Walhi sebut mafia China bermain pertambangan ilegal di Lumajang

Merdeka.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyatakan ada korporasi internasional yang bermain dalam penambangan liar di Lumajang, Jawa Timur. Walhi memperkirakan korporasi internasional itu berasal dari China.

"Kita masih cari petunjuk lain dan dalami, ranahnya sudah kewenangan kepolisian. Tapi yang jelas mafia pertambangan kebanyakan berasal dari China yang kantornya berada di Hong Kong. Indikasinya, PT IMMS banyak mengekspor ke China," kata Manajer Kebijakan dan Pembelaan Hukum Walhi, Muhnur Satyahaprabu di Kantor Walhi, Jakarta, Senin (5/10).

Untuk itu, pihaknya meminta aparat penegak hukum membongkar kasus tersebut dengan melakukan investigasi terhadap pemodal besar dan pengkajian ulang penataan ruang hingga proyek-proyek infrastruktur yang menampung hasil tambang ilegal tersebut.

"Sesuai penelusuran kami, ada skenario mafia pertambangan pasir besi tidak hanya melibatkan birokrasi daerah tapi juga melibatkan korporasi internasional," ungkapnya.

Seperti diketahui, korporasi internasional dengan mudah masuk ke tanah air tanpa izin melalui PT IMMS. Sejak 2010, pendirian PT IMMS mendapat penolakan dari warga Kecamatan Yosowilangun, Lumajang karena menyebabkan kerusakan lingkungan, menghilangkan mata pencarian petani dan kerugian negara.

"Sehingga tahun 2015, Kejaksaan Tinggi Surabaya memeriksa dugaan suap dan menetapkan tersangka Direktur Utama PT IMMS dan pegawai BLH Kabupaten Lumajang," pungkasnya.

Beberapa waktu lalu, Salim Kancil tewas mengenaskan setelah dianiaya secara tak manusiawi oleh puluhan preman karena giat menolak penambangan pasir di lokasi tersebut. Selain Salim Kancil, Tosan juga menjadi korban penyiksaan puluhan preman.

Tosan disiksa hingga kritis dan harus dirawat intensif di RS.