Meninggal Dunia pada saat Tidur Sebagian Besar Disebabkan karena Sakit Jantung
Kebanyakan orang meninggal saat tidur itu terkait penyakit jantung. Ada dua kemungkinan: serangan jantung atau masalah kelistrikan jantung.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Sari Sri Mumpuni, menjelaskan bahwa sebagian besar kasus kematian saat tidur sering kali berhubungan dengan masalah jantung. "Jika seseorang tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit, tetapi meninggal saat tidur, kemungkinan besar itu disebabkan oleh jantung" ujarnya.
Terdapat dua kemungkinan terkait masalah jantung yang dapat menyebabkan kematian saat tidur, yaitu serangan jantung atau masalah kelistrikan jantung yang berpotensi fatal. "Serangan jantung atau heart attack terjadi ketika pembuluh darah tersumbat secara mendadak, sehingga aliran darah ke jantung terputus," tambahnya pada acara temu media di Jakarta Selatan pada Kamis, 3 Oktober 2024.
-
Kenapa orang meninggal karena penyakit jantung ? Menurut data yang disampaikan Prima, setiap tiga detik ada orang yang meninggal karena penyakit jantung koroner atau stroke di dunia. Di Indonesia, satu dari sepuluh kematian disebabkan oleh penyakit jantung koroner, dan pada tahun 2016, biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung mencapai Rp7,4 triliun, angka tertinggi dibandingkan penyakit lainnya.
-
Kenapa orang sering tidur berisiko penyakit jantung? Penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur lebih dari 9-10 jam per malam memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung dan stroke.
-
Apa penyebab alami kematian manusia? Kematian karena penyebab alami sangat umum terjadi. Penyebab alami yang dimaksud dalam hal ini adalah segala sesuatu yang bukan merupakan kecelakaan atau hal lain yang dipengaruhi oleh suatu kekuatan eksternal, seperti kecelakaan atau pembunuhan.
-
Kenapa penyakit jantung menjadi penyebab kematian terbanyak? Penyakit jantung merupakan salah satu hal yang paling umum menyebabkan kematian di dunia, termasuk Indonesia.
-
Bagaimana kurang tidur bisa menyebabkan kematian? Selain itu, kondisi mental dan fisik yang melemah akibat kurang tidur meningkatkan risiko kecelakaan fatal, terutama ketika seseorang mengemudi atau mengoperasikan alat berat. Ketidakmampuan tubuh untuk pulih akibat kurang tidur yang ekstrem akhirnya akan mengakibatkan berbagai gangguan pada organ vital.
-
Bagaimana cara seseorang meninggal karena usia tua? Menurut Dr. Elizabeth Dzeng, asisten profesor kedokteran di University of California, San Francisco, 'Tidak ada dokter yang akan mencantumkan 'usia tua' sebagai penyebab kematian di sertifikat kematian. Biasanya, penyebabnya adalah sesuatu seperti serangan jantung atau gagal organ, yang dipicu oleh penyakit-penyakit yang mendasari seperti infeksi, kanker, atau penyakit jantung.' Hal ini menunjukkan bahwa istilah 'usia tua' hanyalah label umum yang sering digunakan ketika penyebab spesifik kematian tidak diketahui atau sulit ditentukan.
Kemungkinan lainnya adalah adanya gangguan pada kelistrikan jantung, seperti fibrilasi ventrikel, yang merupakan kondisi di mana impuls listrik di jantung bergerak dengan cepat dan tidak teratur, menyebabkan ventrikel bergetar (fibrilasi) alih-alih memompa darah dengan efektif ke seluruh tubuh.
"Jadi, jantung hanya bergetar tanpa berfungsi dengan baik," jelasnya dengan cara yang lebih sederhana. Jika seseorang mengalami fibrilasi ventrikel, hal ini dapat mengakibatkan tidak adanya sirkulasi darah yang mengalirkan oksigen dan nutrisi ke tubuh, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Sebenarnya dapat terdeteksi
Sari menjelaskan bahwa masalah kelistrikan pada jantung, seperti fibrilasi ventrikel, dapat terdeteksi melalui pemeriksaan jantung seperti EKG. "Jika sudah teridentifikasi, pasien akan disarankan untuk memasang alat pacu jantung, yang dapat membantu menjaga detak jantung tetap normal jika terjadi masalah," ungkap Sari.
Selain melalui medical check-up, dokter biasanya mengenali adanya masalah kelistrikan jantung dari keluhan yang disampaikan pasien. "Seringkali pasien mengeluhkan, 'Mengapa saya tiba-tiba bisa pingsan atau merasa pingsan?' Dalam situasi seperti ini, dokter syaraf biasanya akan merujuk pasien ke dokter jantung untuk mengevaluasi apakah ada gangguan pada irama jantung," jelas wanita yang meraih gelar spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.
Pemeriksaan Jantung Sebaiknya Mulai Dilakukan sejak 40 Tahun
Karena masalah jantung dapat terjadi tanpa gejala dan berpotensi mengancam nyawa, Sari mendorong masyarakat yang berusia 40 tahun ke atas untuk menjalani pemeriksaan jantung. Dia juga mengingatkan anak-anak dari orang tua yang memiliki riwayat serangan jantung untuk lebih berhati-hati dan melakukan pemeriksaan jantung lebih awal.
"Apa yang perlu diperiksa? Yang paling dasar adalah rekam jantung dan tes treadmill. Jika ada indikasi penyumbatan atau masalah koroner, itu bisa dilakukan dengan CT Scan. Saat ini, banyak paket pemeriksaan kesehatan yang sudah termasuk CT Scan," jelasnya.
Jika hasil pemeriksaan, seperti rekam jantung, menunjukkan adanya kecurigaan terhadap masalah irama jantung, pasien akan dirujuk kepada ahli jantung yang memiliki spesialisasi dalam kelistrikan jantung. Pasien tersebut akan menjalani berbagai tes, seperti pemantauan jantung selama 24 jam setiap hari selama seminggu. Tindakan lain yang mungkin dilakukan termasuk pencarian saraf yang bermasalah atau pemasangan alat pacu jantung.