Bahaya Sleep Apnea yang Sering Diabaikan, Bisa Memicu Hipertensi
Di tengah malam yang sepi, saat tubuh beristirahat dan memulihkan diri, sleep apnea mengganggu pola napas normal, yang bisa membawa bahaya bagi penderitanya.
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang banyak dialami orang. Meski umum, namun bahaya sleep apnea tidak bisa disepelekan.
Bahaya Sleep Apnea yang Sering Diabaikan, Bisa Memicu Hipertensi
Sleep apnea, gangguan tidur yang sering tidak terdiagnosis, merupakan gangguan tidur yang banyak dialami orang. Di tengah malam yang sepi, saat tubuh beristirahat dan memulihkan diri, sleep apnea mengganggu pola napas normal yang sering kali tanpa disadari oleh penderitanya.Kondisi ini bukan hanya tentang mendengkur—ini adalah masalah serius yang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan jangka panjang.
Ketidaknyamanan di siang hari seperti kelelahan kronis dan sakit kepala mungkin tampak sebagai gangguan sepele, namun ini adalah tanda peringatan dini dari kondisi yang lebih serius. Sleep apnea mengurangi kualitas tidur, mengganggu siklus tidur alami, dan menghambat kemampuan tubuh untuk mendapatkan istirahat yang cukup.
Sayangnya, banyak yang mengabaikan gejala-gejala sleep apnea, menganggapnya sebagai bagian dari kehidupan yang sibuk atau stres. Namun, pengabaian ini dapat berakibat fatal. Artikel ini akan mengajak Anda untuk lebih mewaspadai bahaya sleep apnea yang bisa menimbulkan masalah kesehatan serius lainnya.
-
Apa itu sleep apnea? Sleep apnea adalah gangguan tidur yang berpotensi menjadi masalah serius di mana pernapasan berulang kali berhenti. Jika Anda mendengkur keras dan merasa lelah, bahkan setelah tidur semalaman, Anda mungkin menderita sleep apnea. Kondisi ini berbeda dengan dengkuran biasa atau primer. Dengkuran primer dapat disebabkan oleh kondisi hidung atau tenggorokan, gaya tidur (terutama tidur telentang), kelebihan berat badan atau usia yang sudah tua, atau penggunaan alkohol atau depresan lainnya. Sedangkan orang dengan sleep apnea cenderung mendengkur dengan: Dengkuran yang jauh lebih keras daripada mereka yang mendengkur biasa Jeda saat mereka bernapas (selama lebih dari 10 detik) Napas pendek, terengah-engah, atau tersedak Gelisah
-
Apa itu apnea tidur? Apnea tidur adalah gangguan tidur serius di mana pernapasan seseorang terhenti dan dimulai kembali berulang kali selama tidur. Kondisi ini menyebabkan kualitas tidur yang buruk, yang mengakibatkan kantuk di siang hari dan kelelahan.
-
Siapa yang bisa alami sleep apnea? Meskipun sering diasosiasikan dengan pria bertubuh besar yang mendengkur, sleep apnea juga bisa dialami oleh wanita. Bahkan, seseorang dengan rahang sempit atau perubahan pada otot dapat mengalami apnea, yang menghalangi aliran oksigen ke paru-paru.
-
Apa saja efek kurang tidur bagi penderita apnea tidur obstruktif? Berdasarkan penelitian, orang yang menderita apnea tidur obstruktif dan kurang tidur memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena resistensi insulin, obesitas viseral, dan juga hipertensi.
-
Bagaimana apnea tidur obstruktif mempengaruhi kualitas tidur? Gangguan tidur tersebut menyebabkan otot tenggorokan menjadi rileks dan menghalangi saluran napas bagian atas seseorang, sehingga memicu gangguan pernapasan saat tidur.
-
Apa saja ciri-ciri obstructive sleep apnea? Jenis yang paling umum terjadi adalah obstructive sleep apnea (OSA), yaitu ketika saluran napas tertutup sebagian selama waktu tidur dan membuat level oksigen di dalam tubuh jadi sangat rendah, sehingga mengganggu pola tidur. Dari penelitian yang pernah dilakukan, sebanyak 30% orang dengan OSA mengalami sakit kepala di pagi hari. Nah, beberapa ciri OSA yang umumnya dialami antara lain tidur mengorok, jeda yang cukup panjang selama tertidur, dan tersedak saat tidur.
Apa Itu Sleep Apnea?
Sleep apnea adalah gangguan tidur serius yang ditandai dengan berhentinya pernapasan secara berkala selama tidur. Ini terjadi ketika otot-otot di belakang tenggorokan menjadi terlalu rileks, menyebabkan saluran napas menyempit atau menutup, dan mengurangi aliran oksigen ke otak dan tubuh.
- Obstructive sleep apnea (OSA): Jenis yang paling umum, terjadi ketika otot-otot yang mendukung langit-langit lunak, uvula, amandel, dinding samping tenggorokan, dan lidah rileks terlalu jauh.
