Perjalanan Panjang PSM di Pentas Sepak Bola Indonesia: Dimulai Sejak 105 Tahun yang Lalu
Merdeka.com - Bola.com, Makassar - PSM Makassar adalah klub tertua Indonesia yang tetap eksis di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air.
Sejak berubah nama dari Makassarsche Voetbalbond (MVB) menjadi Persatoean Sepakbola Makassar (PSM) pada 1951, klub kebanggaan Kota Daeng langsung mewarnai pentas sepak bola Tanah Air dengan deretan prestasi sekaligus penyumbang pemain buat tim nasional Indonesia.
Dari era Perserikatan sampai Liga Indonesia, PSM meraih enam trofi juara yakni pada musim 1956–1957, 1957–1959, 1964–1965, 1965–1966, 1991–1992 dan 1999–2000.
-
Apa nama awal PSM Makassar? PSM Makassar dibentuk pada 2 November 1915 dengan nama pertama klub kebanggaan warga Makassar tersebut, Football Bone.
-
Kapan PSM Makassar dibentuk? PSM Makassar dibentuk pada 2 November 1915 dengan nama pertama klub kebanggaan warga Makassar tersebut, Football Bone.
-
Kapan PSMS Medan berdiri? Persatuan Sepakbola Medan Sekitarnya atau disingkat PSMS Medan adalah klub yang berbasis di Medan, Sumatra Utara. Klub yang berjuluk “Ayam Kinantan“ ini telah berdiri pada tahun 1950.
-
Kapan PSSI didirikan? PSSI sudah hadir sejak zaman penjajahan Belanda dan dibentuk di Yogyakarta pada tahun 1930.
-
Siapa klub tertua di Indonesia? PSM Makassar Jawara Liga 1 musim lalu ini merupakan klub tertua di Indonesia.
Juku Eja pun melengkapi suksesnya dengan menjuarai berbagai turnamen. Baik di Indonesia atau luar negeri. Puluhan pemain asal Makassar pun kerap jadi bagian penting di tim nasional Indonesia.
Pada era 1950-an, sosok Andi Ramang dan Maulwi Saelan berjasa besar buat timnas saat meraih medali perunggu Asian Games 1958. Sebelumnya, bersama Ramang dan Maulwi, Indonesia sempat mengejutkan dunia sepakbola saat menahan Uni Soviet tanpa gol pada perempat final Olimpiade Melbourne 1956.
Pada dekade 1960-an, PSM memunculkan M. Basri, Manan, Rasyid Dahlan, Frans Jo dan Saleh Ramadaud yang reguler berkostum tim nasional pada sejumlah turnamen internasional. Begitu pun pada 1970-an, ada nama Ronny Pattinasarani, Suaeb Rizal, Nasir Salassa dan Dullah Rahim yang menonjol bersama skuat Merah Putih.
Dekade berikutnya, PSM diwakili sejumlah nama seperti Surul Lengu dan Hengky Siegers yang masuk dalan skuat timnas.
Pada era 1990-an yang merupakan masa transisi dengan ditandai lahirnya Liga Indonesia, PSM tetap menjadi penyumbang pemain timnas dari putra Makassar. Sebut saja Yusrifar Djafar, Ansar Razak dan Ronny Ririn. Dua nama terakhir juga masuk dalam skuat Indonesia di Piala Asia. Ansar di edisi 1996 dan Ronny pada 2000.
Nama Syamsul Chaeruddin jadi penerus seniornya di era tahun 2000-an. Syamsul mengorbit bersama Hamka Hamzah dan Samsidar ketika membawa Timnas Indonesia U-20 meraih trofi juara di Piala Hassanal Bolkiah 2002, Brunei Darussalam.
Lalu bagaimana menggambarkan perjalanan PSM Makassar dalam angka. Berikut ringkasannya.
1915
PSM Makassar Logo (Bola.com/Adreanus Titus)PSM lahir pada Pada 2 November 1915 dengan nama awal Makassarsche Voetbalbond (MVB). Pendirian ini ditandai dengan pegelaran kompetisi lokal yang diikuti 15 tim.Ke-15 berasal dari berbagai ras dan komunitas di Makassar, di antaranya Prosit, klub amatir milik orang Belanda yang sudah berdiri sejak 1909.
