Warga Protes Arti Orang Aceh di Google Translate Nyeleneh
Merdeka.com - Sejumlah kata atau frasa di Google Translate dalam bahasa Jawa (Javanese) dan bahasa Melayu ke bahasa Indonesia mendiskreditkan masyarakat Aceh. Terjemahannya mengandung rasisme menuai protes dari sejumlah warga Aceh sejak kemarin.
Misal jika mengetik tulisan 'Orang Aceh' di kolom bahasa Jawa, lalu diterjemahkan ke bahasa Indonesia, artinya menjadi 'bajingan'. Begitu juga sejumlah frasa lainnya seperti terjemahan dari 'Gadis Aceh' diterjemahkan menjadi 'Dasar Brengsek'.
Akibatnya produk layanan Google Translate ini, menjadi perbincangan warga Aceh. Bahkan ada yang sudah melayangkan surat protes atas dugaan rasisme dan mendiskreditkan suku Aceh dengan terjemahan tersebut.
-
Apa yang dimaksud dengan kumpulan kata bahasa Jawa ini? Kumpulan kata bahasa Jawa dan jawabannya untuk menghibur diri. Kata-kata Bahasa Jawa kerap kali menarik untuk dilontarkan kala berkumpul dengan keluarga atau nongkrong bareng teman.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Mengapa orang melakukan diskriminasi? Dari segi psikologi, seseorang yang melakukan sikap diskriminasi, mungkin dipengaruhi oleh faktor sejarah atau masa lalu. Bisa jadi, orang yang melakukan diskriminasi, pernah mendapatkan perlakuan yang berbeda dan tidak adil oleh orang lain.
-
Contoh akulturasi apa di Jawa Tengah? Adanya rumah-rumah dengan arsitektur nuansa China Kuno yang terdapat di daerah Tembang dan Lasem, Jawa Tengah.
-
Siapa yang menjadi korban diskriminasi? Contohnya, seperti diskriminasi yang ditujukan kepada orang keturunan etnis Tionghoa di Indonesia.
-
Apa contoh kalimat sindiran halus tapi menyakitkan bahasa Jawa? Kata sindiran halus tapi menyakitkan bahasa Jawa ini bisa dijadikan caption di media sosial.
Seorang warga Aceh, Haekal Afifa melayangkan surat protes ke Google Indonesia di Jakarta. Menurut dia, terjemahan tersebut bentuk penghinaan terhadap masyarakat Aceh secara umum.
"Surat sudah diantar ke Google di Jakarta dan Google di Amerika sudah di-fax," kata Haekal Afifa di Banda Aceh, Rabu (16/10).
Haekal mencontohkan pada laman https://translate.google.com, opsi terjemahan dari bahasa Jawa (Javanese) dan bahasa Melayu ke bahasa Indonesia, seperti 'dunia aceh' diterjemahkan 'dunia berantakan'. Lalu frasa lainnya 'tokoh Aceh' diterjemahkan 'sosok yang kasar'.
Bahkan, jika frasa 'anak Aceh' dari bahasa Jawa dan bahasa Melayu diterjemahkan ke bahasa Inggris maka ditulis terjemahannya sebagai 'son of a bitch'.
"Itu terlihat seperti ada unsur kesengajaan dan bukan bagian dari terjemahan, tapi lebih kepada mendeskripsikan dan mendiskreditkan saya dan orang Aceh secara umumnya," ungkapnya.
Oleh karena itu, Haekal meminta kepada pihak perusahaan Google LLC atau pihak Google Indonesia untuk menghapus frasa-frasa tersebut. Khususnya terjemahan dari bahasa Jawa dan Melayu ke Bahasa Indonesia dan Inggris yang mengandung diskriminatif rasial sesegera mungkin.
Menurutnya, frasa yang dinilai rasis di tools Google translate itu telah melanggar Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial atau ICERD (International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination).
Ini juga sudah disahkan oleh Sidang Majelis Umum PBB Nomor 2106 (XX) pada 21 Desember 1965, serta telah diratifikasi oleh Republik Indonesia pada 25 Juni 1999.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Kata Haekal, Forum Masyarakat Melayu dan Aceh juga menyatakan keberatan atas produk tersebut. Sejumlah pengertian dalam google translate telah merendahkan harkat dan martabat rakyat Aceh dan bangsa Melayu.
"Selambat-lambatnya 3x24 jam setelah surat protes ini sampai ke hadapan kantor tuan, yakni sejak Selasa, 15 November 2019. Apabila protes kami ini tidak tuan indahkan, maka kami akan mengambil tindakan lebih lanjut," tukasnya.
Haekal mengaku, bila dalam tenggat waktu itu tidak dihapus, dia bersama Forum Masyarakat Melayu dan Aceh akan menempuh jalur hukum atas dugaan rasisme tersebut.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Haji Uma menyatakan masyarakat Aceh tengah mencari pemenang dari kontes kecantikan transgender yang disebut bernama Nyak Ayu Saree.
Baca SelengkapnyaGanjar Curhat Facebooknya Diserbu 'Warga Vietnam' Tapi Jago Bahasa Indonesia
Baca SelengkapnyaMereka mendesak UNHCR dan IOM untuk segera memindahkan pengungsi Rohingya dari Aceh.
Baca SelengkapnyaWarga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.
Baca SelengkapnyaMewakili para orang tua pribumi Indonesia, kami ingin mengingatkan agar para putera puteri bangsa Indonesia dapat hidup aman, tenteram dan sejahtera.
Baca SelengkapnyaObjek kasus keduanya sama perihal ucapan Arya saat Rapat Angkasa Pura, Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali.
Baca SelengkapnyaPelaporan ke Polda DIY ini berkaitan dengan statement Ade Armando tentang politik dinasti di DIY.
Baca SelengkapnyaDiketahui jumlah imigran Rohingya yang tiba di Aceh, telah melebihi 800 orang.
Baca SelengkapnyaViral aksi sejumlah pekerja Korea Selatan di Indonesia lontarkan komentar bernada hinaan.
Baca SelengkapnyaPolisi mengatakan kasus ini telah dalam proses penyelidikan.
Baca SelengkapnyaDia akan berkunjung ke Aceh untuk melihat langsung kondisi pariwisata.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.
Baca Selengkapnya