Tidak Permasalahkan Foto Konten, Ibu Bayi yang Meninggal di Tasikmalaya Persoalkan Pelayanan Buruk Klinik
Ibu bayi yang meninggal diduga akibat pelayanan buruk klinik bersalin di Tasikmalaya angkat bicara mengenai apa yang sudah dialaminya.
Ibu bayi yang meninggal diduga akibat pelayanan buruk klinik bersalin di Tasikmalaya angkat bicara mengenai apa yang sudah dialaminya.
Tidak Permasalahkan Foto Konten, Ibu Bayi yang Meninggal di Tasikmalaya Persoalkan Pelayanan Buruk Klinik
Wanita bernama Nisa Armila (23) itu mengaku tidak mempermasalahkan konten foto anaknya. Yang dia persoalkan adalah pelayanan buruk klinik itu.
Nisa mengatakan dirinya tidak mendapatkan pelayanan baik saat menjalani persalinan pada Senin (13/11) malam. Salah satu contohnya, bayi tidak diperiksa secara rutin setelah lahir. Padahal petugas menyampaikan bahwa anaknya akan dicek setiap satu jam. "Tapi tidak ada (pengecekan rutin setiap jam)," katanya kepada wartawan, Rabu (22/11).
Ia menjelaskan bahwa dirinya melahirkan anaknya secara normal. Menurut Nisa, usia kandungannya ketika itu 9 bulan, sehingga tidak benar anaknya lahir prematur. Namun berat badannya memang 1,7 kilogram.
Dengan kondisi berat badan itu, anaknya harus dimasukkan ke dalam inkubator setelah lahir, sampai kemudian pada Selasa (14/11) pagi ia bersama anaknya diperbolehkan pulang. "Jadi di dalam inkubator hanya 4 jam, padahal berat badannya kurang," jelasnya.
Ketika pihak klinik membolehkan anaknya pulang, diakuinya pihak keluarga sempat khawatir karena berat badan bayi masih kurang. Bahkan sempat muncul pertanyaan kenapa mereka tidak dirujuk ke rumah sakit.
"Paling gak di inkubator beberapa hari, tapi ini disuruh pulang," sebutnya.
Kekagetannya tidak sampai di sana. Saat pulang pun rupanya pihak klinik tempatnya bersalin itu tidak memberikan berkas apa pun. Bukti pembayaran biaya persalinan sebesar Rp1 juta pun juga tidak diberikan pihak klinik.
"(Saat pulang) surat kelahiran, keterangan bayi sehat, kuitansi pembayaran, tidak ada. Pulang hanya bawa si dede (bayi) saja," ungkapnya.
Setelah akhirnya berada di rumah, Nisa mengatakan bahwa kondisi bayi nampak sesak napas dan lemas. Melihat kondisi itu, keluarga langsung menelepon pihak klinik dengan maksud meminta saran untuk penanganan, namun sayangnya tidak ada yang menjawab.
Sampai hal yang ditakutkan pihak keluarga pun terjadi, di mana di malam harinya anaknya tidak bergerak. "Kami ke sana (klinik) tutup, padahal kan penting dan darurat, klinik juga tulisannya 24 jam," ucapnya.
Hingga kemudian anaknya sempat dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia. Lalu beberapa hari setelah anaknya meninggal keluarganya sempat datang ke klinik dan menumpahkan emosi di sana.
Setelahnya, perwakilan dari klinik bersalin itu pun sempat datang ke rumahnya untuk meminta maaf. Kedatangan perwakilan itu pun sempat menyampaikan pengakuan adanya kelalaian dari pihak klinik dan bidan yang bertugas.
Ketika ditanya kaitan beredarnya informasi bahwa meninggalnya bayinya karena dijadikan konten foto oleh pihak klinik, kepada wartawan Nisa mengaku tidak terlalu mempermasalahkannya. Ia menegaskan bahwa masalah yang paling utama dalam kasus tersebut adalah pelayanan klinik yang buruk.
"Bukan masalah foto, memang foto itu diambil tanpa izin. Namun, kami lebih fokus masalah pelayanan," tegasnya.
Dengan apa yang dialaminya itu, Nisa mengatakan bahwa pihaknya akan meminta keadilan atas kasus yang menimpanya. Harapannya, Dinas Kesehatan dan Polres Tasikmalaya Kota dapat melakukan penanganan terkait kasus itu hingga tuntas.