Dari komunitas Tionghoa ada Excelsior dan Nam Hwa. Makassar yang merupakan gerbang Indonesia Timur juga dihuni oleh orang Ambon yang memiliki klub bernama Vios yang kemudian berganti nama Zwaluwen.
Excelsior dan Vios dikenal sebagai klub ekslusif ketika itu karena memiliki lapangan sepakbola sendiri untuk latihan.Dari komunitas Arab diwakili oleh klub Annasar.
Sedangkan dari kalangan penduduk lokal atau bumiputera mengandalkan Mangoeni, MOS (Maen Oentoek Sport), Celebes Voetbalbond, dan Bintang Prijaji.
Kompetisi ini berlangsung sampai Februari 1916. Selepas kompetisi, pengurus MVB pun terbentuk melalui rapat yang diadakan pada 27 Februari 1916.
Menurut Makassarsche Courant terbitan 1 Maret 1916, nama-nama pengurus MVB adalah M.L. Hartwig (ketua), E. Bouvy (wakil ketua), F. van Bommel (sekretaris/bendahara), J.W.G. Boukers, W.R. Groskamp, O. Thiele, Sagi dan Mangkalan (direksi).
1957
PSM Makassar pada saat era perserikatan 1960, di mana Andi Ramang dan Suwardi Arlan menjadi pemain andalan. (Bola.com/Abdi Satria)Setelah menjadi runner-up pada 1951, PSM baru meraih juara untuk kali pertama pada musim 1956-1957. Saat itu, PSM sejak awal memang dijagokan jadi juara.
Sejumlah pemain PSM saat itu adalah langganan Timnas Indonesia. Sebut saja Maulwi Saelan, Nursalam, Suwardi Arlan, Sunar Arlan, Rasyid Dahlan dan Ramang sebagai sosok sentral.
Pada putaran final yang dikuti enam tim lainnya yakni PSMS, Persib Bandung, Persija Jakarta, PSP Padang, Persebaya Surabaya dan Persema Malang, Juku Eja mencetak lima kemenangan dan satu seri. Dalam enam partai, mereka mengemas 23 gol dan hanya kemasukkan 7 gol.
1992
Logo PSM Makassar. (Bola.com/Dody Iryawan)Gelar terakhir PSM di era Perserikatan terjadi setelah Juku Eja mengalahkan PSMS Medan 2-1 pada partai puncak yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, 27 Februari 1992.
Sebelumnya, di semifinal, PSM mengalahkan juara bertahan Persib Bandung juga dengan skor 2-1. Pada 1994, giliran Persib menghentikan ambisi PSM untuk meraih dua gelar secara beruntun. PSM takluk 0-2 dari seterunya itu pada laga final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, 17 April 1994.
2000
Kolase - Kisah PSM di Era Emas 2000-2001 (Bola.com/Adreanus Titus/Foto: Abdi Satria)PSM meraih gelar perdana Liga Indonesia pada musim 1999-2000. Juku Eja yang diperkuat sederet pemain timnas saat itu, seperti Aji Santoso, Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto dan Miro Baldo Banto plus gelandang asing terbaik, Carlos de Mello memang dijagokan jadi juara sebelum kompetisi dimulai.
Setelah melenggang mulus dari penyisihan wilayah sampai semifinal, PSM meraih trofi juara setelah mengalahkan PKT Bontang 3-2 pada laga final di Stadion Gelora Bung Karno, 23 Juli 2000.
2001
Kisah Pahit PSM di Liga Indonesia 2001. (Bola.com/Dody Iryawan)Pada tahun ini, PSM menuai sorotan di pentas internasional dengan menembus perempat final Liga Champions Asia 2000-2001.
Sebelum berlaga di babak ini, PSM menyingkirkan Song Lam Nghe An (Vietnam) dengan agregat gol 4-1 di babak pertama dan mempermalukan Royal Thai Air Force (Thailand) dengan agregat gol 11-1 di babak kedua.
