Hasto PDIP: Beberapa Ketum Parpol Mengaku Dapat Tekanan Keras dan Kartu Trufnya Dipegang Penguasa
Hasto Kristiyanto mengungkap pengakuan sejumlah ketua umum partai politik yang ‘kartu trufnya’ dipegang oleh penguasa.
Hasto mengungkap, ketua umum partai politik itu merasakan kerasnya tekanan kekuasaan.
Hasto PDIP: Beberapa Ketum Parpol Mengaku Dapat Tekanan Keras dan Kartu Trufnya Dipegang Penguasa
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkap pengakuan sejumlah ketua umum partai politik yang ‘kartu trufnya’ dipegang oleh penguasa.
Hal itu terkait dukungan kepada pencalonan putra Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Hasto mengungkap, ketua umum partai politik itu merasakan kerasnya tekanan kekuasaan.
"Saya sendiri menerima pengakuan dari beberapa ketua umum partai politik yang merasa kartu truf-nya dipegang. Ada yang mengatakan life time saya hanya harian; lalu ada yang mengatakan kerasnya tekanan kekuasaan," kata Hasto dalam keterangannya, Minggu (26/10).
Hasto menilai, pencalonan Gibran sebagai calon wakil presiden merupakan politik ketidakpatuhan terhadap konstitusi dan rakyat. Hal itu juga dipadukan dengan rekayasa hukum melalui Mahkamah Konstitusi.
"Apa yang terjadi dengan seluruh mata rantai pencalonan Mas Gibran, sebenarnya adalah political disobidience terhadap konstitusi dan rakyat Indonesia. Kesemuanya dipadukan dengan rekayasa hukum di MK,"
katanya.
merdeka.com
PDIP merasa bersedih dan pasrah dengan situasi politik hari ini. Ditambah, Presiden Joko Widodo terlihat sudah meninggalkan PDIP yang menaunginya sejak lama. Hasto pun berharap supaya awan gelap demokrasi hari ini bisa segera berlalu.
"Semoga awan gelap demokrasi ini segera berlalu, dan rakyat Indonesia sudah paham, siapa meninggalkan siapa demi ambisi kekuasaan itu,"
pungkasnya.
merdeka.com
Sebelumnya, Hasto mengatakan, PDI Perjuangan merasakan suasana sedih dan luka hati yang perih karena telah ditinggalkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu ditandai putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang dipinang menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.
Hasto mengatakan, PDIP mencintai Jokowi dan keluarga. Sampai memberikan privilese yang besar. Namun, kini PDIP ditinggalkan oleh Jokowi karena permintaan yang melanggar konstitusi.
"Ketika DPP Partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi. Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi," ujar Hasto.
Gibran Rakabuming Raka kini menjadi cawapres Prabowo. Gibran memenuhi syarat cawapres usai Mahkamah Konstitusi mengabulkan gugatan batas usia capres-cawapres.
Melalui putusan tersebut, MK mengizinkan seseorang yang berusia kurang dari 40 tahun untuk maju sebagai capres atau cawapres. Asalkan, memiliki berpengalaman sebagai kepala daerah.
Gibran diketahui kini berusia 36 tahun. Namun, dia menjabat sebagai Wali Kota Solo selama dua tahun terakhir.
Keputusan MK mengabulkan gugatan batas usia capres-cawapres dinilai membuka jalan bagi Gibran untuk maju sebagai cawapres. Dorongan agar Gibran ikut dalam kontestasi Pilpres 2024 menguat sebelum MK mengabulkan gugatan tersebut.