Gusjigang, ajaran Sunan Kudus ampuh bangun kota penuh para pengusaha
Merdeka.com - Gusjigang adalah akronim dari bagus budi pekerti, pintar mengaji dan pintar berdagang. Gusijang adalah ajaran dari Sunan Kudus kepada para pengikutnya saat menyebarkan ajaran agama di sekitar wilayah Kudus, Pati, Jepara, Rembang dan Tuban Jawa Timur.
"Gusjigang memiliki arti harafiah Si Gus atau putra kyai yang duduk dengan mengangkat kaki. Gusjigang sendiri merupakan ajaran dari Sunan Kudus yang mempunyai makna berakhlak bagus, pintar ngaji dan pintar dagang,"papar salah seorang pengurus Yayasan Masjid, Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Denny Nur Hakim kepada merdeka.com, Jumat (10/7).
Dengan filosofi tersebut Sunan Kudus menuntun pengikutnya dan masyarakat Kudus menjadi orang yang berkepribadian bagus, tekun mengaji dan dapat berdagang. Ajaran Gusjigang berpengaruh pada perilaku warga sekitar masjid yang kini dikenal dengan Kudus Kulon.
-
Bagaimana Sunan Kudus berdakwah? Sunan Kudus menggunakan cara-cara yang bijaksana dalam berdakwah, dengan melihat situasi dan kondisi masyarakat setempat. Cara berdakwahnya antara lain melalui seni dan budaya sebagaimana yang dilakukan oleh Wali Songo lainnya.
-
Apa yang dilakukan Sunan Kudus untuk dakwah? Sunan Kudus pun dikenal sebagai sosok yang memiliki toleransi antar agama yang sangat tinggi. Cara berdakwahnya pun cukup bijak dengan mendekatkan agama Hindu Budha ke Islam.
-
Bagaimana cara sunan menunjukkan wibawanya? Kirab ini selalu berlangsung megah yang mengisyaratkan tingginya wibawa raja tanah Jawa
-
Siapa nama asli Sunan Kudus? Sunan Kudus memiliki nama asli Ja’far Shadiq atau dikenal juga Raden Undung.
-
Siapa Sunan Kalijaga? Brandal Lokajaya memiliki keinginan berguru pada Sunan Bonang. Ia lalu dikenal sebagai murid yang sangat patuh pada gurunya.
-
Bagaimana Sunan Gunung Jati berdakwah? Sunan Gunung Jati menggunakan nasihat-nasihat yang baik untuk membantu masyarakat memahami dan menghayati ajaran Islam. Dengan cara ini, masyarakat dapat lebih mudah menerima dan mempraktikkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
"Bagus budi pekerti pinter mengaji dan berdagang. Ngaji bagi kanjeng Sunan Kudus bukan hanya proses belajar agama. Melainkan proses belajar tentang berkehidupan dan bertetangga. Untuk berdagang dilakukan dan disarankan oleh Sunan Kudus untuk mempertahankan hidup karena wilayah Kudus sangat sempit."
"Berdagang salah satu jalan untuk memenuhi kebutuhan lebih baik. Makanya, masyarakat Kudus banyak berdagang dan anehnya laku semua," ungkapnya.
Denny mengungkapkan saat mengembangkan ajaran Islam, Sunan Kudus berniat menata kembali kota tua kudus yang dianggap kurang maju. Kota Kudus adalah kota dengan Masjid Menara Kudus sebagai pusat kotanya. Kemudian di sekeliling kota terdapat rumah-rumah penduduk beratap limasan.
"Ekonomi kota mulai bangkit ketika dibukanya perdagangan lintas negara melalui sungai Gelis yang membelah Kota Lama Kudus," ungkapnya.
Ajaran Gusjigang banyak dianut masyarakat sehingga masyarakat dapat sukses membangun tempat tinggalnya menjadi lebih bagus. Mulai beratap limasan, joglo hingga akhirnya bangunan dengan tembok tinggi seperti sekarang.
Tak heran kini kawasan Menara kudus terkenal dengan tempat berkumpulnya para pengusaha. Mulai dari pengusaha rokok, konveksi dan kain bordir sangat berjaya ketika itu. (mdk/rep)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ulama dari tanah Jawa Barat ini dulunya merupakan salah satu wali yang mensyiarkan Agama Islam di pulau Jawa.
Baca SelengkapnyaSunan Kudus merupakan salah seorang tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang sangat berpengaruh.
Baca SelengkapnyaDalam menyebarkan ajaran Islam, setiap wali memiliki cara tersendiri. Salah satunya adalah Sunan Gunung Jati, yang melakukan dakwah di daerah Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaSyekh Jangkung merupakan salah satu tokoh yang sangat melegenda dalam sejarah Islam di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMetode Wali Songo dalam menyebarkan ajaran agama Islam.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Naskah Sanghyang Jati Maha Pitutur disimpan di Perpustakaan Nasional RI, dengan nomor koleksi L 426 C Peti 16.
Baca SelengkapnyaSunan Gresik tidak hanya seorang tokoh agama. Ia juga seorang pedagang, tabib, serta pemimpin yang ramah dan toleran.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga di sana merantau dan berhasil memperoleh kesuksesan di tanah rantau
Baca SelengkapnyaJawara asal Bekasi, Haji Kunang memiliki rumah mewah dan tanah seluas 2 hektar untuk dibangun rumah anak-anaknya.
Baca SelengkapnyaSantri di era modern dan digitalisasi seperti saat ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikira maupun tenaga,
Baca SelengkapnyaIa merupakan tokoh penting dalam sejarah Kota Surabaya.
Baca SelengkapnyaPenampakan masjid megah senilai Rp3,6 miliar di tengah kampung jutawan. Ternyata masyarakatnya tinggal di rumah mewah.
Baca Selengkapnya