Menakar Untung Rugi Golkar Duet PDIP Lewat Simbol Bunga Politik Merah Kuning
Sementara, keuntungan Golkar berkoalisi dengan PDIP hanya untuk menyelematkan posisi Airlangga agar tidak menjadi tersangka di kasus minyak sawit mentah.
Airlangga memberikan bucket bunga merah kuning ke Puan Maharani.
Menakar Untung Rugi Golkar Duet PDIP Lewat Simbol Bunga Politik Merah Kuning
Safari politik Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto membawa arah positif kerjasama politik PDIP dan Golkar.
Airlangga sampai memberikan bunga warna merah dan kuning kepada Puan.
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai ada makna di balik pemberian bunga tersebut.
Menurut Ujang, Golkar tidak punya pilihan mendekat kepada PDIP karena persoalan hukum Airlangga di Kejaksaan Agung.
"Ya bagi Golkar tidak ada pilihan karena ini kelihatannya ada sandera politik dari PDIP, terkait persoalan Airlangga dijadikan saksi diperiksa di kejaksaan agung selama kurang lebih 12 jam. Itu kan secara politik meruntuhkan moral Airlangga dan Golkar," jelas Ujang kepada wartawan, Jumat (28/7).
Airlangga dan Golkar sedang dalam tekanan.
Sehingga pemberian bunga itu jadi simbol bahwa tinggal menunggu waktu Golkar akan mendeklarasikan mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
"Makanya tadi ada simbol diberi warna merah kuning bunganya dan tadi membentuk tim teknis itu artinya tanda-tanda, simbol-simbol, sinyal-sinyal, bahwa Golkar itu tinggal menunggu waktu mendukung Ganjar dan berkoalisi dengan PDIP" jelas Ujang.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini mengatakan, ada barter politik. Kasus Airlangga diamankan, tetapi harus mendukung Ganjar. Menurut Ujang menjadi hal wajar institusi hukum menjadi alat politik.
"Kejaksaan agung kan milik partai pemerintah PDIP, kelihatannya begitu lah ada tawar menawar ada deal politik kira-kira kalau mau selamat pak Airlangga kasus hukumnya maka dukung merah dukung Ganjar," jelasnya.
Foto: Saat Airlangga bertemu Cak Imin.
"Jadi tidak aneh tidak heran kalau Airlangga memberikan bunga merah kuning dan apalagi sampai bentuk tim teknis sangat jelas sangat clear arah dukungan Golkar ke merah dan Ganjar," papar Ujang.
Di sisi lain, Golkar bakal lebih banyak ruginya bila berkoalisi dengan PDIP. Karena Golkar dalam posisi yang lebih lemah. Kursi calon presiden dan calon wakil presiden sulit didapat Golkar bila bekerjasama dengan PDIP. Termasuk juga kursi ketua tim sukses.
Karena tidak mendapatkan posisi apapun, suara Golkar di pemilu terancam menurun. Tidak ada efek ekor jas dari pilpres yang didapatkan partai berlambang beringin itu. "Golkar tidak akan mendapatkan apa-apa capres enggak dapet cawapres enggak dapet. Ketua tim sukses juga enggak bakal dapat, lalu suara Golkar bisa rontok bisa hancur bisa turun. Itu yang berbahaya bagi Golkar," papar Ujang.Maka itu banyak kader Golkar dan para seniornya mendorong untuk digelar Munaslub untuk mengganti Airlangga sebagai ketua umum. Untuk menyelamatkan suara Golkar.
Sementara, keuntungan Golkar berkoalisi dengan PDIP hanya untuk menyelematkan posisi Airlangga agar tidak menjadi tersangka di kasus minyak sawit mentah di Kejaksaan Agung. "Jadi lebih banyak kerugian bagi Golkar kalau bergabung dengan merah. Golkar tidak akan berdaya, tidak akan dapat apa-apa tidak akan dapat efek ekor jas bagi Golkar," jelas Ujang.