Garam Gunung Krayan, Garam Terbaik dari Gunung Kalimantan yang Digemari Sultan Brunei Darussalam
Daerah Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ini terkenal dengan penghasil garam gunung yang melimpah serta sudah diekspor ke luar negeri.
Daerah Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ini terkenal dengan penghasil garam gunung yang melimpah serta sudah diekspor ke luar negeri.
Garam Gunung Krayan, Garam Terbaik dari Gunung Kalimantan yang Digemari Sultan Brunei Darussalam
Indonesia terkenal dengan hasil buminya yang melimpah. Tak sedikit sumber utama dari komoditas berasal dari alam sekitar, baik itu lahan pertanian hingga wilayah gunung.
Salah satu wilayah yang tidak hanya kaya dengan tradisi dan budaya melainkan juga kaya akan komoditasnya adalah Krayan. Daerah ini berada di bagian terluar negara Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia.
(Foto: Pixabay)
-
Apa keunikan Garam Kusamba? Dengan proses yang tradisional, karakteristik dari garam Kusamba ini cenderung berbeda dari garam biasanya. Bentuknya sendiri putih bersih berkilau seperti kristal, lalu butiran-butirannya sedikit lebih besar dari garam pada umumnya. Paling menarik adalah pada bagian cita rasanya. Garam Kusamba ini memiliki rasa yang tidak terlalu asin, ada sentuhan gurih dalam setiap butirannya. Apabila petani membuatnya menggunakan palung kelapa, maka akan muncul rasa manis.
-
Dimana Garang Asem terkenal? Maka dari itu, makanan ini sangat terkenal di kota tersebut.
-
Di mana garam batuan ini ditemukan? Diketahui, mereka memeriksa garam laut (halit) yang terbentuk pada berbagai waktu selama 150 juta tahun terakhir di cekungan sedimentasi yang berbeda secara geografis di Amerika Serikat Eropa, Asia, dan Afrika.
-
Kenapa Pecak bandeng jadi favorit Sultan Banten? Tidak salah jika menu ini jadi favorit kerajaan Kesultanan Banten karena cita rasanya yang lezat.
-
Dimana garam berasal? Kandungan garam ini berasal dari proses alami hujan yang memiliki sifat sedikit asam. Saat hujan jatuh ke permukaan batu, sifat asamnya akan melarutkan sejumlah kecil garam dan mineral yang kemudian mengalir ke sungai dan danau.
-
Apa cita rasa utama Garang Asem? Nama Garang Asem di ambil karena makanan tersebut memiliki cita rasa pedas (Garang) dan asam (Asem).
Daerah Krayan cukup terkenal sebagai daerah penghasil garam gunung terbaik yang ada di Indonesia. Letaknya yang berada di pegunungan pada ketinggian 500 sampai 1.500 meter di atas permukaan laut, hal ini juga membuktikan jika gunung tidak hanya mengandung asam tetapi juga bisa menghasilkan garam.
Penasaran dengan garam gunung Krayan yang unik? Simak rangkuman informasinya yang dihimpun dari situs indonesia.go.id berikut ini.
Ada 33 Mata Air Asin
Berdasarkan data Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), terdapat 33 mata air asin yang tersebar di lembah-lembah yang relatif datar pada ketinggian 900 mdpl serta daerah rawa rendah.
Air asin tersebut mengalir dari kaki bukit yang bercampur dengan air sungai. Masyarakat Krayan menyebut garam gunung tersebut dengan sebutan tucu'. Garam gunung ini dipercaya sehat dikonsumsi karena memilik salinitas yang tinggi dan mengalir dari dalam tanah.
Kemudian, kadar air yang terkandung dalam garam gunung ini kurang dari 5 persen. Usia dari mata air asin ini konon sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Namun, keberadaannya baru bisa terkuak oleh masyarakat Suku Dayak Lundayeh pada tahun 1932-an.
4 Titik Pengerjaan
Meski terdapat 33 mata air asin, namun sampai sekarang hanya berjumlah 4 titik saja yang beroperasi untuk dijadikan bahan baku pembuatan garam. Keempat titik itu berada di Long Midang (Kecamatan Krayan), Pa Kebuan (Kecamatan Krayan Timur).
Kemudian, dua daerah lagi berada di Pa Betung (Kecamatan Krayan Barat), dan Long Kayu (Kecamatan Krayan Selatan).
Prosesnya Masih Sederhana
Dalam proses pembuatan garam gunung ini, masyarakat masih menggunakan metode tradisional dan sederhana. Cara tersebut sudah berlangsung lama dan cita rasanya tidak pernah berubah.
Air asin yang sudah diambil dari sumur itu harus dimasak terlebih dahulu di dalam wadah berupa drum besar berbahan stainless steel atau anti karat. Wadah drum tadi diletakkan di atas tungku yang terbuat dari batu atau tanah liat.
Kemudian, wadah tersebut dipanaskan selama berjam-jam menggunakan kayu bakar. Dengan menggunakan wadah anti karat mampu menghasilkan garam dengan kualitas yang baik. Proses perebusan air asin itu menghasilkan kristal putih garam basah.
Dalam sehari, masyarakat Suku Dayak Lundayeh bisa menghasilkan garam gunung Krayan dari empat mata air asin sekitae 200 sampai 250 kilogram. Adapun garam itu dikemas dengan membetuk batang berdiameter 5 cm lalu di potong sepanjang 30 cm.
Garam Kesukaan Sultan Brunei
Meski metodenya masih sangat tradisional dan diproduksi dalam hutan pedalaman, namun garam gunung Krayan ini berhasil tembus pasar lokal bahkan hingga mancanegara.
Salah satu kehebatan dari garam ini adalah Sultan Hassanal Bolkiah atau orang nomor satu di Brunei Darussalam rupanya sangat menyukai garam dari Krayan. Ia pun juga mengonsumsi beras organik dari Krayan bernama Beras Adan.