Mengenal Sopi, Minuman Alkohol dalam Budaya Masyarakat di Nusa Tenggara Timur
Minuman ini sudah ada sejak zaman Belanda yang bernama 'Zoopje' atau alkohol cair dalam Bahasa Indonesia.
Minuman ini sudah ada sejak zaman Belanda yang bernama 'Zoopje' atau alkohol cair dalam Bahasa Indonesia.
Mengenal Sopi, Minuman Alkohol dalam Budaya Masyarakat di Nusa Tenggara Timur
Beberapa orang pernah mencicipi minuman alkohol. Sekadar untuk menghangatkan badan atau menjadi bagian dari tradisi sekaligus budaya lokal. Minuman alkohol dengan nuansa budaya dan tradisi di Indonesia salah satunya ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang bernama Sopi
Minuman ini sudah ada sejak zaman Belanda yang bernama 'Zoopje' atau alkohol cair dalam Bahasa Indonesia. Sopi bagi masyarakat setempat bukanlah minuman alkohol biasa, melainkan sudah dianggap sebagai warisan dari nenek moyang mereka. Sehingga minuman ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Kadar alkohol yang terkandung pada Sopi sangatlah tinggi, yakni mencapai 40%.
Simak penelusuran minuman legendaris milik masyarakat NTT yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Dikenal Dua Nama
Melansir dari situs indonesia.go.id, minuman ini telah dikenal dengan dua nama, yaitu Sopi dan Moke.
Secara umum, keduanya adalah minuman yang sama hanya saja proses penyulingannya berbeda.
Moke sendiri disuling dengan wadah periuk tanah liat dan uap dari hasil sulingnya dialiri menggunakan batang-batang bambu.
Sementara Sopi, disuling menggunakan gentong yang sambung dengan pipa. Secara kadar alkohol, Sopi dan Moke mengandung alkohol yang cukup tinggi. Bahkan, jika disulut dengan api bisa menyala.
Proses Sertifikasi
Di Pulau Flores, terdapat sebuah daerah dengan penghasil Sopi yang berkualitas dan tentunya sudah cukup terkenal tepat berada di Aimere, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.
Di daerah Ngada inilah, terdapat produk Sopi berkualitas dengan label "BM" kepanjangan dari Bakar Menyala. Dari namanya pun sudah cukup menggambarkan apa isi dan kandungan dari Sopi tersebut.
Mereka akan menuangkan minuman itu di sebuah permukaan yang keras.
Kemudian, sulut dengan api maka Sopi akan dengan mudahnya terbakar. Artinya, kualitas Sopi tersebut sudah lulus sertifikasi, apabila tidak menyala produk ini tidak laku di pasaran.
Bagian dari Budaya
Dibalik minuman ini, rupanya Sopi sudah menjadi budaya yang sudah berkembang sejak cukup lama. Tak heran jika Sopi sudah bagian dari kearifan lokal masyarakat NTT.
Dulu, budaya minum Sopi berkembang di kampung-kampung pelosok pegunungan. Mereka meneguk Sopi bukan untuk mabuk-mabukan, melainkan sulitnya mendapatkan sumber air. Sejak zaman dulu, Sopi menjadi minuman pengganti air karena sangat mudah didapat.
Secara umum, Sopi diminum menggunakan mangkok yang terbuat dari batok kelapa. Sebelum meneguknya, mereka lazimnya menuangkan sebagian isinya ke tanah sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.