Derita PPOK Bisa Turunkan Kualitas Hidup Pasien
Merdeka.com - Terjadinya masalah kesehatan atau penyakit yang dimiliki seseorang bisa sangat mempengaruhi kualitas hidupnya. Hal ini terutama ketika masalah kesehatan terjadi pada organ tubuh yang penting seperti paru-paru.
Dokter dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Triya Damayanti, Ph.D, Sp.P(K) mengingatkan bahwa penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup penderita.
"Yang penting itu adalah kualitas hidupnya. Kualitas hidupnya jadi sangat terganggu. Dia tergantung pada orang akhirnya, atau tergantung pada penggunaan oksigen kalau yang sudah makin berat," terangnya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Apa itu kanker paru-paru? Kanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di dalam paru-paru, organ yang berfungsi untuk menukar oksigen dan karbondioksida saat bernapas. Kanker paru-paru dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu kanker paru-paru non-sel kecil dan kanker paru-paru sel kecil.
-
Apa dampak polusi udara ke paru-paru? Polusi udara dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang serius, bahkan sampai berpotensi mengancam nyawa.
-
Apa dampak buruk polusi udara bagi kesehatan? Sebelumnya, Henie mengatakan bahwa polusi udara erat kaitannya dengan masalah kesehatan. Sakit batuk kini sering dijumpai di sekitar kita. ISPA sendiri tidak hanya batuk, tapi penyakit ISPA juga dimulai dari tenggorokan hingga paru bagian bawah.
-
Apa yang dialami oleh kanker paru? Kanker merupakan kelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel abnormal di dalam tubuh. Sel-sel abnormal ini dapat berkembang dan menyerang bagian tubuh mana pun akibat gangguan pada tingkat genetik.
-
Apa manfaat menjaga kesehatan paru-paru? Anda mungkin tidak menyadari bahwa paru-paru bekerja tanpa henti setiap hari, menarik napas sekitar 23 ribu kali. Setiap kali kita bernapas, paru-paru menyaring limbah dan mengalirkan oksigen ke dalam darah serta ke seluruh sel tubuh.
-
Kenapa polusi udara berbahaya bagi kesehatan? Udara yang tercemar oleh berbagai zat kimia dan partikulat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan bahkan kematian.
PPOK merupakan penyakit pada paru-paru yang terjadi dalam jangka panjang. Penyakit ini menghalangi aliran udara dari dalam paru sehingga akan mengalami keluhan sesak napas. Berbeda dengan asma, Triya mengatakan gejala sesak napas pada PPOK bersifat terus-menerus.
Triya mencontohkan, penderita PPOK biasanya tidak mampu menyelesaikan pekerjaan fisik yang membutuhkan tenaga atau gerak otot seperti pada orang normal. Hal ini akan memperburuk dan mengganggu aktivitas kehidupannya sehari-hari.
"Kalau pada PPOK itu sesak napasnya makin lama makin memberat, gradual, dan itu progresif. Yang tadinya bisa jalan, katakanlah 1 kilometer terus makin lama 100 meter saja sudah nggak kuat. Sesak, berjalannya lebih lambat sehingga dalam melakukan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu," ujar dia.
Menurut penelitian Global Burden Disease pada 2022, papar Triya, penyakit PPOK di Indonesia menduduki peringkat kesembilan untuk estimasi nilai years of life lost (YLL) atau jumlah tahun yang hilang akibat PPOK dari total usia harapan hidup.
PPOK kerap ditemukan pada orang berusia di atas 40 tahun dengan faktor risiko utama merokok dan pajanan polusi udara dari lingkungan sekitar. Yang disayangkan, ujar Triya, usia penderita PPOK rata-rata masih dapat dikatakan usia yang produktif.
Sebelum mendapatkan diagnosis, Triya mengatakan penderita biasanya belum menyadari bahwa kemunculan gejala seperti batuk, sesak napas, dan produksi dahak sebetulnya terkait dengan PPOK. Oleh sebab itu, dia mengingatkan pentingnya untuk tidak abai terhadap gejala tersebut dan segera memeriksakan diri di fasilitas kesehatan primer.
"Pasien mungkin meremehkan gejala keparahannya. Seringkali menganggap, 'Oh, ini mungkin karena hubungannya dengan usia'. Dan juga tidak meminta pertolongan medis secara langsung," ujar Triya.
Dengan pengobatan yang dilakukan lebih awal, diharapkan eksaserbasi atau perburukan pada penderita dapat dicegah. Apabila seseorang sudah didiagnosis menderita PPOK dan mengalami eksaserbasi, ujar Triya, maka fungsi paru-parunya tidak akan sama lagi seperti sedia kala.
Pada beberapa kasus, penderita PPOK masih mengalami gejala sesak napas walaupun sudah diresepkan pengobatan. Kondisi ini dapat berisiko memperburuk penderita yang sudah mengalami eksaserbasi sebelumnya.
Hal tersebut masih menjadi salah satu tantangan dalam penatalaksanaan bagi para dokter. Meski demikian, Triya tetap menekankan pentingnya pasien untuk mematuhi pengobatan atau terapi yang diberikan oleh dokter .
"Inilah yang harus kita (dokter) lakukan bagaimana pencegahan jangan sampai si pasien PPOK mengalami eksaserbasi," jelasnya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setidaknya lebih dari tiga penyakit dapat disebabkan oleh polusi. Untuk mencegahnya dapat menggunakan masker.
Baca SelengkapnyaPenyebab paru obstruktif kronis (PPOK) perlu diwaspadai setiap orang. PPOK adalah penyakit progresif yang bisa memburuk seiring berjalannya waktu.
Baca SelengkapnyaPolusi udara dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang serius, bahkan sampai berpotensi mengancam nyawa.
Baca SelengkapnyaBiaya Pengobatan Penyakit Pernapasan di BPJS Tembus Rp10 Triliun, Menkes Minta Polusi Udara Ditekan
Baca SelengkapnyaUmumnya orang baru akan merasakan parunya bermasalah ketika sudah muncul berbagai gejala terkait masalah pernapasan, bagaimana mencegahnya?
Baca SelengkapnyaMenghentikan kebiasaan merokok merupakan langkah krusial untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada paru-paru dan meningkatkan kualitas hidup.
Baca SelengkapnyaPolusi udara dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit
Baca SelengkapnyaPolusi udara juga bisa memperparah penyakit pernapasan seperti asma, bronkitis, dan PPOK.
Baca SelengkapnyaJangan Sampai Terserang ISPA di Musim Pancaroba, Lakukan Hal Ini
Baca SelengkapnyaRisiko ISPA semakin meningkat di tengah polusi udara kota yang buruk..
Baca SelengkapnyaDua kondisi medis yang paling umum terjadi dan termasuk ke dalam jenis PPOK adalah bronkitis kronis serta emfisema
Baca Selengkapnya