- Central sleep apnea: Terjadi ketika otak tidak mengirim sinyal yang tepat ke otot-otot yang mengontrol pernapasan.
- Complex sleep apnea syndrome: Gabungan dari OSA dan central sleep apnea.
Gejala Sleep Apnea
Gejala-gejala sleep apnea dapat bervariasi, tetapi beberapa yang paling umum meliputi:
- Mendengkur keras: Ini sering menjadi gejala yang paling jelas dan mengganggu, terutama bagi orang yang tidur di ruangan yang sama.
- Tidur terganggu: Penderita sleep apnea sering mengalami tidur yang tidak nyenyak dan terbangun berkali-kali selama malam.
- Sakit kepala di pagi hari: Banyak orang dengan sleep apnea bangun dengan sakit kepala, yang mungkin disebabkan oleh kurangnya oksigen atau tidur yang terganggu.
- Mengantuk di siang hari atau kelelahan: Karena kualitas tidur yang buruk, penderita sering merasa sangat mengantuk di siang hari atau tidak memiliki energi.
- Bangun dengan mulut kering atau sakit tenggorokan: Ini terjadi karena penderita sleep apnea sering bernapas melalui mulut saat tidur.
- Penurunan libido: Beberapa penderita melaporkan penurunan minat dalam aktivitas seksual.
- Iritabilitas atau perubahan suasana hati: Kurangnya tidur yang berkualitas dapat menyebabkan perubahan mood dan iritabilitas.
- Insomnia: Meskipun ironis, orang dengan sleep apnea sering kesulitan untuk tetap tertidur.
- Terengah-engah atau sesak napas: Penderita mungkin terbangun dengan perasaan tercekik atau kesulitan bernapas.
Selain itu, ada beberapa gejala lain yang mungkin tidak segera dikaitkan dengan sleep apnea, seperti kesulitan berkonsentrasi, depresi, atau masalah memori.
Bahaya Sleep Apnea
1. Hipertensi
Sleep apnea dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah saat tidur. Kondisi ini dikenal sebagai hipertensi, yang merupakan salah satu faktor utama risiko penyakit jantung. Ketika seseorang mengalami sleep apnea, pernapasan mereka terhenti secara berkala selama tidur, yang mengakibatkan penurunan kadar oksigen dalam darah.
Tubuh bereaksi terhadap kekurangan oksigen ini dengan melepaskan hormon stres yang dapat meningkatkan tekanan darah. Jika tidak diobati, hipertensi yang disebabkan oleh sleep apnea dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
2. Gangguan Irama Jantung
Sleep apnea juga dapat menyebabkan gangguan irama jantung, yang dikenal sebagai aritmia. Ini terjadi ketika jantung berdetak tidak teratur atau terlalu lambat, yang dapat berkontribusi pada risiko penyakit jantung yang lebih tinggi.
Selama episode sleep apnea, jantung dapat mengalami stres tambahan karena harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan jantung menjadi lelah dan akhirnya mengarah pada kondisi seperti fibrilasi atrium, yang merupakan jenis aritmia yang serius.
3. Penyakit Jantung Obstruktif Kronis (PJK)
Sleep apnea memiliki keterkaitan yang kuat dengan penyakit jantung obstruktif kronis (PJK). PJK adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi fungsi jantung dan pernapasan.
Ketika seseorang mengalami sleep apnea, saluran udara mereka terhalang, yang mengakibatkan pernapasan yang tidak efisien dan dapat memperburuk kondisi PJK. PJK sendiri dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya, termasuk kelelahan kronis dan kesulitan bernapas.
4. Stres Oksidatif
Sleep apnea dapat menyebabkan peningkatan stres oksidatif dalam tubuh. Stres oksidatif terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas yang merusak dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya.
Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel dan jaringan, termasuk jantung. Dalam jangka panjang, stres oksidatif yang disebabkan oleh sleep apnea dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
5. Risiko Serangan Jantung
Sleep apnea meningkatkan risiko serangan jantung. Selama episode sleep apnea, tubuh mengalami penurunan pasokan oksigen, yang dapat memicu respons inflamasi.
Peradangan ini, bersama dengan tekanan darah tinggi dan stres oksidatif, dapat menyebabkan plak aterosklerotik di dalam arteri, yang jika pecah, dapat menyebabkan serangan jantung.
6. Risiko Stroke Iskemik
Sleep apnea juga dapat mengurangi aliran darah ke otak, yang dapat meningkatkan risiko stroke iskemik ketika tidur. Stroke iskemik terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak terhambat, biasanya karena gumpalan darah.
Kekurangan oksigen yang terjadi selama episode sleep apnea dapat menyebabkan pembentukan gumpalan darah, yang jika mencapai otak, dapat menyebabkan stroke.