Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Trauma yang Tersisa Seusai Gempa

Trauma yang Tersisa Seusai Gempa gempa cianjur. ©2022 Merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Sejumlah warga Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat yang menjadi korban gempa bumi memilih mengungsi ke Kabupaten Garut, Jawa Barat. Mereka takut akan terjadi gempa susulan sehingga mengancam keselamatan.

Ayi (50), salah seorang pengungsi asal Kampung Gunung Lanjung, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur bercerita saat ini tinggal dengan nyaman dan tenang di Garut. Sebelum ke Garut, ia sempat tinggal di tenda pengungsian yang ada di sekitar lokasi kejadian.

Selama tinggal di tenda tersebut, rasa was-was kerap menghantuinya dan keluarganya karena khawatir terjadi lagi gempa. Apalagi kampung halamannya paling parah terdampak dibanding yang lainnya.

Dia mengatakan, gempa yang terjadi memang memberikan rasa trauma yang cukup mendalam.

"Selain getaran, ada juga hal lain yang membuat saya trauma, yaitu suara ledakan. Itu karena sebelum gempa kami mendengar suara ledakan yang sangat keras seperti bom, jadi saya tidak menyangka itu adalah gempa bumi awalnya tapi kemudian terjadi getaran gempa yang sangat keras sekali," kata Ayi, Jumat (16/12).

Ayi langsung meminta seluruh keluarganya keluar rumah. Termasuk sang adik Ahmad yang merupakan penyandang disabilitas dari dalam rumah.

Suasana hari itu benar-benar panik. Cucunya berusia 4 tahun tertimpa reruntuhan.

"Cucu saya tertimpa reruntuhan bangunan sehingga tulang iganya patah," ungkapnya.

warga korban gempa cianjur ngungsi ke garut

Setelah berhasil keluar dari rumah, Ayi mengaku pasrah dengan kondisi tempat tinggalnya. Meski rumahnya saat itu tidak luluh lantak, namun kondisinya sudah tidak mungkin kembali ditinggali lagi.

Kondisi bangunan di sekitar kampungnya tidak jauh beda. Rumah tetangganya banyak yang hancur dan tidak bisa ditinggali juga.

Ayi bersama keluarganya akhirnya tinggal di tempat pengungsian dengan kondisi yang serba terbatas. Hingga kemudian setelah 12 jam pasca kejadian, ia bersama sejumlah korban gempa di kampungnya dijemput oleh pihak pesantren Limus Bunder, Garut dan kemudian dibawa keluar dari kampung halamannya agar bisa mengungsi dengan aman dan nyaman.

"Saya tidak berpikir dua kali untuk ikut ke Garut. Kami memilih tinggal di Garut daripada harus tinggal di tenda pengungsian. Di sini kondisi kami lebih nyaman dan merasa lebih aman juga," jelasnya.

Bagi Ayi, bertahan di tenda pengungsian bukanlah sesuatu hal yang mudah bahkan cenderung akan lebih repot. Itu karena ia harus mengurus adiknya yang penyandang disabilitas.

"Untuk dapat air bersih bila mau buang air cukup susah," katanya.

Sepengetahuannya, warga Cianjur yang mengungsi di Garut bersamanya ada 25 kepala keluarga, dengan jumlah jiwa lebih dari 100 orang. Mereka tidak tinggal di satu tempat yang sama, ada yang di perumahan, ada juga di rumah yang berada di dua kampung berbeda.

Ayi bersama keluarnya, saat ini tinggal di kawasan perumahan Bumi Malayu asri.

"Di sini ada 7 kepala keluarga dengan jumlah jiwa ada 25 orang. Sisanya ada yang di Kampung Cipepe dan Ciocong," sebutnya.

Sementara itu, Ketua Rukun Warga 10, Desa Mekarwangi, Kecamatan Tarogong Kaler, Garut, Saepuloh membenarkan adanya 25 orang warga korban gempa Cianjur di wilayahnya.

"Sampai sekarang mungkin sudah tinggal selama tiga mingguan," ucapnya.

Sapuloh mengatakan bahwa terkait kehadiran mereka, ia sudah melaporkannya kepada Pemerintah Desa Mekarwangi untuk kemudian diteruskan ke tingkat Kecamatan. Dari 25 orang yang tinggal di wilayahnya, satu di antaranya mengalami luka patah tulang akibat tertimpa reruntuhan rumah saat gempa dan satu penyandang disabilitas.