Sayang, langkah PSM terhenti di 8 Besar setelah menghadapi Jubilo Iwata (Jepang), Suwon Samsung Bluewings (Korsel) dan Shandong Luneng Taishan (China). Seperti diketahui, Suwon jadi juara setelah mengalahkan Iwata 1-0 di laga final.
Pamor PSM sebagai Raja Asean saat itu tetap terjaga setelah meraih trofi juara di Piala Ho Chi Minh City, Vietnam. Di kompetisi lokal, Juku Eja justru gagal mempertahankan gelarnya setelah di final kalah dari Persija Jakarta 2-3.
2018
Suporter PSM Makassar kecewa besar tim kesayangannya meraih gelar Liga 1 2018 sekalipun Tim Juku Eja meraih kemenangan telak 5-1 atas PSMS di Stadion Andi Mattalatta, Mattoangin, Minggu (9/12/2018). (Bola.com/Abdi Satria)PSM gagal meraih trofi juara kali kedua di pentas kompetisi kasta tertinggi tanah air. Di Liga 1 2018 yang menerapkan sistem kompetisi penuh, ambisi juara PSM dihentikan Persija Jakarta.
Di klasemen akhir, perolehan poin Juku Eja hanya kalah satu angka dari Persija yang mengoleksi 62 poin. Hasil ini membuat PSM menjadi klub yang paling banyak meraih posisi runner-up di Liga Indonesia. Sebelumnya, PSM juga terpaksa gigit jari pada musim 1995–1996, 2001, 2003 dan 2004.
2019
Striker PSM Makassar, Ferdinand Sinaga, melakukan selebrasi usai membobol gawang Lao Toyota FC pada laga Piala AFC 2019 di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu (13/3). PSM menang 7-3 atas Lao. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)PSM meraih trofi juara Piala Indonesia 2018-2019 setelah mengubur ambisi seterunya, Persija Jakarta. Kedua eks Perserikatan ini dua kali bertemu di laga final.
Pertemuan pertama, Macan Kemayoran menang tipis 1-0 di Stadion Gelora Bung Karno, 21 Juli 2019. PSM membalas sekaligus meraih gelar setelah menang 2-0 di Stadion Andi Mattalatta Mattoangin, 6 Agustus 2019.
Keberhasilan PSM ini sempat ternoda menyusul aksi pelemparan bus pemain Persija oleh oknum suporter pada leg kedua yang seharusnya digelar pada 28 Juli 2019.
Video
(mdk/)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perjalanan yang tak mudah harus dilalui klub kebanggaan kota Riau ini.
Baca SelengkapnyaPersebaya adalah salah satu klub dengan fans paling solid di Indonesia
Baca SelengkapnyaPSMS Medan merupakan klub sepakbola berbasis di Kota Medan yang berdiri pada tahun 1950.
Baca SelengkapnyaSalah satu klub sepak bola yang usianya sudah tidak muda lagi ini sempat melahirkan pemain-pemain lokal andalan Timnas Indonesia tahun 1950-an.
Baca SelengkapnyaLahirnya PSSI tidak lepas dari semangat untuk menentang penjajahan.
Baca SelengkapnyaPerkembangan sepak bola di Indonesia sudah mulai terbentuk dari zaman kolonial. Namun, di era PSSI Timnas Indonesia pernah menorehkan sejarah emas.
Baca SelengkapnyaKlub kebanggaan Sumatra Barat ini kembali berkompetisi di Liga 1 Indonesia musim 2024/2025.
Baca SelengkapnyaSaat itu hanya tiga klub sepak bola yang bertanding
Baca SelengkapnyaSalah satu pemain yang dijuluki 'Si Kancil' ini digadang-gadang menjadi sosok penting dalam sejarah sepak bola di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini klub berjuluk Macan Putih ini menorehkan sejarah
Baca SelengkapnyaNama Uston Nawawi dielu-elukan banyak pihak untuk jadi pelatih kepala Persebaya. Merdeka.com menelusuri sisi lain dirinya yang jarang terungkap.
Baca Selengkapnya