Vigit Akui Keluarkan Rp 25 Juta Buat Amankan Pertandingan PS Mojokerto Putra
Merdeka.com - Polda Jawa Timur memeriksa Vigit Waluyo dalam kasus match fixing (pengaturan skor) sepak bola Indonesia, Kamis (24/1). Dalam pemeriksaan, mantan Pengelola PS Mojokerto Putra itu mengaku menyuap anggota Komite Wasit, Nasrul Koto senilai Rp 25 juta. Uang itu untuk jaminan agar timnya tidak dikerjai oleh wasit.
"Kami awalnya bertemu dengan Mbah Putih (anggota Komite Disiplin Dwi Irianto)," kata Vigid di ruang penyidik Ditreskrimum Polda Jawa Timur.
Dari pertemuan itu, Vigid disarankan oleh Mbah Puti untuk menemui Nasrul Koto. "Setelah itu saya bertemu beliau (Nasrul Koto), dan menanyakan tentang kenapa tim kami (PS Mojokerto Putra) seperti ini (dikerjai)?" lanjutnya.
-
Siapa yang mengajukan permohonan investigasi wasit? 'Kami dari manajemen PS HW UMY meminta Asprov PSSI DIY menginvestigasi Keputusan-keputusan wasit serta mengoreksi kesalahan atas Keputusan yang diberikan wasit berdasarkan ketentuan Pasal 78 yang terkandung dalam Kode Disiplin PSSI 2023,'
-
Siapa yang protes wasit? Dirinya pun sempat melayangkan protes kepada wasit saat berada di lapangan, termasuk para pemain lain lantaran wasit dianggap sengaja memperpanjang waktu agar Bahrain bisa mencetak gol.
-
Siapa wasit pada pertandingan Indonesia vs Qatar ? Nasrullo Kabirov menjadi sorotan setelah memimpin pertandingan Piala Asia 2024 antara Timnas Indonesia U-23 dan Qatar di Stadion Jassim bin Hamad, Doha, Qatar, pada hari Senin (15/4/2024) kemarin.
-
Bagaimana KPK mengusut kasus suap dana hibah Jatim? Pengembangan itu pun juga telah masuk dalam tahap penyidikan oleh sebab itu penyidik melakukan upaya penggeledahan. 'Penggeledahan kan salah satu giat di penyidikan untuk melengkapi alat Bukti,' ujar Alex.
-
Siapa yang meminta Polda Jatim untuk melakukan investigasi? Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mendorong Polda Jatim untuk segera melakukan investigasi karena dikhawatirkan Briptu FN mengalami depresi pasca persalinan alias baby blues.
-
Apa yang dilakukan Polda Jatim? DPR melalui Komisi III mengapresiasi langkah Polda Jawa Timur (Jatim) yang memberikan pendampingan kesehatan terhadap Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) saat Pemilu 2024 lalu. Selama bekerja, mereka didampingi 1.000 anggota medis Polri Biddokkes Polda Jatim yang dikomandoi Kepala Biddokkes Polda Jatim, Kombes Pol dr Erwin Zainul Hakim.
Kemudian setelah memberi uang jaminan 'keamanan', pertandingan PS Mojokerto Putra berjalan lancar. "Setelah itu pertandingan kami aman-aman saja. Maksudnya sudah tidak lagi diganggu dari perwasitan," sambung pria asal Sidoarjo ini.
Meski mengaku menyuap Komite Wasit, Vigit menolak dituding terlibat kasus pengaturan skor sepak bola. "Uang Rp 25 juta itu hanya untuk memberikan kontribusi dari tekanan yang diberikan oleh beberapa pihak di PSSI."
"Jadi kami berikan uang itu untuk menjamin agar kami tidak dikerjai. Kami tidak pernah melakukan pengaturan skor sama sekali," tandasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satgas Anti Mafia Bola Polri membeberkan alasan penahanan tersangka pengaturan skor Vigit Waluyo.
Baca SelengkapnyaVigit merupakan aktor intelektual di balik kasus pengaturan skor pertandingan sepak bola Liga 2 pada tahun 2018 silam.
Baca SelengkapnyaSatgas Anti Mafia Bola Polri menahan Vigit Waluyo aktor intelektual dalam kasus dugaan match fixing.
Baca SelengkapnyaPara tersangka terancam penjara 5 tahun dan denda sebanyak Rp15 juta.
Baca SelengkapnyaSatgas Anti Mafia Bola Polri menahan Vigit Waluyo aktor intelektual dalam kasus dugaan match fixing atau pengaturan hasil pertandingan Liga 2 pada tahun 2018
Baca SelengkapnyaSatgas tersebut terus melakukan analisis terhadap sejumlah pertandingan.
Baca SelengkapnyaSatgas Anti Mafia Bola menetapkan dua orang tersangka baru dalam kasus match fixing.
Baca SelengkapnyaBareskrim Polri sedianya mengundang Ketua PSSI, Erick Thohir. Namun, ia menunjuk orang lain untuk hadir penuhi panggilan pemeriksaan.
Baca SelengkapnyaPihak PS HW mengklaim wasit telah melanggar kode etik dalam memimpin jalannya pertandingan.
Baca SelengkapnyaKasus dugaan mafia bola itu baru terungkap berdasarkan barang bukti dan penyelidikan yang didapatkan sejak 2018 hingga kini.
Baca SelengkapnyaPB PON XXI Aceh-Sumut sepakat dengan PSSI mengecam peristiwa yang memalukan sepak bola Indonesia itu.
Baca SelengkapnyaPersatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) sudah melakukan investigasi terkait kontroversi tersebut.
Baca Selengkapnya