia menyebut keluarganya masih tidak terima dengan perlakukan anggota Satpol PP Kota Bandung.
Bukan kata maaf yang ia dan keluarga dapatkan karena telah menggiringnya saat menginap di salah satu hotel di Bandung, Satpol PP Kota Bandung menyebut bahwa razia yang dilakukan sudah sesuai prosedur, termasuk saat memeriksa dan membawa Aceng Fikri bersama istrinya, Siti Elina Rahayu.
Ia memastikan bahwa petugas Satpol PP yang membawanya dari sebuah hotel di Bandung tidak pernah memerlihatkan surat tugas. "Namun Satpol PP tanpa didampingi dari Polri dan TNI para petugas Satpol PP menggeledah dan mengambil barang-barang milik saya seperti HP. Itu namanya merampas," ujarnya.
Mantan Bupati Garut ini mengaku sempat meminta petugas agar menunjukkan surat tugasnya dalam menggelar operasi. Permintaan tersebut pun tidak hanya dilakukan satu kali, namun tidak pernah diindahkan oleh para petugas.
"Bahkan, hingga sampai ke kantor Satpol PP Kota Bandung, surat tugas itu tak juga muncul. Jadinya saya naik truk sekitar dua jam malam-malam rekreasi," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian ini dilaporkan ke perangkat desa setempat dan diteruskan ke pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaMenampilkan rekaman ketika si wanita dihampiri sejumlah petugas dari Polda Metro Jaya
Baca SelengkapnyaSalah satu anggota Perkumpulan Pejuang Anak Indonesia mengeluhkan sulitnya bertemu darah dagingnya.
Baca SelengkapnyaPelaku mengancam keluarga korban dengan mengirim voice note saat diperiksa di kantor polisi
Baca SelengkapnyaTidak dirinci waktu penahanan Lettu Agam mulai kapan dan atas dasar kasus apa.
Baca SelengkapnyaTersangka KDRT berinisial AF (42) itu akhirnya ditahan oleh polisi.
Baca SelengkapnyaPerkara ini awalnya telah dilakukan upaya perdamaian antara kedua belah pihak. Hanya saja tidak menemui titik terang
Baca SelengkapnyaDirektur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, tidak mempersoalkan laporan yang dilayangkan oleh Staf Sekjen PDIP itu
Baca SelengkapnyaStaf Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Kusnadi memilih mendatangi Gedung Bareskrim Polri
Baca SelengkapnyaPegawai BNN di Bekasi KDRT istri hingga mengancamnya pakai pisau.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Alexander Marwata tidak ambil pusing perihal penyidiknya kembali dilaporkan kubu PDIP ke Dewas KPK.
Baca SelengkapnyaSurat perintah penahanan diterbitkan penyidik Polres Metro Bekasi Kota sejak 27 Agustus 2024.
Baca Selengkapnya