Patah Hati Tidak Lagi Menjadi Penyebab Meningkatnya Berat Badan
Merdeka.com - Patah hati yang dialami seseorang biasanya bisa menimbulkan sejumlah perubahan pada tubuh termasuk soal berat badan. Naik atau turunnya berat badan seseorang secara drastis sering dihubungkan dengan fase patah hati ini.
Namun, walau hal tersebut sudah lama dipercayai oleh banyak orang, penelitian terbaru menyebut bahwa hal tersebut tak terbukti. Dilansir dari Medical Daily, penelitian terbaru menyebut bahwa bertambahnya lemak dan berat badan akibat makan secara emosional ternyata tak terbukti.
Penelitian sebelumnya menghubungkan antara putus cinta dengan meningkatnya stres serta perubahan emosional. Seseorang yang memiliki perasaan negatif cenderung makan lebih banyak dan memilih makanan tak sehat untuk mengatasi patah hati mereka.
-
Bagaimana perubahan berat badan dan nafsu makan pada depresi? Beberapa orang mengalami peningkatan nafsu makan yang berlebihan, sehingga berisiko mengalami peningkatan berat badan. Di sisi lain, ada pula yang kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
-
Bagaimana stres berat mempengaruhi fisik? Stres yang berat tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga kondisi fisik.
-
Kenapa patah hati rasanya seperti seluruh tubuh sakit? I don’t know why they call it heartbreak. It feels like every other part of my body is broken too.
-
Kenapa berat badan naik mendadak? Naiknya berat badan secara cepat merupakan salah satu hal yang sering menjadi perhatian. Pada beberapa kasus, naiknya berat badan dengan cepat ini mungkin cukup normal, namun dalam beberapa kondisi, hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan tertentu yang muncul.
-
Kenapa berat badan turun drastis berbahaya? Memiliki berat badan berlebih atau obesitas bisa menyebabkan masalah kesehatan. Namun, ketika menurunkan berat badan secara besar-besaran dan terlalu ekstrem, hal ini juga bisa berdampak tak sehat.
-
Apa penyakit yang menyebabkan berat badan naik? Sekitar satu dari lima orang dewasa mengalami gangguan tiroid yang tidak aktif, juga dikenal sebagai hipotiroidisme. Meskipun kondisi ini lebih umum pada wanita, pria juga dapat mengalami hipotiroidisme, yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan secara mendadak.
Pandangan tersebut dipatahkan oleh penelitian terbaru yang diterbitkan pada Journal of the Evolutionary Studies Consortium. Untuk penelitian ini, peneliti mengumpulkan 581 orang yang menjawab survei mengenai hubungan masa lalu mereka. Selain itu ditanyai mengenai putus cinta yang mereka alami serta apakah ada kenaikan atau penurunan berat badan setahun setelah hubungan kandas.
Mayoritas Partisipan Tak Mengalami Kenaikan Berat Badan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62,7 persen partisipan tidak mengalami perubahan berat badan. Peneliti kemudian menanyai 261 partisipan lain untuk mempelajari mengenai hubungan jangka panjang serta berat badan.
Peneliti juga melihat perilaku partisipan terhadap mantan pasangan mereka, siapa yang mengajak putus, tingkat komitmen, makan secara emosional, serta kenikmatan terhadap makanan. Mayoritas partisipan mengalami putus namun 65,13 persen tidak mengalami perubahan berat badan setelah hubungan panjang dan serius kandas.
Banyak Hal yang Membuat Perhatian Seseorang Kini Teralihkan
"Kami terkejut bahwa pada dua penelitian, yang melibatkan sampel cukup besar dari masyarakat, kami tidak menemukan bukti kummerspeck (makan secara emosional)," terang Marissa Harrison profesor psikologi dari Penn State Harrisburg.
"Hal yang kami temukan adalah pada penelitian kedua, wanita yang telah memiliki kecenderungan untuk makan secara mosional mengalami penambahan berat badan setelah hubungan kandas. Namun hal tersebut tidak umum dialami," sambungnya.
Harrison mengungkap bahwa pria dan wanita modern saat ini mengalami lebih sedikit stres dan perubahan emosional karena akses yang lebih lebar terhadap berbagai hal serta pekerjaan yang dapat mengalihkan perhatian. Hal ini kemudian menjadi fokus dari banyak orang dibanding makanan.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naiknya berat badan secara mendadak bisa disebabkan oleh sejumlah kendala fisik berikut.
Baca SelengkapnyaEmotional eater adalah orang yang makan sebagai cara untuk mengatasi emosi yang kuat, seperti stres, kecemasan, kesepian, atau kebosanan.
Baca SelengkapnyaSalah satu ciri khas penurunan berat badan karena kanker adalah hilangnya nafsu makan.
Baca SelengkapnyaSama seperti berat badan tiba-tiba naik yang perlu diwaspadai, turunnya berat badan secara tiba-tiba juga harus diwaspadai.
Baca SelengkapnyaSalah satu hal yang biasanya paling menonjol tampak setelah pernikahan adalah perut yang kian membuncit.
Baca SelengkapnyaTerjadinya stress eating ini bisa sangat susah untuk diatasi dan dihentikan karena sejumlah alasan.
Baca SelengkapnyaMengetahui ciri-ciri ini dapat menjadi motivasi tambahan dan memberikan dorongan semangat untuk tetap berkomitmen pada rencana diet.
Baca SelengkapnyaBertambahnya berat badan seseorang ketika dia berhenti merokok bukanlah mitos belaka. Penelitian mengungkap mengapa hal ini terjadi.
Baca SelengkapnyaTidak turunnya berat badan setelah diet bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
Baca SelengkapnyaMenurunnya nafsu makan secara tiba-tiba patut diselidiki penyebabnya.
Baca SelengkapnyaSeseorang bisa disebut mengalami penurunan berat badan yang drastis ketika dia kehilangan 1 kilogram dalam seminggu.
Baca SelengkapnyaSeorang ahli pengobatan fungsional menjelaskan bahwa masalah berat badan dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
Baca Selengkapnya