5 Fakta Menarik Kota Barus, Tempat Masuknya Islam Pertama Kali di Indonesia
Merdeka.com - Kota Barus merupakan sebuah wilayah yang terletak di antara perbukitan dan pesisir barat Sumatra Utara. Sejak zaman dahulu, Kota Barus dikenal sebagai penghasil kamper atau kapur barus. Seperti diketahui, kamper berasal dari getah tanaman pohon kapur yang hanya tumbuh di wilayah Indonesia.
Kota ini berjarak kira-kira 290 kilometer dari Kota Medan. Kota yang disebut-sebut sebagai titik awal masuknya Islam di Indonesia ini menjadi salah satu tujuan wisata religi di Sumatra Utara.
Berikut fakta-fakta menarik Kota Barus yang menjadi bukti kota ini merupakan tempat masuknya Islam pertama kali di Tanah Air.
-
Di mana Masjid Raya Sumatera Barat berada? Terletak di Kecamatan Padang Utara, Kota Padang, pembangunan masjid ini berlangsung cukup lama.
-
Kapan Islam mulai masuk ke Nusantara? Di Nusantara, sejarah masuknya Islam masih menjadi topik yang sering diperdebatkan. Banyak fakta yang tidak tertulis menyebabkan perbedaan pendapat di kalangan sejarawan mengenai waktu dan lokasi awal masuknya Islam.
-
Dimana Balai Yasa tertua di Sumatra Utara? Selanjutnya, bengkel kereta api tertua ada di Sumatra Utara yang bernama Balai Yasa Pulubrayan.
-
Dimana wilayah Suku Basemah? Suku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.
-
Kapan Islam masuk ke Indonesia? Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-13, sebab pada kenyataannya pada tersebut di Indonesia sudah berdiri suatu politik Islam. Jadi sudah barang tentu Islam telah masuk ke Indonesia jauh sebelumnya, yakni sekitar abad ke-7 Masehi atau pada abad pertama Hijriyah.
-
Apa yang menjadi pusat ekonomi di Sumatra? Pekanbaru dikenal sebagai salah satu sentra ekonomi terbesar di Pulau Sumatra.
Ditemukan Banyak Makam Ulama Islam
Dilansir dari tapteng.go.id, di Barus ditemukan makam para auliya dan ulama penebar Islam di Indonesia pada abad ke-7 silam. Di antaranya Makam Papan Tinggi, Makam Mahligai, Makam Syekh Mahdun, Makam Syekh Ibrahim Syah, Makam Tuan Ambar dan Makam Tuan Syekh Badan Batu.
Nama Barus Disebut di Banyak Literatur Kuno
Nama Barus juga muncul dalam sejarah perabadan Melayu lewat Hamzah Fansyuri, seorang penyair sufi terkenal. Barus juga dikenal dengan nama Pancur, yang kemudian diubah ke dalam bahasa Arab menjadi Fansur. Dalam buku “Barus Seribu Tahun yang Lalu” yang ditulis arkeolog Perancis, Claude Guillot dibantu beberapa penulis lainnya menyebutkan, Barus termasuk dalam golongan kota-kota kuno yang terkenal di seluruh Asia sejak abad ke-6 Masehi.
Jalur Perdagangan yang Tersohor di Eropa dan Timur Tengah
Dilansir dari correcto.id, Barus sangat tersohor hingga ke Eropa dan Timur Tengah karena menghasilkan kapur barus dan rempah-rempah. Pada abad ke-7, masuknya Islam ke Nusantara diyakini melalui jalur perdagangan Barus ini.Claude Guillot memaparkan bukti-bukti bahwa sejak abad ke 6 Masehi Barus sudah menjadi kawasan perdagangan yang ramai. Pada akhir abad ke 7 yang juga merupakan abad pertama Hijriah, pedagang-pedagang Arab mulai menjejakkan kakinya di pelabuhan Barus.
Terdapat Makam yang Dibuat di Tahun Kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab
Sumber: dream.co.id ©2020 Merdeka.com
Di kota ini, terdapat makam terpanjang dan mempunyai batu nisan yang besar dan tinggi. Panjang makam itu diperkirakan sekitar tujuh meter lebih.Di batu nisan yang tertulis nama Syekh Mahmud Fil Hadratul Maut dari Yaman yang dituliskan pada 34 Hijriyah sampai 44 Hijriyah. Di mana pada masa itu adalah kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khattab.
Diresmikan sebagai Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara
Sumber: pariwisatasumut.net ©2020 Merdeka.com
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri telah mengakui bahwa Barus merupakan kota Islam pertama dan tertua di Indonesia. Pada 24 Maret 2017 lalu, bertepatan hari Jumat, Pemerintah RI meresmikan Tugu Titik Nol Pusat Peradaban Islam Nusantara di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Desa ini dikenal sebagai pusat peradaban sejak zaman Hindu Buddha di Indonesia
Baca SelengkapnyaDi Desa Astana, peninggalan kejayaan Islam era lampau masih bisa dilihat seperti makam Sunan Gunung Jati, Petilasan Syekh Datul Kahfi, sampai Keraton Pakungwati
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca SelengkapnyaBangunan yang hampir seluruh bagiannya menggunakan kayu itu menjadi bagian dari sejarah masuknya Islam di Sumbar yang berlangsung sejak ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaSalah satu destinasi wisata di Kabupaten Sijunjung ini terdapat berbagai peninggalan sejarah berupa tebing-tebing tinggi dari bebatuan tua zaman Paleozoikum.
Baca SelengkapnyaWisata halal adalah salah satu konsep pariwisata menarik yang ditawarkan oleh Indonesia.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Sumatra Thawalib berkontribusi besar bagi perkembangan Islam di Nusantara.
Baca SelengkapnyaNama perpustakaan itu bertujuan untuk mengenang jasa pujangga asal Riau keturunan Tapanuli, yaitu Soeman Hasibuan.
Baca SelengkapnyaSimak cara penyebaran Islam di Indonesia berikut ini beserta sejarah masuknya.
Baca SelengkapnyaProses masuknya Islam ke Indonesia didasarkan pada tiga teori. Terdapat pula tokoh-tokoh penting dalam proses penyebarannya.
Baca SelengkapnyaDari pasar terapung yang ramai hingga keheningan hutan pinus, kota ini menyimpan cerita di setiap sudutnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini adalah lebih dari 1.000 masjid dan lebih dari 4.000 musala berdiri di Sidoarjo
Baca Selengkapnya