Viral Polisi Kawal Turis Asing Disewa USD 100, Ini Kata Polda Bali
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan sebenarnya video tersebut adalah video lama dan kejadiannya sekitar satu tahun yang lalu.
Polantas tersebut sudah dimutasi.
Viral Polisi Kawal Turis Asing Disewa USD 100, Ini Kata Polda Bali
Beredar sebuah video memperlihatkan turis asing di Bali dikawal anggota polisi lalu lintas atau Polantas dengan motor voorijder. Video itu viral di media sosial dan mendapat ragam komentar.
Video yang diunggah akun @justinrossales pada 30 Januari 2024 lalu menyebutkan, telah menyewa anggota polantas di Bali untuk mengantarkannya ke sebuah lokasi. Kemudian, Polantas itu diberikan USD 100 atau sekitar Rp1.565.265.
"Best USD 100 ever spent?" tulisnya dalam caption akun tersebut.
Selain itu, juga terdapat tulisan atau judul dalam video itu dengan kata-kata 'Menyuap petugas polisi di Bali' dan memperlihatkan foto turis itu berpose bersama anggota Polantas. Video berdurasi pendek tersebut, juga memperlihatkan anggota kepolisian saat mengawal bule tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan mengatakan sebenarnya video tersebut adalah video lama dan kejadiannya sekitar satu tahun yang lalu.
Anggota Polantas yang mengawal dan viral tersebut sudah diberikan tindakan atau sanksi dan sudah dimutasi di Pospol Polres Gianyar. Peristiwa tersebut terjadi di daerah Gianyar karena anggota tersebut adalah Polantas Polres Gianyar, Bali.
"Ini adalah kasus lama di Gianyar dan orang yang mengawal itu, anggota itu sudah diambil tindakan sudah dimutasi dari dulu, sejak peristiwa itu jadi kasus itu sudah lama banget. (Kejadian itu) sudah setahun mungkin, sudah lama itu. Itu video lama bukan kejadian baru, sudah lama peristiwa itu," kata Kombes Jansen, saat dihubungi Selasa (27/2).
"Dia sudah dimutasi dan bisa dicek pospol. Dia dimutasi di pospol bukan menjadi anggota lalulintas lagi. Dia sudah dimutasi dan sudah dapat tindakan," imbuhnya.
Kombes Jansen memastikan anggota polantas tersebut sudah ditindak dan diberi sanksi. Tetapi bukan karena kasus yang kembali viral tersebut, tetapi dikarenakan kasus lainnya.
"Bukan karena kasus itu, dia ketahuan sering melakukan pengawalan-pengawalan tanpa laporan ke dinas. Jadi, sangat pribadi dia melakukan itu memang, ketahuan oleh atasannya dimutasi tapi bukan peristiwa ini, bukan. Tapi, orang ini sudah dapat tindakan bukan anggota lalulintas lagi," katanya.
Sebenarnya pengawalan yang dilakukan polatas adalah bagian tugas pelayanan kepolisian kepada masyarakat. Tetapi harus seusai prosedur dan resmi dan oknum anggota tersebut malah melakukannya tanpa prosedur.
"Tapi kalau tugas pengawalan sendiri memang tugas kepolisian mengawal, cuma kesalahannya dia pertama permintaan itu dipastikan tidak memenuhi prosedur, karena tidak ada surat-suratnya kan. Seharusnya menyurat dia atau paling tidak secara lisan. Nanti, setelah dilakukan pengawalan karena mendesak (atau) mendadak itu kan bisa nanti setelah itu dilaporkan ke pimpinannya," ujarnya.
"Tapi faktanya kita duga, apalagi terjadi seperti itu. Kemungkinan besar dia sudah pasti melanggar prosedur tapi kebetulan pas diceks lebih dalam lagi, orang ini sudah kena sanksi sudah dipindahkan bukan anggota lalulintas lagi, karena ketahuan banyak nyambi, seperti itu," ungkapnya.
Sementara, soal uang yang diberiakn USD 100 oleh turis pada polantas tersebut, masih didalami. Dia pribadi juga menilai ulah bule tersebut tidak memiliki niatan yang baik. Karena sudah terjadi deal lalu memviralkan petugas.
"Harus melihat secara jernih, bule ini ada indikasi mau melecehkan petugas ini. Yang jelas apapun itu, bule ini ada indikasi niat tidak baik menjelekkan petugas karena terjadi dealnya mereka, apapun itu kan intinya deal tapi kenapa diviralkan, berarti dia intinya tidak punya niat baik," ujarnya.