"Kehadiran mereka di ini karena memang difasilitasi oleh pihak Pesantren Limus Bunder. Keterlibatan pihak pesantren dalam hal ini karena ada korban yang sebelumnya sempat mondok di pesantren itu," jelas Saepuloh.

Baginya dan warga sekitar, diakuinya, kehadiran puluhan korban gempa Cianjur itu tidak memberatkan sama sekali. Yang ada mereka ingin ikut membantu meringankan beban para korban.

"Jujurnya, yang kami khawatirkan itu adanya miss persepsi dari pemerintahan di Cianjur. Tapi mudah-mudahan tidak seperti itu," pungkasnya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Trauma Pascagempa, 10 Ribu Warga Bawean Memilih Tinggal di Pengungsian
Trauma Pascagempa, 10 Ribu Warga Bawean Memilih Tinggal di Pengungsian

Rentetan gempa masih menghantui warga Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, sekitar 10 ribu jiwa memilih tinggal di pengungsian.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Warga Malang Saat Gempa M 6,5 Guncang Tuban: Lebih Kenceng Dibandingkan yang Pagi
Kesaksian Warga Malang Saat Gempa M 6,5 Guncang Tuban: Lebih Kenceng Dibandingkan yang Pagi

Gempa kedua di Tuban terjadi di laut 126 km Timur Laut Tuban dengan kedalaman 10 km.

Baca Selengkapnya
Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Banten, Warga Panik Berhamburan ke Luar Rumah
Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Banten, Warga Panik Berhamburan ke Luar Rumah

Rafik mengatakan hingga kini belum ada laporan kerusakan akibat kejadian tersebut. "Kerusakan belum ada laporan.

Baca Selengkapnya
Warga Bawean Dengar Dentuman dari arah Laut saat Gempa Tuban, Rumah hingga Masjid Porak Poranda
Warga Bawean Dengar Dentuman dari arah Laut saat Gempa Tuban, Rumah hingga Masjid Porak Poranda

Warga Bawean mendengar adanya suara dentuman yang sangat keras dari arah lautan saat gempa Tuban.

Baca Selengkapnya
Dihantui Gempa Susulan, Warga Bawean Takut Tinggal di Rumah
Dihantui Gempa Susulan, Warga Bawean Takut Tinggal di Rumah

Warga lebih memilih tinggal di tenda yang dibangun secara swadaya.

Baca Selengkapnya
Suara Ketukan Misterius dari Dalam Perut Bumi di Sumenep Makin Keras, Sudah Terjadi 10 Hari
Suara Ketukan Misterius dari Dalam Perut Bumi di Sumenep Makin Keras, Sudah Terjadi 10 Hari

Heboh! Suara misterius terdengar dari dalam tanah hingga membuat warga di Kabupaten Sumenep, Madura panik. Bagaimana ulasan selengkapnya?

Baca Selengkapnya
Waspada Potensi Longsor dan Banjir Bandang Pasca Gempa Garut
Waspada Potensi Longsor dan Banjir Bandang Pasca Gempa Garut

getaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng menjadi retak-retak

Baca Selengkapnya
Warga Kaki Gunung Lamongan Cemas Rumah hingga Jalan Mendadak Retak & Sempat Ada Ledakan, Ternyata Ini Sebabnya
Warga Kaki Gunung Lamongan Cemas Rumah hingga Jalan Mendadak Retak & Sempat Ada Ledakan, Ternyata Ini Sebabnya

Fenomena tersebut terjadi secara tiba-tiba. Bahkan, warga mengaku terkaget lantaran terdengar suara ledakan.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Gempa Kecil tapi Picu Kerusakan Dahsyat di Sumedang
Fakta-Fakta Gempa Kecil tapi Picu Kerusakan Dahsyat di Sumedang

Gempa dengan magnitudo 4,8 mengguncang Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu (31/12).

Baca Selengkapnya
Cerita Kepanikan Warga saat Gudang Amunisi Kodam Jaya Meledak: Sudah Kayak Perang
Cerita Kepanikan Warga saat Gudang Amunisi Kodam Jaya Meledak: Sudah Kayak Perang

Kebakaran Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berdampak pada pemukiman warga sekitar.

Baca Selengkapnya
Gempa Magnitudo 6 Guncang Tuban, Getaran Terasa sampai Semarang, Blora dan Pekalongan
Gempa Magnitudo 6 Guncang Tuban, Getaran Terasa sampai Semarang, Blora dan Pekalongan

Getaran gempa berkekuatan skala intensitas III-IV MMI terjadi di beberapa wilayah akibat gempa di Tuban.

Baca Selengkapnya